Pelabuhan Global Tetap Padat hingga Awal 2023, Tarif Angkutan Spot Bertahan Tinggi

Kamis, 16 Juni 2022 | 12:10 WIB
Pelabuhan Global Tetap Padat hingga Awal 2023, Tarif Angkutan Spot Bertahan Tinggi
[ILUSTRASI. Kegiatan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/5/2022). ANTARA FOTO/ Wahyu Putro A/foc.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Berbagai pelabuhan global masih mengalami kepadatan hingga setidaknya awal 2023. Tingkat aktivitas yang padat itu menjaga tarif angkutan spot tetap tinggi, Para eksekutif logistik pada Rabu mendesak pengguna jasa untuk beralih ke kontrak jangka panjang untuk mengelola biaya pengiriman.

Wabah Covid-19 telah memperpanjang waktu pengiriman kapal sejak 2020, mendorong biaya pengiriman. Sementara konflik Rusia-Ukraina dan penguncian di Shanghai telah menambah gangguan rantai pasokan tahun ini.

“Kami percaya kemacetan saat ini, tidak hanya di pelabuhan tetapi juga infrastruktur di sisi darat, akan ada setidaknya hingga Q1 2023,” kata Peter Sundara, kepala produk angkutan laut global untuk divisi logistik global di Visy Industries.

Baca Juga: Yen Melemah, Jepang Cetak Defisit Perdagangan Terbesar Sejak 2014

Tarif pengiriman tidak akan langsung turun drastis apabila jumlah kapal di armada pelayaran bertambah. Alasannya, penurunan tarif akan tergantung pada bagaimana operator kapal mengalokasikan peningkatan kapasitas kapal, demikian pernyataan Sundara kepada S&P Global Platts Bunker and Shipping Summit.

Eric Jin, kepala dukungan investasi di pemasok peralatan industri BMT Asia Pasifik, mengatakan kenaikan biaya pengiriman, waktu transit yang lebih lama, dan ketidakpastian yang lebih tinggi akan menjadi "normal baru" bagi industri perkapalan.

Tarif sewa spot tetap kuat sepanjang tahun ini, dengan gangguan rantai pasokan dan kemacetan pelabuhan mempengaruhi kapal secara global, terutama di Amerika Serikat dan China.

Baca Juga: CEO Tesla Elon Musk Mengirim Peringatan ke Masyarakat Global Soal Isu Penting Ini

Para eksekutif merekomendasikan penyewa menandatangani kontrak jangka panjang dengan pemilik kapal untuk mengatasi masalah biaya dan ketersediaan yang tidak menentu.

"Bukan lagi kasus pergi selama tiga bulan atau enam bulan, satu bulan, bahkan tidak satu tahun, tetapi dua sampai tiga tahun karena kami ingin kepastian biaya dan kepastian ruang," kata Sundara.

Jin BMT mengatakan lebih dari 60% atau 65% pengirim tetap menggunakan harga spot.

"Ini berarti mereka tidak mengambil tindakan untuk menghadapi situasi baru, ini berarti mereka rentan terhadap risiko rantai pasokan penuh," tambahnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Cara Praktis Membaca Buku bagi yang Sibuk
| Minggu, 23 November 2025 | 06:10 WIB

Cara Praktis Membaca Buku bagi yang Sibuk

Secara global, nilai pasar industri audiobook terus meningkat. Pengembang aplikasi lokal belum ada yang fokus menghadirkan platform buku audio. 

Rakyat Tak Lagi Was-Was Molot Tambang Sumur Minyak
| Minggu, 23 November 2025 | 06:05 WIB

Rakyat Tak Lagi Was-Was Molot Tambang Sumur Minyak

Aktivitas penambangan minyak rakyat kini punya payung hukum jelas. Masyarakat bisa mengelola sumur rakyat melalui koperasi, UMKM, serta BUMD.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Sentimen Eksternal
| Minggu, 23 November 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Sentimen Eksternal

Mengutip data Bloomberg, rupiah di pasar spot ditutup naik 0,12% secara harian ke Rp 16.716 per dolar AS pada Jumat (21/11)

Saat Kendaraan Bermotor Berbagi Jalan dengan Kawanan Gajah
| Minggu, 23 November 2025 | 05:15 WIB

Saat Kendaraan Bermotor Berbagi Jalan dengan Kawanan Gajah

Koridor di bawah Tol Pekanbaru-Dumai menjadi jalur lalu-lalang kawanan gajah. Koridor itu hasil kompromi proyek infrastruktur dan konservasi.

Persoalan P2P Lending
| Minggu, 23 November 2025 | 05:05 WIB

Persoalan P2P Lending

Kenapa OJK lambat menindak Crowde, padahal kasak kusuk mengenai ketidak beresan di P2P lending itu sudah santer terdengar sejak awal tahun 2025.

Kiprah Pejalan Kaki Menghidupkan Ruang-ruang Kota
| Minggu, 23 November 2025 | 04:30 WIB

Kiprah Pejalan Kaki Menghidupkan Ruang-ruang Kota

Kebiasaan berolahraga belakangan jadi kegiatan yang banyak dilakukan, termasuk berjalan kaki. Tren berjalan, kini menjamur di berbagai daerah.

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap
| Sabtu, 22 November 2025 | 20:10 WIB

Siap-Siap Potensi Dividen Interim UNVR Cukup Besar, Tapi Awas Dividend Trap

UNVR lebih cocok untuk investor jangka menengah–panjang yang mencari saham defensif dengan dividen stabil, bukan untuk momentum trading.

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi
| Sabtu, 22 November 2025 | 18:24 WIB

Selain Sawit Bisnis Kayu Grup Sampoerna Juga Dijual Karena Merugi, Fokus Filantropi

Presiden Direktur Grup Sampoerna Bambang Sulistyo mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:43 WIB

Tren Masih Bullish, Saham Petrosea (PTRO) Kenaikannya Mulai Terbatas

Kontrak kerja sama yang baru dikantonginya menjadi katalis terdekat bagi emiten terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu ini.

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:18 WIB

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto

Likuiditas yang flat ini membuat pasar juga berada dalam mode bearish, terutama bagi koin selain bitcoin.

INDEKS BERITA

Terpopuler