Pamor Memudar, Nilai Aset Kripto Lenyap Hingga Hampir US$ 1 Triliun

Senin, 06 Juni 2022 | 04:45 WIB
Pamor Memudar, Nilai Aset Kripto Lenyap Hingga Hampir US$ 1 Triliun
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mata uang kripto masih belum pulih dari keterpurukan di tahun ini. Padahal tahun lalu, investasi di mata uang kripto sukses memberikan keuntungan berlipat ganda bagi investor, bahkan lebih tinggi ketimbang kebanyakan instrumen investasi konvensional.

Tengok saja harga bitcoin, duit kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. Merujuk data Coinmarketcap, per pukul 11.30 WIB kemarin, bitcoin dilego US$ 29.709,05 per BTC, turun 37,70% sejak awal tahun. 

Ethereum, token kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di dunia, bahkan turun 52,52% jadi US$ 1.789,96 di periode yang sama. BNB, duit kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kelima, turun 43,67% ke US$ 297,10 per BNB sejak awal tahun. 

Baca Juga: Banyak Korban, Regulasi Industri Kripto Global Perlu Terbit Lebih Cepat

Tren bearish tersebut membuat kapitalisasi pasar industri kripto juga tergerus menjadi US$ 1,26 triliun. Artinya, market cap kripto turun 73% sepanjang tahun ini. Di akhir 2021, total market cap kripto masih US$ 2,18 triliun.
 
VP Growth Marketing Tokocrypto Cenmi Mulyanto menilai, tahun ini pasar kripto akan sulit mengulang pertumbuhan kinerja  layaknya di 2020-2021. "Faktor makroekonomi, inflasi tinggi, hingga permasalahan geopolitik menghambat pertumbuhan pasar kripto saat ini," ujar dia, akhir pekan lalu (3/6). 

CEO Digital Exchange Duwi Sudarto Putra mempertegas, pengetatan kebijakan moneter The Fed menekan minat investor berinvestasi di aset berisiko, termasuk cryptocurrency. "Terlebih kabar buruk dari UST dan LUNA mengakibatkan kehebohan dan kepanikan pada pelaku pasar aset kripto," kata dia. 

Selain itu, pasar kripto sendiri masih dalam proses berkembang. Pelaku pasar masih tampak menguji konsep dan proyek yang jadi portofolio dasar token kripto.

Cenmi  mencontohkan, penurunan token stablecoin Terra LUNA menunjukkan pelaku pasar menguji konsep stablecoin algoritmik. Hasilnya, terbukti konsep tersebut punya kelemahan dibandingkan stablecoin yang ditopang aset mata uang fiat. 

“Ini jadi pelajaran dalam membentuk industri yang sehat dan terus melahirkan inovasi baru,” imbuh Cenmi. Duwi menambahkan, runtuhnya harga kripto juga menjadi pembelajaran bagi investor dalam membuat keputusan pemilihan aset.

Prospek blockchain

Meski begitu, para pelaku industri kripto masih optimistis investasi kripto masih menarik dalam jangka panjang. Duwi menegaskan, kinerja negatif aset kripto saat ini bukan pertanda pamor investasi kripto mulai turun.

Baca Juga: Babak Belur Sepanjang 2022, Aset Kripto Diproyeksi Masih Punya Prospek Cerah

Menurut dia, saat ini investor kripto berada dalam posisi wait and see. Terlebih aset kripto sebelumnya sudah mengalami periode bullish tahun lalu, sehingga harga sudah naik tinggi. 

Cenmi menambahkan, kondisi bearish aset kripto saat ini berbeda dengan bearish yang pernah terjadi di pasar kripto sebelum ini. Alasannya, sekarang sudah banyak investor institusi masuk kripto. 

Investor institusi ini tidak akan membiarkan harga aset kripto yang jadi portofolio investasi mereka, terutama bitcoin, terperosok lebih jauh. Investor institusi akan membantu token kripto menguat lebih cepat saat bullish.

Toh, anjloknya pasar kripto memberi pengaruh cukup besar ke transaksi kripto di dalam negeri. "Memang ada dampak, tapi transaksi di Digital Exchange tetap berjalan normal," kata dia.

Cenmi menyebut, penurunan harga kripto menyebabkan banyak aksi jual. Walau begitu, total volume trading aset kripto. "Sepanjang April-Mei, dari data internal, terjadi kenaikan 15% daily trading volume pada kuartal I-2022 sebesar US$ 50 juta," ujar dia.

Jumlah investor Tokocrypto per April 2022 naik jadi 2,7 juta investor. Adapun, di akhir Maret 2022, jumlahnya sebanyak 2,5 juta investor. 

Baca Juga: Aset Berisiko Dihindari, Harga dan Market Cap Kripto Anjlok Sepanjang 2022

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler