OPMS Merealisasikan Buyback, Harga Sahamnya Berhasil Menguat 35,38%

Kamis, 09 April 2020 | 11:34 WIB
OPMS Merealisasikan Buyback, Harga Sahamnya Berhasil Menguat 35,38%
[ILUSTRASI. Pekerja PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) mulai membedah kapal bekas yang dibeli perusahaan, KM Mentari Sentosa, di Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (14/11/2019). Realisasi buyback membuat harga saham OPMS kini lebih stabil. Su]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) bergerak cepat dalam merealisasikan buyback saham.

Sejauh ini emiten yang berbisnis jual beli besi dan kapal bekas, itu telah melakukan buyback sekitar 130,37 juta saham.

Saham sebanyak itu setara dengan 13,04% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.

Jumlah dan persentase saham ini sesuai dengan data kepemilikan saham OPMS oleh PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk per 7 April 2020 yang disampaikan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Nah, berdasar data transaksi harian, realisasi buyback 130,37 juta saham OPMS berlangsung dalam dua kali transaksi di pasar negosiasi.

Pertama, pada 23 Maret 2020 lewat perantara Sinarmas Sekuritas, PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk memborong sekitar 38,07 juta saham.

Harga pelaksanaannya di Rp 110 per saham sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 4,2 miliar.

Pada transaksi tersebut, Investindo Nusantara Sekuritas bertindak sebagai broker penjual.

Transaksi buyback kedua berlangsung pada 1 April 2020, juga difasilitasi Sinarmas Sekuritas dan Investindo Nusantara Sekuritas.

Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Mega Proyek Infrastruktur Terancam Mangkrak

Pada hari itu PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk kembali memborong 40,7 juta saham OPMS. 

Dengan harga pelaksanaan Rp 109 per saham, nilai transaksinya mencapai Rp 4,4 miliar.

Dus, PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk sudah menggelontorkan anggaran untuk buyback sebesar Rp 8,6 miliar.

Merujuk rencana buyback yang disampaikan Meilyna Widjaja, Direktur Utama PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk pada 13 Maret 2020 lalu, emiten itu ingin melakukan buyback 19,84% saham.

Anggaran buyback yang disiapkan antara sekitar Rp 17,95 miliar hingga Rp 21,92 miliar.

Ini merujuk pada batas nominal harga buyback antara Rp 90 per saham hingga Rp 110 per saham.

Harga stabil

Sejauh ini, buyback berhasil mengatrol harga saham OPMS.

Pada 17 Maret 2020 harga saham OPMS ada di Rp 65 per saham, titik paling nadir sejak listing pada 23 September 2019.

Nah, sejak saat itu hingga penutupan pasar 8 April 2020 harga saham OPMS berhasil menguat 35,38%.

Sejak 27 Maret 2020 hingga sekarang, harga saham OPMS stabil di kisaran Rp 80 per saham.

Oh ya, sebetulnya pada 7 April 2020 terjadi dua transaksi saham OPMS di pasar negosiasi sebanyak 61,6 juta lembar.

Harga pelaksanaannya di Rp 110 per saham sehingga total nilai transaksinya mencapai Rp 6,8 miliar.

Baca Juga: Permintaan Nikel Diprediksi Turun, Begini Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO)

Pertama, crossing saham yang difasilitasi Sinarmas Sekuritas sebanyak 51,6 juta lembar.

Kedua, penjualan 10 juta saham lewat Investindo Nusantara Sekuritas kepada Sinarmas Sekuritas.

Namun, sejauh ini KONTAN belum memperoleh informasi apakah transaksi pada 7 April 2020 itu terkait dengan buyback saham OPMS atau bukan.

Bagikan

Berita Terbaru

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 11 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.906.000 per gram, tapi harga buyback Rp 1.750.000 per gram.

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global

Langkah Donald Trump justru lebih merugikan ekonomi AS dan menekan mata uangnya sendiri, ketimbang berdampak negatif terhadap negara lain.​

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:16 WIB

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput

Hingga akhir Juni 2025, pendapatan pajak daerah hanya mencapai Rp 107,7 triliun, terkontraksi 8,06% secara tahunan.

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:11 WIB

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit

Mengukur potensi defisit neraca perdagangan efek negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS)  

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:07 WIB

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah

Meski dibayangi sentimen negatif sektoral, sejumlah saham emiten dinilai masih menarik untuk dicermati.

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:05 WIB

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral

Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 15-16 Juli pekan depan   

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:38 WIB

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas

Kinerja PT Pamapersada Nusantara serta pelemahan harga batubara global membatasi prospek PT United Tractors Tbk (UNTR).

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:10 WIB

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi

Target harga rata-rata 12 bulan berdasar rekomendasi analis menunjukkan ada upside potential lebih dari 50%.

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:48 WIB

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan

Ketika PT Gaia Artha Dinamic melakukan akumulasi, harga saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) justru melorot. 

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:30 WIB

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko

 Memasuki separuh kedua 2025, kinerja aset-aset investasi masih diselimuti oleh volatilitas pasar yang tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler