Pemerintah Akan Tambah Impor Jagung karena Permintaan Masih Tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menimbang untuk kembali mengimpor jagung karena permintaan dari peternak yang masih tinggi. Sebelumnya, pemerintah telah mengimpor 30.000 ton jagung di awal tahun ini, dan 100.000 ton di kuartal keempat tahun lalu.
Sebelum menerbitkan kuota impor baru, Kementeriaan Koordinator Perekonomian menugaskan Bulog dan Kementerian BUMN akan mengecek langsung pasar jagung, terutama di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim). "Rapat pekan lalu, kami menugaskan Bulog untuk mengecek. Dua hari setelah ditugaskan mengecek, Bulog kemudian turun ke lapangan, saya juga minta bantuan Gubernur Jawa Timur turun ke lapangan, ada semua angkanya bahwa di Jabar panen itu belum ada," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Sebanyak 30.000 ton jagung yang diimpor awal tahun ini menurut Darmin telah habis diserap pasar. "Permintaannya sudah lebih banyak dari itu, sehingga Bulog kemudian mengatakan karena panennya belum ada," katanya.
Untuk itu, tahun ini, pemerintah akan kembali melakukan impor, sambil menunggu panen raya. Adapun panen diprediksi terjadi pada Maret - April nanti. Makanya, Darmin menegaskan, impor kali ini tidak boleh berbarengan dengan hasil panen petani.
"Kami berikan plafon kepada Bulog, Boleh impor tapi tidak boleh masuk lebih dari pertengahan Maret supaya jangan nanti ada jagung impor, ada jagung produksi dalam negeri," tutur Darmin.