Efek Warisan Buruk

Selasa, 26 Agustus 2025 | 06:11 WIB
Efek Warisan Buruk
[ILUSTRASI. TAJUK - Ahmad Febrian]
Ahmad Febrian | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisul itu pecah. Ketidakpuasan akibat ketimpangan kesejahteraan pejabat dengan kondisi masyarakat berbuah demonstrasi besar di Jakarta Senin (25/8). 

Ada satu data valid yang menjadi bukti nyata, kondisi ekomomi kita buruk. BPJS Ketenagakerjaan mencatat, klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) di semester I 2025 Rp 442,92 miliar. Melesat 114% dibanding periode sama tahun lalu. Dengan kata lain, angka kenaikan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor formal, ya, sebesar itu. 

Di tengah buruknya ekonomi, beberapa pemerintah daerah menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Seperti di Pati, Kota Cirebon, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Bone. Kenaikan PBB itu  adalah warisan Joko Widodo (Jokowi). Di 5 Januari 2022, Jokowi mengesahkan UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,

Pasal 41 di UU inisiatif pemerintah itu menyebutkan, PBB perkotaan dan pedesaan atau PBB-P2 maksimal 0,5%. Padahal sebelumnya tarif tersebut cuma 0,1%-0,3%. Daerah menganggap pasal ini menjadi peluang mengungkit pendapatan asli daerah (PAD) lewat PBB.

Selama berkuasa, banyak kebijakan Jokowi yang kontroversi. Sebut saja UU Cipta Kerja sebanyak 1.203 pasal dari 79 UU selesai dalam 167 hari.  Kontroversi lain, pembangunan infrastruktur. Keagresifan menghasilkan utang hampir Rp 6.000 triliun selama masa dia berkuasa. 

Warisan buruk ini menjadi beban pemerintahan Prabowo Subianto. Utang jatuh tempo di 2025 mencapai Rp 800,33 triliun. Masalahnya, sudah tahu mendapat warisan buruk, Prabowo malah membikin kabinet gemuk dan program populis. Di sisi lain, wakil presiden Gibran Rakabuming Raka - yang merupakan anak Jokowi- tak banyak berperan.

Di media sosial, warisan buruk  itu adalah phone farming. Ada pihak tertentu, diduga terkait penguasa, memanfaatkan ponsel yang saling terhubung membentuk opini di media sosial. Mereka acap disebut "ternak". Cirinya 0 follower, sedikit following dan akun diprivasi. 

Mereka sangat aktif di Tiktok, karena media sosial ini banyak dipakai anak-anak sekolah yang umumnya akan menjadi pemilih pertama di 2029. Para ternak itu akan mengacaukan postingan dengan berbagai komentar yang umumnya seragam. 

Akhir pekan lalu saya terkena serangan ternak. Salah satu akun jadi-jadian menjadikan saya sebagai teman dan mengirim pesan pribadi ke akun Tiktok. Saya memang menonaktifkan komentar, mencegah serangan mereka. Setelah melapor ke Tiktok, dijawab no violations. 

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Harga Crypto di Ekosistem Binance Sempat Naik Tinggi, Trader Tetap Perlu Hati-Hati
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 10:51 WIB

Harga Crypto di Ekosistem Binance Sempat Naik Tinggi, Trader Tetap Perlu Hati-Hati

Kepercayaan investor institusi lebih ke soal adopsi nyata, tata kelola yang transparan, likuiditas yang stabil, dan distribusi token yang sehat.​

Menanti Keputusan The Fed, Harga Kripto Diperkirakan Masih Akan Cenderung Melemah
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 09:41 WIB

Menanti Keputusan The Fed, Harga Kripto Diperkirakan Masih Akan Cenderung Melemah

Dalam skenario bearish harga bitcoin berpotensi melanjutkan pelemahan dan beresiko menguji support US$ 110.000/btc.

Insentif Menopang Kinerja Emiten Sektor Properti, Namun Prospeknya Tak Langsung Seksi
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Insentif Menopang Kinerja Emiten Sektor Properti, Namun Prospeknya Tak Langsung Seksi

Judol, pinjol, dan investasi ke kripto bisa mengalihkan dana masyarakat yang tadinya bisa dialokasikan untuk pembelian properti.

Manajemen Bilang, Bisnis Baru SMBR Akan Digelar Secara Bertahap Mulai Kuartal IV-2025
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 08:38 WIB

Manajemen Bilang, Bisnis Baru SMBR Akan Digelar Secara Bertahap Mulai Kuartal IV-2025

Sebagai kompensasi atas peran barunya, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) akan menerima pendapatan berupa management fee.

Harga Lebih Dulu Naik Signifikan, Analis Sarankan Wait and See Saham BUVA
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 08:10 WIB

Harga Lebih Dulu Naik Signifikan, Analis Sarankan Wait and See Saham BUVA

Pengumuman resmi soal rights issue dan rencana akuisisi entitas milik Summarecon jadi pintu profit taking di saham BUVA.

Usai Net Buy 7 Hari, Free Float MSCI Picu Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 07:11 WIB

Usai Net Buy 7 Hari, Free Float MSCI Picu Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Outflow asing masih mengancam IHSG. Ini imbas rencana Morgan Stanley Capital Index (MSCI) mengubah perhitungan free float.

Menengok Aksi Blackrock dan JP Morgan di Saham BMRI Ketika Harga Mulai Mendaki
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 07:05 WIB

Menengok Aksi Blackrock dan JP Morgan di Saham BMRI Ketika Harga Mulai Mendaki

Saham BMRI masih dianggap sebagai salah satu yang terbaik di kelasnya dari sisi efisiensi dan profitabilitas.

Pekerja Pariwisata Resmi Tak Dipungut PPh Pasal 21
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:41 WIB

Pekerja Pariwisata Resmi Tak Dipungut PPh Pasal 21

Kebijakan ini ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 72 Tahun 2025 tentang PPh Pasal 21 DTP

Rupiah Berpotensi Melemah Terbatas pada Rabu (29/10)
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Berpotensi Melemah Terbatas pada Rabu (29/10)

Nilai tukar dolar AS melemah dipicu oleh antisipasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed)

Waspada Defisit Kembar di Akhir Tahun
| Rabu, 29 Oktober 2025 | 06:28 WIB

Waspada Defisit Kembar di Akhir Tahun

Transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun ini diperkirakan akan mencetak defisit

INDEKS BERITA

Terpopuler