Otomotif Bakal Menjadi Motor Penggerak Kinerja Astra International (ASII)

Kamis, 13 April 2023 | 04:10 WIB
Otomotif Bakal Menjadi Motor Penggerak Kinerja Astra International (ASII)
[]
Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT Astra International Tbk (ASII) bakal disetir segmen otomotif di tahun ini. Ini artinya, segmen otomotif akan menggantikan dominasi segmen alat berat yang didukung moncernya harga komoditas di 2022.

Analis MNC Sekuritas Rudy Setiawan mengamati, dominasi segmen usaha alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE) bakal berakhir. Ini seiring prospek harga batubara global yang kurang menarik di 2023. 

Rudy melihat segmen otomotif akan menjadi pengganti karena didorong prospek penjualan kendaraan roda empat (4W) dan kendaraan roda dua (2W). Penjualan mobil diproyeksikan mencapai 1 juta unit sementara penjualan motor diperkirakan mencapai 5,4 juta-5,6 juta unit tahun ini.

Baca Juga: Mudik Lebaran Mendongkrak Bisnis Otomotif, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Rencana pemerintah memberikan subsidi penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) juga dipandang sebagai katalis positif bagi ASII. Ini seiring langkah Daihatsu yang ingin berinvestasi di pasar EV Indonesia. Dengan demikian, kehadiran Daihatsu sebagai mitra ASII akan bisa bersaing dengan kendaraan listrik Indonesia yang didominasi Hyundai dan Wuling.

Posisi ASII sebagai pemimpin pasar sekitar 68% untuk kendaraan roda dua dan 53% untuk kendaraan roda 4 akan mengimbangi pendapatan UNTR yang diproyeksikan menurun. Rudy memperkirakan, pendapatan ASII bakal tergelincir 4,54% tahun ini, tetapi proyeksi tersebut telah dihitung pasar. 

"Persaingan ketat akan berlanjut di tahun ini, tetapi produk baru Toyota Fortuner, Rush, dan Terios menunjukkan peluang yang tidak dapat diabaikan di 2023," tulis Rudy dalam riset 9 Maret 2023.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Astra International (ASII) yang Disetir Segmen Otomotif

Kendati demikian, Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman mencermati, volume penjualan akan lebih rendah di tahun ini karena berbagai hambatan. Tahun lalu sudah menjadi tahun pemulihan yang kuat, didorong pemulihan ekonomi, percepatan dan peluncuran model baru kendaraan listrik, serta dorongan permintaan dari diskon pajak barang mewah yang berjalan hingga akhir September 2022.

Prospek penjualan

Mengingat kinerja tahun lalu sangat kuat, kinerja ASII pada tahun 2023 tidak akan melebihi penjualan tahun 2022. Hal itu karena meningkat bunga dan inflasi serta tidak adanya diskon pajak barang mewah. "Faktor tersebut kemungkinan mengurangi permintaan dan membatasi pembelian mobil,” ujar Arief dalam riset 16 Januari 2023.

Arief meyakini, skema subsidi kendaraan listrik untuk mempercepat adopsi penggunaan EV akan menghadapi beberapa kendala. Ini karena insentif yang pemerintah berikan masih sedikit sehingga masyarakat masih akan bertahan menggunakan kendaraan bahan bakar bersubsidi. Selain itu, infrastruktur pengisian daya masih sedikit. Per Januari 2023, hanya ada 413 stasiun pengisian daya di 295 lokasi di Indonesia.

Baca Juga: Equinix dan Astra Bentuk Usaha Patungan Dukung Kebutuhan Digital Indonesia

Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono justru menyebut, daya beli yang mulai meningkat akan menjadi pendorong permintaan kendaraan baru. "Sepeda motor bakal ada kenaikan permintaan karena memang ada permintaan yang tertahan tahun lalu," kata Agus, Rabu (12/4).

Di sepanjang 2022, pendapatan konsolidasi ASII tumbuh 29,1% menjadi Rp 301,4 triliun ditopang segmen bisnis HEMCE dan otomotif. Pendapatan kedua segmen tersebut masing-masing naik 56% dan 25% menjadi Rp 123,7 dan 
Rp 121,1 triliun di tahun lalu. 

Bisnis alat berat HEMCE berkontribusi sekitar 41%, disusul kontribusi bisnis otomotif sebesar 40,2%, lalu bisnis jasa keuangan 8,9%, serta 9,9% dari bisnis lain-lain.

Dari sisi bottom line, emiten induk grup Astra ini membukukan laba bersih Rp 28,94 triliun atau naik 43% secara tahunan. Perlu dicatat, laba bersih ini memperhitungkan penyesuaian nilai wajar dari investasi ASII di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Sementara, laba bersih ASII yang tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi Grup di GOTO dan HEAL mencapai Rp 30,5 triliun, lebih tinggi 51% dibandingkan raihan tahun 2021.

Ketiga analis menyarankan buy saham ASII. Rudy memasang target di Rp 7.000. Sementara Agus dan Arief memasang target masing-masing Rp 6.900 dan Rp 6.800.  

Baca Juga: ASII dan GOTO Terbesar, Cermati Saham-Saham yang Banyak Dijual Asing, Selasa (4/4)

Bagikan

Berita Terbaru

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

INDEKS BERITA

Terpopuler