Otoritas Penerbangan AS Mengungkap Ancaman Baru di Boeing seri 737

Senin, 03 Juni 2019 | 07:47 WIB
Otoritas Penerbangan AS Mengungkap Ancaman Baru di Boeing seri 737
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Otoritas penerbangan sipil di Amerika Serikat mengungkap masalah baru yang ada di pesawat Boeing 737. Federal Aviation Administration (FAA), Minggu (2/6), menyatakan ratusan pesawat Boeing 737 kemungkinan menggunakan sukucadang yang diproduksi secara tidak layak. FAA pun meminta Boeing segera mengganti sukucadang tersebut.

FAA menilai, sebanyak 148 sukucadang tersebut bermasalah karena rentan rusak sebelum waktunya karena dihasilkan dari proses produksi yang tidak sesuai standar. Keseluruhan suku cadang bermasalah itu merupakan bagian dari komponen mesin yang mengatur leading edge slat track. Slat merupakan semacam panel, yang berada di bagian sayap pesawat. Saat pesawat hendak lepas landas dan mendarat, panel ini akan terbuka, membuat bagian depan sayap menjadi lebih lebar.

FAA menenggarai komponen yang bermasalah itu terpasang di 179 Boeing 737 seri MAX, dan Boeing 737 seri NG. Di banyak negara, Boeing 737 seri MAX masih dilarang terbang menyusul dua musibah fatal di Indonesia dan di Etiopia yang menewaskan hingga lebih dari 300 orang. Boeing hingga kini masih melakukan perbaikan atas software yang diduga menjadi penyebab dari kedua kecelakan yang serupa itu.

Menanggapi pertanyaan FAA, Boeing menyatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang komponen slat track yang bermasalah. Namun setelah pernyataan FAA, produsen pesawat terbesar di dunia itu menyatakan telah mengidentifikasi sekitar 20 unit Boeing 737 MAX yang kemungkinan menggunakan suku cadang yang bermasalah. Boeing akan melakukan pemeriksaan atas sukucadang bermasalah itu di 159 unit Boeing MAX lainnya.

Untuk pesawat Boeing 737 seri NG, Boeing menyatakan telah mengidentifikasi 21 unit yang menggunakan part yang kemungkinan bermasalah. Produsen pesawat asal AS itu menyarankan maskapai pembeli produknya untuk memeriksakan Boeing 737 NG yang ada di armada mereka. Boeing 737 NG merupakan generasi ketiga 737 yang mulai diproduksi sejak tahun 1997.

FAA menyatakan, kerusakan total leading slat track tidak mengakibatkan pesawat tidak berfungsi. Namun part yang gagal bisa menyebabkan pesawat mengalami gangguan dalm penerbangan.

FAA pun berniat menerbitkan airworthiness directive  semacam instruksi yang harus dipenuhi Boeing dan maskapai pengguna 737 untuk mengidentifikasi dan mengganti seluruh sukucadang yang bermasalah. Setelah instruksi itu terbit, maka maskapai harus memeriksakan armadanya, dan mengganti komponen yang dinilai bermasalah sebelum 10 hari. Namun dalam periode 10 hari itu, pesawat masih boleh diterbangkan.

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler