KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisul itu pecah. Ketidakpuasan akibat ketimpangan kesejahteraan pejabat dengan kondisi masyarakat berbuah demonstrasi besar di Jakarta Senin (25/8).
Ada satu data valid yang menjadi bukti nyata, kondisi ekomomi kita buruk. BPJS Ketenagakerjaan mencatat, klaim Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) di semester I 2025 Rp 442,92 miliar. Melesat 114% dibanding periode sama tahun lalu. Dengan kata lain, angka kenaikan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor formal, ya, sebesar itu.
Di tengah buruknya ekonomi, beberapa pemerintah daerah menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Seperti di Pati, Kota Cirebon, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Bone. Kenaikan PBB itu adalah warisan Joko Widodo (Jokowi). Di 5 Januari 2022, Jokowi mengesahkan UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Pasal 41 di UU inisiatif pemerintah itu menyebutkan, PBB perkotaan dan pedesaan atau PBB-P2 maksimal 0,5%. Padahal sebelumnya tarif tersebut cuma 0,1%-0,3%. Daerah menganggap pasal ini menjadi peluang mengungkit pendapatan asli daerah (PAD) lewat PBB.
Selama berkuasa, banyak kebijakan Jokowi yang kontroversi. Sebut saja UU Cipta Kerja sebanyak 1.203 pasal dari 79 UU selesai dalam 167 hari. Kontroversi lain, pembangunan infrastruktur. Keagresifan menghasilkan utang hampir Rp 6.000 triliun selama masa dia berkuasa.
Warisan buruk ini menjadi beban pemerintahan Prabowo Subianto. Utang jatuh tempo di 2025 mencapai Rp 800,33 triliun. Masalahnya, sudah tahu mendapat warisan buruk, Prabowo malah membikin kabinet gemuk dan program populis. Di sisi lain, wakil presiden Gibran Rakabuming Raka tak banyak berperan.
Di media sosial, warisan buruk itu adalah phone farming. Ada pihak tertentu, diduga terkait penguasa, memanfaatkan ponsel yang saling terhubung membentuk opini di media sosial. Mereka acap disebut "ternak". Cirinya 0 follower, sedikit following dan akun diprivasi.
Mereka sangat aktif di Tiktok, karena media sosial ini banyak dipakai anak-anak sekolah yang umumnya akan menjadi pemilih pertama di 2029. Para ternak itu akan mengacaukan postingan dengan berbagai komentar yang umumnya seragam.
Akhir pekan lalu saya terkena serangan ternak. Salah satu akun jadi-jadian menjadikan saya sebagai teman dan mengirim pesan pribadi ke akun Tiktok. Saya memang menonaktifkan komentar, mencegah serangan mereka. Setelah melapor ke Tiktok, dijawab no violations.