Pabrikan Mobil Global Ini Bakal Membangun Basis Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Rabu, 03 Juli 2019 | 07:01 WIB
Pabrikan Mobil Global Ini Bakal Membangun Basis Produksi Mobil Listrik di Indonesia
[]
Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia masih menjadi magnet yang menarik bagi para pebisnis, termasuk pabrikan otomotif global. Sejumlah produsen otomotif dari China, Jepang dan Korea Selatan, siap membangun basis produksinya di Tanah Air, termasuk mobil listrik.

Toyota Motor Corp dan Hyundai Motor Company, misalnya, akan membangun pabrik mobil di Indonesia. Selain memenuhi pasar otomotif lokal, mereka akan mengekspor produksi dari Indonesia.

Bukan saja investasi kendaraan konvensional, Toyota bahkan bersiap membangun basis produksi kendaraan listrik di Indonesia. Pabrikan asal Jepang ini mengalokasikan Rp 28,3 triliun selama empat tahun ke depan.

“Rencana investasi Toyota terkait kebijakan pemerintah, yaitu mendorong pengembangan electric vehicle," kata Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, setelah menggelar pertemuan dengan President Toyota Motor Corp, Akio Toyoda, pekan lalu.

Toyota masih menanti regulasi mobil listrik. "Investasi harus sesuai regulasi," kata Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal Toyota Manufacturing Indonesia, kemarin.

Memang, pemerintah menyiapkan dua rancangan aturan pengembangan mobil listrik. Pertama,rancangan beleid percepatan kendaraan berbasis elektrik.

Kedua, rancangan aturan yang berkaitan dengan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) industri berbasis elektrik, termasuk produk mobil hibrida. Tapi, lama dirancang, dua aturan itu tak kunjung terbit.

Toh, Airlangga berjanji, insentif mobil listrik akan menarik. "PPnBM itu akan menjadi nol jika berbasis elektrik dan emisinya paling rendah,” ungkap Airlangga.

Selain Toyota, pabrikan otomotif asal Korea Selatan, Hyundai, akan memproduksi mobil di Indonesia mulai tahun 2021. Targetnya, 47% produksi untuk pasar domestik dan 53% untuk ekspor.

Tahap awal, Hyundai masih memproduksi mobil konvensional dan selanjutnya memproduksi mobil ramah lingkungan terbuka. Airlangga sempat ikut menguji mobil berbahan bakar hidrogen bernama Hyundai Nexo dalam kesempatan kunjungan ke pabrik Hyundai di Korsel.

Pabrikan lain, Mitsubishi Motors, juga melirik potensi produksi mobil listrik. "Kami dukung program kendaraan listrik di Indonesia," ujar Naoya Nakamura, Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia.

Oh iya, selain regulasi, pemerintah juga harus menyiapkan sarana pendukung dan infrastruktur lain produksi mobil listrik. Mulai dari ketersediaan listrik, bahan baku, hingga komponen baterai. Tanpa itu, negara lain yang akan menyambar peluang investasi mobil listrik itu.

Bagikan

Berita Terbaru

TLKM Butuh Triliunan Rupiah untuk Lincah Jalankan Sejumlah Agenda Ekspansi
| Sabtu, 01 November 2025 | 15:00 WIB

TLKM Butuh Triliunan Rupiah untuk Lincah Jalankan Sejumlah Agenda Ekspansi

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) gencar melakukan sejumlah aksi bisnis hingga korporasi untuk membesarkan perusahaannya.

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto
| Sabtu, 01 November 2025 | 13:00 WIB

Eskposur Kecil Solana (SOL) Mampu Tingkatkan Imbal Hasil Portofolio Kripto

Solana (SOL) berhasil menembus level US$ 200 atau sebesar Rp 3,32 juta seiring kabar peluncuran Exchange Traded Fund (ETF) berbasis koin ini.

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia
| Sabtu, 01 November 2025 | 11:00 WIB

BlackRock, Vanguard, Hingga WisdomTree Ubah Posisi di Saham Rokok Indonesia

Pergerakan investor institusi asing di dua emiten rokok besar, GGRM dan HMSP, menunjukkan dinamika menarik sepanjang 2025.

Beban Ambisi Politisi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:10 WIB

Beban Ambisi Politisi

Di saat bank swasta leluasa menyalurkan kredit ke segmen lebih menguntungkan, bank milik negara kerap harus menanggung risiko sosial lebih besar.

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi
| Sabtu, 01 November 2025 | 06:00 WIB

Pasca Lepas Bisnis Es Krim, Unilever Fokus pada Produk Margin Tinggi

Mengupas strategi bisnis PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pasca melepas bisnis es krim di awal tahun 2025

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja
| Sabtu, 01 November 2025 | 05:05 WIB

Bank Berburu Fee Based Demi Menjaga Kinerja

.aat laju kredit masih tak bertenaga, sejumlah bank makin bergantung pada pendapatan non bunga demi menjaga keuntungan

Main Aman Saat Ekonomi Tak Pasti, Peserta DPLK Tambah Deposito
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:35 WIB

Main Aman Saat Ekonomi Tak Pasti, Peserta DPLK Tambah Deposito

Hingga Juli 2025, dana peserta DPLK di keranjang deposito bertambah Rp 10,7 triliun sejak awal tahun menjadi Rp 78,07 triliun

Pertumbuhan di Tengah Kerentanan
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:18 WIB

Pertumbuhan di Tengah Kerentanan

Pemulihan ekonomi bukan hanya soal angka pertumbuhan, tapi juga tentang tumbuhnya kepercayaan bahwa masa depan bisa lebih baik.

Pendapatan Bunga Bikin Cuan Bank Digital Kian Tebal
| Sabtu, 01 November 2025 | 04:15 WIB

Pendapatan Bunga Bikin Cuan Bank Digital Kian Tebal

Pendapatan bunga bersih yang masih tumbuh tinggi, menjadi bahan bakar kenaikan laba bank digital hingga sembilan bulan pertama tahun ini.

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik
| Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:23 WIB

Terdepak Dari Indeks LQ45, Berikut Ini Saham Yang Masih Bisa Dilirik

BRIS dan JSMR masih lebih diuntungkan karena memiliki sentimen makro, serta dukungan BUMN, katalis belanja & transportasi di kuartal IV.

INDEKS BERITA

Terpopuler