Pasar Belum Kondusif, Kinerja Asia Pacific (POLY) Ikut Terjepit

Rabu, 17 Juli 2019 | 06:11 WIB
Pasar Belum Kondusif, Kinerja Asia Pacific (POLY) Ikut Terjepit
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) di semester I-2019 belum sesuai harapan. Kondisi pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) semester I 2019 tidak berpihak kepada mereka.

Asia Pacific Fibers mencatat utilitas mesin beberapa pelanggan serat filamen turun 50%. Selain faktor industri yang melemah, libur panjang Lebaran di kuartal II-2019 menjadi penyebabnya. "Permintaan dari industri weaving (tenun) dan knitting (rajut) cenderung melemah," kata Ravi Shankar, Direktur Utama PT Asia Pacific Fibers Tbk, usai rapat umum pemegang saham (RUPS), kemarin.

Pada saat yang bersamaan, Asia Pacific Fibers masih menghadapi impitan produk impor. Seperti diketahui, harga jual produk TPT impor jauh lebih murah ketimbang bikinan pengusaha domestik.

Sementara, pendapatan utama Asia Pacific Fibers adalah pasar dalam negeri. Tahun lalu, penjualan lokal tercatat US$ 396,52 juta atau 83,44% terhadap pendapatan bersih US$ 475,21 juta. Sisanya adalah penjualan ekspor. Jika ditambah pendapatan usaha lain, total pendapatan mereka mencapai US$ 479,18 juta.

Hanya saja, Asia Pacific Fibers belum bersedia mengungkapkan nilai pasti kinerja semester I 2019. Namun mereka memastikan target pendapatan sepanjang tahun ini masih US$ 506 juta–US$ 510 juta.

Manajemen Asia Pacific Fibers berharap pada campur tangan pemerintah. Emiten itu menilai, kondisi pasar domestik dapat pulih jika pemerintah membatasi impor.

Genjot ekspor

Adapun ikhtiar internal Asia Pacific Fibers adalah memperkuat ekspor. Mereka mengincar margin keuntungan yang lebih tinggi ketimbang penjualan domestik. Sasaran ekspornya ke Amerika Serikat (AS) serta negara-negara di kawasan Eropa dan Timur Tengah.

Strategi lain adalah memacu lini produk yang memberikan nilai tambah. Beberapa di antaranya seperti benang anti bakteri, serat tahan api dan serat otomotif. Mereka menargetkan 40% penjualan ekspor pada tahun ini dalam bentuk produk bernilai tambah.

Selama ini, Asia Pacific Fibers mengoperasikan pabrik berkapasitas 330.000 ton polymer per tahun. Mereka juga memiliki pabrik benang filamen berkapasitas 197.000 ton per tahun.

Pada kuartal I 2019, pendapatan Asia Pacific Fibers menurun 3,94% year-on-year (yoy) menjadi US$ 114,15 juta. Mereka menanggung rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 1,20 juta. Padahal di periode yang sama tahun lalu, POLY masih untung US$ 3,04 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar
| Senin, 23 Desember 2024 | 19:48 WIB

Xerox Holdings Bakal Akuisisi Lexmark Senilai US$ 1,5 Miliar

Lexmark perusahaan yang berbasis di Lexington, Kentucky dibentuk sebagai bentuk spin off dari IBM pada bulan Maret 1991.

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

INDEKS BERITA

Terpopuler