Pemerintah Akan Mempercepat Restrukturisasi Utang Tuban Petro

Jumat, 22 Maret 2019 | 09:24 WIB
Pemerintah Akan Mempercepat Restrukturisasi Utang Tuban Petro
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) berencana mempercepat penyelesaian restrukturisasi utang PT Tuban Petrochemical Industries (Tuban Petro). Salah satu solusi dengan mengkonversi multi years bond (MYB) senilai Rp 3,26 triliun menjadi penyertaan modal.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Isa Rachmatarwata menuturkan, persoalan utang yang membelit Tuban Petro menjadi kendala bagi perusahaan petrokimia yang mati suri itu. "Sekarang ini, mana ada bank kasih modal atau investor yang masuk. Ini yang akan kami bereskan, supaya Tuban Petro bisa bankable," katanya kepada KONTAN, Selasa (19/3).

Isa mengakui, Kementerian Perindustrian (Kemperin) telah mendesak supaya Kemkeu mempercepat penyelesaian utang Tuban Petro. Sebab perusahaan tersebut bisa berkontribusi bagi pengembangan industri petrokimia yang dibutuhkan di pasar dalam negeri. "Kami juga bisa memanfaatkan potensi aset Tuban Petro yang terhambat selama ini," tuturnya.

Saat ini, Kementerian Keuangan menguasai 70% saham di Tuban Petro lantaran perusahaan tersebut mengalami gagal bayar sejak 2012. Saat melakukan konversi utang tersebut, bisa jadi Kemkeu bisa menguasai hingga 100% saham perusahaan tersebut.

Sayang, Isa tidak memperinci waktu persis penyelesaian utang Tuban Petro tersebut. Tapi ia memastikan, proses penyelesaian persoalan utang Tuban Petro bisa dituntaskan pada tahun ini juga, supaya bisa memanfaatkan potensi aset yang ada.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemperin) Achmad Sigit Dwiwahjono, dalam keterangan, Senin (18/3), menuturkan, Tuban Petro dapat membantu pasokan bahan baku industri petrokimia nasional yang selama ini masih bergantung pada impor.

Sebelumnya, anak usaha Tuban Petro, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) hanya difungsikan sebagai pengolah bahan bakar minyak (BBM). Seharusnya, bisa memproduksi benzene, toluene and xylene (BTX), bahan baku di industri kimia dasar, tekstil, kemasan dan lainnya, yang selama ini masih impor. "Tuban Petro punya peran besar mendukung ketahanan industri dan membantu menekan defisit," katanya.

Selain TPPI, Tuban Petro juga merupakan induk usaha dari Petro Oxo Nusantara dan Polytama Propindo. Perusahaan ini dibentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk penyelesaian utang Grup Tirtamas Majutama (pemilik TPPI) kepada sejumlah bank. Pada 27 Februari 2004, Tuban Petro menerbitkan MYB dengan nilai pokok Rp3,266 triliun. Tapi utang ini gagal bayar.

Bagikan

Berita Terbaru

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:20 WIB

Membawa Metrodata Menjadi Raksasa

Susanto Djaja adalah sosok yang sudah teruji memimpin bisnis Metrodata dan mengenal dengan baik kultur bisnis perusahaan.

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:45 WIB

Pilah-Pilih Valas Saat Dolar AS Cemas

OECD memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS yang semula sebesar 2,2% di tahun 2025, menjadi 1,6% dan turun ke 1,5% pada 2026. 

Menangkap Kilau Berlian Buatan
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:00 WIB

Menangkap Kilau Berlian Buatan

Berlian hasil laboratorium atau lab grown diamond sukses menggaet pasar muda yang luas dengan harga jauh lebih murah

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:50 WIB

Baramulti Suksessarana (BSSR) Menebar Dividen Tunai dan Mengganti Komisaris

Dividen akan dibayarkan selambat-lambatnya 30 hari kalender kepada pemegang saham yang tercatat pada recording date 19 Juni 2025.

INDEKS BERITA

Terpopuler