Berita Bisnis

Pasar Ekspor Mengerek Kinerja BUDI

Kamis, 26 Agustus 2021 | 06:05 WIB
Pasar Ekspor Mengerek Kinerja BUDI

Reporter: Vina Elvira | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Budi Starch & Sweetener Tbk berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja ekspor yang signifikan selama paruh pertama tahun 2021 ini. Salah satu pemicunya adalah lonjakan permintaan ekspor dari Tiongkok. 

"Permintaan ekspor tapioka mengalami peningkatan karena harga jagung di pasar global meningkat akibat pembelian jagung dalam jumlah yang cukup besar oleh China," ungkap Wakil Presiden Direktur PT Budi Starch & Sweetener Tbk, Sudarmo Tasmin saat dihubungi KONTAN, Selasa (24/8). 
 
Emiten berkode saham BUDI di Bursa Efek Indonesia ini memproyeksikan laju ekspor di sepanjang tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan pencapaian tahun lalu. Proyeksi tersebut terpancar dari kinerja positif yang berhasil diraih BUDI di segmen ekspor pada periode enam bulan pertama tahun ini. "Prospek ekspor tepung tapioka sepanjang tahun 2021 masih akan mengalami peningkatan dibandingkan realisasi ekspor tahun 2020," ujar Sudarmo. 
 
Budi Starch berhasil mencatatkan penjualan ekspor sebesar Rp 433,86 miliar di semester pertama tahun ini. Jumlah tersebut tumbuh hingga 12 kali lipat dibandingkan realisasi penjualan ekspor di periode sama tahun lalu senilai Rp 35,25 miliar. Bukan hanya berkibar di pasar ekspor, penjualan lokal BUDI pun tumbuh 16% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,30 triliun di semester I-2021.
 
Alhasil, di paruh pertama tahun ini BUDI berhasil meraup total pendapatan usaha senilai Rp 1,73 triliun. Jumlah itu tumbuh 50,13% dibandingkan pendapatan usaha di paruh pertama tahun lalu sebesar Rp 1,15 triliun. 
 
Di semester pertama tahun ini, penjualan tepung tapioka menyumbang pendapatan signifikan, yakni Rp 1,33 triliun atau 68,56% terhadap total penjualan. Kemudian penjualan sweeteners menyumbang Rp 521,17 miliar (26,86%), penjualan karung plastik senilai Rp 67,63 miliar (3,48%) serta penjualan asam sitrat dan produk kimia lainnya sebesar Rp 17,09 miliar (0,88%).
 
Dari sisi bottom line, Budi Starch membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih senilai Rp 46,16 miliar di akhir Juni 2021. Angka itu menanjak  sebesar 244,73% dibandingkan realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu. Di masa mendatang, Budi Starch akan terus memperkuat pasar ekspor. Hingga saat ini BUDI telah memasok produk ke berbagai negara.  Selain China, mereka mengirim produknya ke Vietnam, Malaysia dan Taiwan. 
 
Budi Starch juga ingin mempertahankan kinerja positif di paruh kedua tahun ini. "Apabila panen singkong masih berlanjut pada semester II-2021, maka kami menargetkan penjualan dan laba akan mendekati pencapaian di semester I-2021," ungkap Sudarmo. Manajemen BUDI menyebutkan, pencapaian positif di semester pertama tahun ini utamanya didorong oleh hasil panen singkong yang lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2020. 
 
Pun kuantitas penjualan tepung tapioka ikut terkerek selama enam bulan pertama tahun ini. "Sehingga berkontribusi bagi peningkatan penjualan dan laba bersih perusahaan. Penjualan tepung tapioka berkontribusi sebesar 74% dari total penjualan konsolidasi," kata Sudarmo. 
 
Pencapaian positif di paruh pertama mendorong optimisme BUDI dengan proyeksi kinerja hingga akhir tahun nanti. Meski begitu, realisasinya akan sangat bergantung pada ketersediaan pasokan bahan baku singkong ke depan. BUDI juga tetap getol menjalankan berbagai strategi demi memuluskan laju bisnis dengan tetap menjaga kualitas produk, memastikan pengiriman selalu tepat waktu, serta terus menjalankan efisiensi biaya. 
 
Budi Starch mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar pada tahun ini, untuk pengeluaran modal rutin. "Sudah terserap 59% hingga semester I 2021," kata Sudarmo.         

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru