Pasar Obligasi Negara Terbebani Potensi Kenaikan Bunga Acuan

Kamis, 19 Mei 2022 | 04:30 WIB
Pasar Obligasi Negara Terbebani Potensi Kenaikan Bunga Acuan
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) menekan pasar modal Indonesia. Saham, nilai tukar rupiah hingga obligasi tertekan. Untuk pasar obligasi, analis percaya investor domestik masih menjadi penyokong. 

Mengutip laman Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sudah merosot 3,04% sejak awal tahun ke level 322,76. Penyebabnya adalah penurunan harga obligasi negara. Menilik pergerakan INDOBeX Government Total Return, yang menggambarkan potensi imbal hasil obligasi negara, investasi di obligasi negara merugi 3,25% sejak awal tahun ini.

Head of Fixed Income BNI Fayadri mengatakan, meski turun, obligasi pemerintah masih merupakan pilihan investasi menarik. "Dengan risiko rendah dibanding pilihan investasi lainnya, misalnya obligasi korporasi swasta atau saham, investor masih bisa menjadikan obligasi pemerintah sebagai pilihan," ucap dia, Rabu (18/5). 

Baca Juga: Dibayangi Kenaikan Suku Bunga, Bagaimana Prospek Pasar Obligasi Indonesia?

Fayadri menilai, obligasi negara memang rentan terhadap risiko perubahan kebijakan suku bunga, baik global maupun domestik. Dengan demikian sangat berat saat ini untuk bisa mendapatkan cuan dari capital gain. 

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo juga sepakat. Ia terutama menilai investasi SBN tenor panjang di atas 10 tahun saat ini kurang menarik. Alasannya, obligasi tenor di atas 10 tahun sensitif dengan potensi kenaikan suku bunga acuan dalam negeri.

Praska menilai, obligasi pemerintah, terutama yang memiliki tenor panjang di atas 10 tahun, tampaknya masih akan tertekan. Sebab, peluang kenaikan suku bunga acuan BI 7 day repo rate sangat terbuka, mengingat The Fed masih berpotensi agresif menaikkan suku bunga acuan. Di sisi lain, inflasi domestik secara tahunan mendekati 4%. 

Praska menyebut, investor bisa memili obligasi tenor pendek sampai menengah. Memang, harganya saat ini juga ikut mengalami penurunan, meski begitu penurunan tak sedalam tenor panjang. 

Sementara Fayadri menyarankan investor memilih obligasi likuid, seperti seri SUN acuan tenor 10 tahun. Dengan strategi market timing, investor bisa mengoptimalkan potensi keuntungan. "Yield SBN tenor 10 tahun tahun ini akan di 7,30%," ujar dia.

Baca Juga: SBN Tenor Panjang Tengah Dihindari Karena Sensitif Terhadap Perubahan Suku Bunga

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 30,14% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kian Menguat (22 Mei 2025)
| Kamis, 22 Mei 2025 | 09:24 WIB

Profit 30,14% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Kian Menguat (22 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (22 Mei 2025) 1 gram Rp 1.923.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 30,14% jika menjual hari ini.

Akumulasi Tanpa Henti ADRO Atas Saham ADMR, Rutin Dilakukan Sejak Februari 2025
| Kamis, 22 Mei 2025 | 09:24 WIB

Akumulasi Tanpa Henti ADRO Atas Saham ADMR, Rutin Dilakukan Sejak Februari 2025

Pada Mei 2025 berjalan, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) setidaknya sudah lima kali memborong saham ADMR.

SSSG ACES Melambat di Empat Bulan Pertama 2025, Simak Cara Manajemen Jaga Kinerja
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:28 WIB

SSSG ACES Melambat di Empat Bulan Pertama 2025, Simak Cara Manajemen Jaga Kinerja

Sepanjang 2025 ACES berencana membuka 25 toko - 30 toko baru dengan alokasi belanja modal sebesar Rp 250 miliar - Rp 300 miliar.

ANJT Mengantongi Fasilitas Kredit dari Dua Bank Sebesar Rp 3,6 Triliun
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:20 WIB

ANJT Mengantongi Fasilitas Kredit dari Dua Bank Sebesar Rp 3,6 Triliun

Usai berganti pengendali, emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mengantongi fasilitas kredit jumbo dari perbankan. 

Pemangkasan Suku Bunga Berdampak Jangka Pendek ke Pasar Saham
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:17 WIB

Pemangkasan Suku Bunga Berdampak Jangka Pendek ke Pasar Saham

Saham keuangan, properti hingga otomotif diuntungkan pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (Bi rate) 

Genjot Produksi Energi, Emiten Migas Bisa Lebih Ngegas
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:14 WIB

Genjot Produksi Energi, Emiten Migas Bisa Lebih Ngegas

Upaya pemerintah meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) demi swasembada energi membawa angin segar bagi emiten migas

Harga Saham Melambung, BEI Mensuspensi Saham COCO
| Kamis, 22 Mei 2025 | 08:00 WIB

Harga Saham Melambung, BEI Mensuspensi Saham COCO

Suspensi saham COCO juga sebagai bagian dari mekanisme cooling down yang bertujuan melindungi investor.

Koin Alternatif Terangkat Sentimen Pemangkasan Bunga
| Kamis, 22 Mei 2025 | 07:33 WIB

Koin Alternatif Terangkat Sentimen Pemangkasan Bunga

Kinerja aset kripto terangkat seiring ketidakpastian ekonomi global yang mereda dan ekspektasi pemangkasan suku bunga.

Bisnis Astra International Tbk (ASII) Masih Terkendala Permintaan Lesu
| Kamis, 22 Mei 2025 | 07:10 WIB

Bisnis Astra International Tbk (ASII) Masih Terkendala Permintaan Lesu

Diversifikasi bisnis PT Astra International Tbk (ASII) yang cukup tangguh menjadi penahan penurunan kinerja

Penerima Program MBG Baru Sekitar 4 Juta Orang
| Kamis, 22 Mei 2025 | 06:15 WIB

Penerima Program MBG Baru Sekitar 4 Juta Orang

Target penerima program makan bergizi gratis atau MBG untuk tahun ini adalah mencapai 82,9 juta penerima.

INDEKS BERITA

Terpopuler