Pemerintah Akan Tambah Impor Jagung karena Permintaan Masih Tinggi

Rabu, 30 Januari 2019 | 08:08 WIB
Pemerintah Akan Tambah Impor Jagung karena Permintaan Masih Tinggi
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menimbang untuk kembali mengimpor jagung karena permintaan dari peternak yang masih tinggi. Sebelumnya, pemerintah telah mengimpor 30.000 ton jagung di awal tahun ini, dan 100.000 ton di kuartal keempat tahun lalu.

Sebelum menerbitkan kuota impor baru, Kementeriaan Koordinator Perekonomian menugaskan Bulog dan Kementerian BUMN akan mengecek langsung pasar jagung, terutama di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim). "Rapat pekan lalu, kami menugaskan Bulog untuk mengecek. Dua hari setelah ditugaskan mengecek, Bulog kemudian turun ke lapangan, saya juga minta bantuan Gubernur Jawa Timur turun ke lapangan, ada semua angkanya bahwa di Jabar panen itu belum ada," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

Sebanyak 30.000 ton jagung yang diimpor awal tahun ini menurut Darmin telah habis diserap pasar. "Permintaannya sudah lebih banyak dari itu, sehingga Bulog kemudian mengatakan karena panennya belum ada," katanya.

Untuk itu, tahun ini, pemerintah akan kembali melakukan impor, sambil menunggu panen raya. Adapun panen diprediksi terjadi pada Maret - April nanti. Makanya, Darmin menegaskan, impor kali ini tidak boleh berbarengan dengan hasil panen petani.

"Kami berikan plafon kepada Bulog, Boleh impor tapi tidak boleh masuk lebih dari pertengahan Maret supaya jangan nanti ada jagung impor, ada jagung produksi dalam negeri," tutur Darmin.

Bagikan

Berita Terbaru

Bank Digital di Tanah Air Punya Ruang Besar Memacu Penyaluran Kredit
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:30 WIB

Bank Digital di Tanah Air Punya Ruang Besar Memacu Penyaluran Kredit

Perbankan digital di Tanah Air tercatat masih memiliki ruang besar melakukan ekspansi kredit karena CAR tinggi

Kinerja Bank Menggeliat, Kendati Tantangan Ketat
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:20 WIB

Kinerja Bank Menggeliat, Kendati Tantangan Ketat

Ada sinyal positif dari sektor perbankan di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi. Perbankan berpotensi mencetak perbaikan kinerja 

Indonesia dan Thailand Antisipasi Kejahatan Siber
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:15 WIB

Indonesia dan Thailand Antisipasi Kejahatan Siber

Indonesia dan Thailand menyekapati kerjasama di beberapa bidang seperti pertahanan, keamanan hingga ekonomi dan investasi.

Anulir Regulasi Bursa
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:14 WIB

Anulir Regulasi Bursa

Kalau investor lokal dipandang sebelah mata, semoga sentilan dari MSCI bisa menyadarkan otoritas BEI.

KAI Menambah Lokomotif  dari Amerika Serikat
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:10 WIB

KAI Menambah Lokomotif dari Amerika Serikat

Kereta Api Indonesia (KAI) anggaran dana US$ 222,5 juta untuk mendatangkan 54 lokomotif untuk menggenjot angkutan logistik tambang.

Dharma Polimetal (DRMA) Intip Peluang Bisnis Aftermarket Otomotif
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:10 WIB

Dharma Polimetal (DRMA) Intip Peluang Bisnis Aftermarket Otomotif

DRMA sangat serius dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor di Indonesia yang memiliki TKDN tinggi

Pertamina Hulu Energi  Rilis Obligasi US$ 1 Miliar
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:10 WIB

Pertamina Hulu Energi Rilis Obligasi US$ 1 Miliar

Penerbitan obligas global Pertamina Hulu Energi untuk keperluan umum perusahaan, mulai dari pembayaran utang hingga belanja modal.

 Muhammadiyah Belum Berencana Beli Bank Syariah
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:10 WIB

Muhammadiyah Belum Berencana Beli Bank Syariah

Muhammadiyah buka suara terkait kabar tengah menjajaki peluang berinvestasi pada salah satu bank umum syariah di Tanah Air​

Pemerintah Bersiap Menyerap Hasil Panen Jagung
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:05 WIB

Pemerintah Bersiap Menyerap Hasil Panen Jagung

Pemerintah mulai melihat penguraian jalan saat mengangkut panen jagung termasuk juga gudang penyimpanannya.

Pebisnis Minta Kenaikan Tarif Ekspor CPO Ditunda
| Selasa, 20 Mei 2025 | 06:00 WIB

Pebisnis Minta Kenaikan Tarif Ekspor CPO Ditunda

Meski aturan berlaku, pemerintah masih tetap membuka ruang melakukan evaluasi kenaikan pungutan ekspor CPO.

INDEKS BERITA

Terpopuler