Pemain Besar Masuk, Vape Berupaya Menggerus Pasar Rokok Tembakau
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan tapi pasti, bisnis rokok elektrik bakal semakin mengepul di pasar Indonesia. Salah satu produsen rokok elektrik global, Juul Labs, resmi masuk Indonesia melalui jaringan distributor Grup Erajaya.
Director of Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) Djatmiko Wardoyo menjelaskan, anak usaha Erajaya yakni PT Jagad Utama Lestari (JUL) akan terlibat dalam pengembangan jaringan distribusi Juul, mulai dari saluran vape store, hotel, restoran hingga kafe. "Kami juga akan masuk ke convenience store seperti Alfamart dan Indomaret," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (10/7).
Kehadiran Juul bakal meramaikan pasar rokok elektrik di dalam negeri setelah raksasa rokok global, Philip Morris meluncurkan IQOS. Induk usaha HM Sampoerna (HMSP) ini disebut-sebut akan memasukkan IQOS ke pasar Indonesia. Selain itu, Grup British American Tobacco (BAT) juga berencana menjual rokok elektriknya di Indonesia.
Baca Juga: Sudah Naik Tinggi, Saham Erajaya (ERAA) Masih Bisa dikoleksi?
Satu hal yang pasti, pasar rokok elektrik akan terus membesar dan mencuil dominasi rokok kretek di Indonesia. Hal ini lantaran kalangan milenial mulai menggandrungi jenis rokok cair tersebut. Selain diyakini sebagai pintu masuk untuk berhenti merokok, vape menjadi gaya hidup.
Mengacu data Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), jumlah perokok di Indonesia sebanyak 60-70 juta orang dan 2 juta di antaranya pengguna vape. Bahkan, penelitian Monitoring The Future di Amerika Serikat beberapa waktu lalu memperlihatkan, sekitar 1 dari 5 siswa sekolah menengah atas mengisap rokok elektrik.
Kent Bishop, President APAC South Juul Labs menjelaskan, produk Juul masih dikembangkan dari California, AS. Artinya, Indonesia mengimpor produk tersebut. "Kami tentu melihat kesempatan untuk bisa produksi di Indonesia, tapi saat ini belum," sebut dia dalam Konferensi Pers Juul Labs Indonesia, Rabu (10/7).
Regulasi masih digodok
Juul terus berkomunikasi dengan stakeholder terkait regulasi e-cigarette yang masih digodok pemerintah. Yang pasti Juul berkomitmen mendukung kesehatan, perdagangan, perpajakan dan lainnya.
Ketua APVI Aryo Andrianto menilai, peredaran Juul akan membuat pasar e-cigarette semakin luas. Dia meyakini, penetrasi rokok elektrik tidak akan mematikan industri tembakau dalam negeri.
Alasannya, asosiasi yang membawahi 1.000 anggota ini telah mengajak petani lokal ikut mengembangkan vape. "Karena kami masih membutuhkan tembakau lokal untuk bahan baku nikotin," ujar dia.
Aryo menduga, mereka akan terkena imbas di bisnis ini adalah perusahaan rokok besar. "Seharusnya perusahaan rokok lokal mengikuti perkembangan ini. Perusahaan rokok international sudah menjalani itu," kata dia.
Arya mengakui, pemain lokal di segmen ini akan sulit bersaing dengan produk Juul atau IQOS yang memiliki pendanaan jumbo. Meski demikian, sudah banyak venture capital yang melirik inventasi ke perusahaan vape lokal. "Contohnya, brand UPODS sudah diminta beberapa venture capital lokal dan internasional untuk menjalin kerjasama," jelas Aryo.