Pemerintah Pasang Target Pertumbuhan yang Konservatif dalam RPJMN 2019-2004

Jumat, 28 Juni 2019 | 06:41 WIB
Pemerintah Pasang Target Pertumbuhan yang Konservatif dalam RPJMN 2019-2004
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mencantumkan target-target bidang ekonomi yang lebih konservatif dalam draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. RJPM untuk peroide lima tahunan itu dijadwalkan terbit pada akhir 2109 nanti. Jadwal itu lebih terbit sebulan dari tenggat waktunya, yaitu Januari 2020.

Dalam dokumen yang telah direvisi per 7 Mei 2019, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,4% hingga 6% per tahun, lebih rendah dari RPJMN 2015-2019 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Dengan target itu, pemerintah ingin pendapatan nasional bruto per kapita meningkat menjadi US$ 5.780 hingga US$$ 6.160 pada tahun 2024. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia lima tahun ke depan sangat dipengaruhi oleh perkembangan global dan transformasi ekonomi domestik. Namun menurutnya, target itu masih tetap optimistis dan rasional.

Dari sisi global, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dunia cenderung stagnan dengan tren melambat. Harga komoditas internasional juga akan cenderung menurun, seperti batubara dan minyak kelapa sawit seiring dengan beralihnya permintaan global.

Selain itu, perlambatan ekonomi China dan tekanan normalisasi kebijakan moneter yang beralih dari Amerika Serikat (AS) ke kawasan Eropa juga menjadi persoalan utama yang perlu diwaspadai.

Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi yang masih stagnan, defisit transaksi berjalan yang semakin meningkat serta kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital menjadi tantangan ke depan.

"Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam lima tahun ke depan, perbaikan transformasi struktural menjadi kunci utama," terang rancangan teknokratik RPJMN 2020-2024 yang dikutip, Kamis (27/6).

Dokumen itu juga menyebutkan, strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut, diantaranya mendorong peningkatan pendapatan per kapita yang disertai pengurangan kesenjangan pendapatan antar kelompok, meningkatkan ketahanan masyarakat miskin dan rentan terhadap guncangan ekonomi, hingga meningkatkan lapangan pekerjaan layak untuk menurunkan pengangguran.

Lebih optimistis

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi melihat, target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2020-2024 sudah realistis. Namun menurut Fithra, seharusnya target pertumbuhan tersebut bisa dibuat lebih optimistis untuk meningkatkan kepercayaan investor dengan memasang target pertumbuhan rata-rata hingga 6,5%.

Terkait strategi yang akan dilakukan lima tahun ke depan, ia memberi catatan bahwa pemerintah masih perlu memperbaiki bagian hilirnya, seperti memastikan lagi bahwa lulusan vokasi sesuai dengan kebutuhan industri.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani juga menilai, target pertumbuhan ekonomi tersebut realistis. Sementara terkait strategi yang akan dilakukan, Hariyadi menilai bahwa rencana itu sudah tepat. "Itu yang harus kita ciptakan meningkatkan pemerataan pendapatan," kata Hariyadi. nUntuk meningkatkan kepercayaan, pertumbuhan dipasang 6%.

Bagikan

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler