Operator Telko Eropa Meminta Raksasa Digital Ikut Membiayai Pembangunan Jaringan

Senin, 29 November 2021 | 10:31 WIB
Operator Telko Eropa Meminta Raksasa Digital Ikut Membiayai Pembangunan Jaringan
[ILUSTRASI. Menara telekomunikasi 5G pada 5G Mobility Lab milik Vodafone di Aldenhoven, Jerman, 27 November 27. REUTERS/Thilo Schmuelgen]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  BRUSSELS. Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) seharusnya menanggung sebagian dari biaya pengembangan jaringan telekomunikasi di Eropa, demikian pernyataan dari kepala eksekutif Deutsche Telekom, Vodafone dan 11 perusahaan telekomunikasi besar Eropa lainnya, Senin. Permintaan itu muncul karena konten dari berbagai raksasa digital media itu yang memenuhi jaringan telekomunikasi.

Pernyataan para CEO operator telko itu muncul ketika industri telekomunikasi menghadapi tuntutan melakukan investasi besar-besaran untuk jaringan 5G, serat dan kabel. Kebutuhan infrastruktur itu muncul agar berbagai layanan data dan cloud yang disediakan Netflix dan Google YouTube dan Facebook bisa bergulir.

Investasi di sektor telekomunikasi Eropa naik menjadi 52,5 miliar euro, atau setara Rp 851,2 triliun di tahun lalu. Itu merupakan angka yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.

Baca Juga: Berseberangan dengan Investor Terbesar, CEO TIM Mengundurkan Diri

“Bagian terbesar dari lalu lintas jaringan dihasilkan dan dimonetisasi oleh platform teknologi besar. Namun yang harus melakukan perencanaan dan investasi jaringan yang berkelanjutan dan intensif adalah sektor telekomunikasi,” demikian ujar para CEO dalam pernyataan bersama yang dilihat Reuters.

“Model ini – yang memungkinkan warga negara Uni Eropa untuk menikmati hasil dari transformasi digital – hanya dapat berkelanjutan jika platform teknologi besar tersebut juga berkontribusi secara adil terhadap biaya jaringan,” kata mereka.

Para CEO tidak menyebutkan nama perusahaan teknologi. Namun Reuters memahami bahwa raksasa yang terdaftar di AS seperti Netflix dan Facebook adalah perusahaan yang dimaksud.

CEO yang membubuhkan tandatangan dalam pernyataan bersama itu berasal dari Telefonica, Orange, KPN, BT Group, Telekom Austria, Vivacom, Proximus, Telenor, Altice Portugal, Telia Company dan Swisscom.

Baca Juga: Berhenti beroperasi, Kominfo mengawal perlindungan 50.000 pelanggan IM2

Para CEO juga mengkritik harga lelang frekuensi tinggi, yang menjadi sumber dana bagi Uni Eropa. Mereka menilai, struktur harga frekuensi yang berlaku sekarang akan memaksa kehadiran bisnis yang tidak berkelanjutan.

Upaya anggota parlemen UE untuk menghapus biaya tambahan pada panggilan di dalam kawasan Uni Eropa juga mendapat sorotan para CEO. Bagi perusahaan telekomunikasi di Eropa, panggilan intra Uni Eropa merupakan sumber pendapatan dari pengguna bisnis.

“Kami memperkirakan parlemen Uni Eropa secara sepihak akan menghapus lebih dari 2 miliar euro pendapatan dari sektor ini dalam periode 4 tahun. Nilai itu setara dengan 2,5% dari kapasitas investasi tahunan sektor untuk infrastruktur seluler," kata perusahaan tersebut.

Anggota parlemen Uni Eropa harus mendiskusikan proposal mereka dengan negara-negara Uni Eropa sebelum rencana itu dapat diberlakukan. Jalan untuk mencapai kesepakatan tersebut tidaklah mudah.

Bagikan

Berita Terbaru

Kinerja Summarecon Agung Tbk (SMRA) Bakal Terangkat Stimulus
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:45 WIB

Kinerja Summarecon Agung Tbk (SMRA) Bakal Terangkat Stimulus

Penjualan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diproyeksi akan pulih pada pertengahan tahun 2026, setelah lesu di awal tahun

Nasabah Korporasi Masih Menahan Ekspansi, Simpanan Rekening Jumbo Melesat
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:45 WIB

Nasabah Korporasi Masih Menahan Ekspansi, Simpanan Rekening Jumbo Melesat

Nasabah kaya dan korporasi nampaknya masih hati-hati dalam memutar uang yang dimiliki. Alih-alih belanja, mereka pilih memarkirkan dana di bank.​

Kebijakan KDM Jabar Bayangi Portofolio Kredit Properti 2026
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:30 WIB

Kebijakan KDM Jabar Bayangi Portofolio Kredit Properti 2026

Tatkala perbankan memacu KPR agar terus melesat di tengah daya beli masyarakat yang layu, aral melintang justru menghadang.​

Strategi Investasi Saat Harga Emas Menjebol Rp 2,5 Juta per Gram
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:30 WIB

Strategi Investasi Saat Harga Emas Menjebol Rp 2,5 Juta per Gram

Harga emas Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa.

Bank Digital Akan Diawasi Secara Khusus
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:25 WIB

Bank Digital Akan Diawasi Secara Khusus

 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menabuh genderang pengawasan lebih ketat bagi industri perbankan digital.​

APBN Pembayar Tagihan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:05 WIB

APBN Pembayar Tagihan

Data APBN 2025 menelanjangi betapa mahalnya harga sebuah stabilitas. Alokasi subsidi dan kompensasi energi diproyeksikan menembus Rp 315 triliun.

Banjir Surat Berharga Negara di 2026
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:00 WIB

Banjir Surat Berharga Negara di 2026

Pasar surat utang pemerintah masih memiliki daya tarik karena peringkat sovereign Indonesia masih terus stabil di BBB.

Penyaluran Beras SPHP Meleset di Akhir Tahun
| Selasa, 23 Desember 2025 | 06:00 WIB

Penyaluran Beras SPHP Meleset di Akhir Tahun

Realisasi penyaluran beras SPHP baru menyentuh 897.000 ton atau setara 59,8% total target tahunan pemerintah 1,5 juta ton.

BEER Berharap Kinerja Tetap Berbuih di 2026
| Selasa, 23 Desember 2025 | 05:35 WIB

BEER Berharap Kinerja Tetap Berbuih di 2026

BEER menyiapkan belanja modal periode 2025-2026 untuk memperkuat kapasitas dan daya saing jangka panjang.

Beberapa Daerah Sudah Tetapkan UMP 2026
| Selasa, 23 Desember 2025 | 05:25 WIB

Beberapa Daerah Sudah Tetapkan UMP 2026

Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk  provinsi Jawa Tengah dan DKI Jakarta baru ditetapkan 24 Desember 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler