Pasar Obligasi Sepi Jelang Keputusan FOMC, Ini Rekomendasi Analis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada akhir bulan ini, pasar obligasi domestik bergerak stagnan cenderung melemah.
Buktinya, yield Surat Utang Negara (SUN) acuan tenor 10 tahun kembali naik setelah sempat mencetak rekor terendahnya.
Jumat (26/7), yield SUN FR0078 berada di level 7,189%. Padahal 16 Juli lalu, posisinya masih di 7,077%.
Kenaikan yield berarti harga SUN turun. Akhir pekan lalu, harga FR0078 ini berada di level 107,352.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan menjelaskan, penantian pasar terhadap hasil FOMC dan arah kebijakan The Federal Reserve memang membuat pasar obligasi Indonesia cenderung melemah.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menambahkan, dalam sepekan belakangan, volume transaksi di pasar obligasi juga menurun. "Sepekan lalu asing tidak banyak masuk dan cenderung masih wait and see menunggu hasil FOMC," jelas dia.
Peluang The Fed memangkas suku bunga acuan saat FOMC bulan ini terbilang cukup besar. Terlebih, data awal pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat kuartal II-2019 yang dirilis Biro Analis Ekonomi AS hanya 2,1%. Posisi ini lebih rendah ketimbang kuartal I-2019 yang mencapai 3,1%.
Nah, jika bank sentral Negeri Paman Sam tersebut memilih memangkas suku bunga acuan, maka peluang yield SUN untuk turun serta harga naik terbuka lebar.
Tetapi Ariawan mengingatkan, ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS yang agresif bisa menjadi batu sandungan. Hitungan dia, posisi yield danharga saat ini dinilai sudah price in dengan penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 bps.
Selain itu, pelaku pasar harus tetap berhati-hati pada faktor eksternal lain yang mayoritas menggerakkan pasar SUN saat ini ketimbang dengan faktor dalam negeri. "Ketidakstabilan pasar global, seperti masalah geopolitik masih membuat pasar obligasi bergerak volatil," tambah Ramdhan.
Pasar obligasi bakal semakin menarik karena masih manawarkan imbal hasil kompetitif oleh investor asing. Dia pun optimistis, yield SUN dapat bergerak ke bawah 7% jika suku bunga acuan AS turun.
Ramdhan merekomendasikan, jelang keputusan FOMC, pelaku pasar bisa melakukan trading pada seri SUN tenor 10 tahun15 tahun atau seri benchmark yang memiliki likuiditas tinggi. Sementara, Ariawan lebih menyarankan agar investor mengambil tenor pendek dan menengah yang berada di kisaran 3 tahun7 tahun.