Pemilu Dorong Optimisme Pasar, Perhatikan Sektor Konstruksi dan Infrastruktur

Kamis, 18 April 2019 | 06:30 WIB
Pemilu Dorong Optimisme Pasar, Perhatikan Sektor Konstruksi dan Infrastruktur
[]
Reporter: Aloysius Brama, Dityasa H Forddanta | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian penyelenggaraan pemilu telah tuntas. Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, perolehan suara pasangan Jokowi-Amin sementara ini mengungguli Prabowo-Sandiaga. Jokowi-Amin memperoleh 54,52% suara. Sementara, Prabowo-Sandi 45,48% suara. Adapun sampel yang masuk sebesar 97%.

Melihat hasil tersebut, saham sektor konstruksi dan infrastruktur digadang-gadang kembali menjadi saham favorit tahun ini. Sebab, pelaku pasar memiliki ekspektasi pemerintahan selanjutnya masih akan melanjutkan percepatan pembagunan infrastruktur.

Prioritas pembangunan juga bisa memacu kucuran kredit konstruksi lebih besar. "Sehingga hal ini juga menjadi sentimen positif untuk sektor perbankan," ujar Mino, analis IndoPremier Sekuritas, kemarin.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, tuntasnya penyelenggaraan pemilu sekaligus mengakhiri ketidakpastian di pasar. Ketidakpastian ini yang menjadi salah satu faktor sepekan sebelum pemilu investor asing mencetak net buy mencapai Rp 1,06 triliun.

"Itu hanya profit taking dan wajar, biasa terjadi dalam kondisi pasar yang tidak menentu," jelas William. Ketidakpastian tersebut kini mulai sirna, sehingga asing diperkirakan kembali masuk.

Setali tiga uang, Mino menilai, selain dari ekspektasi menguatnya sektor konstruksi dan bank, kembalinya asing turut memberikan tenaga tambahan bagi IHSG. Terlebih, The Fed diyakini masih akan menahan bunga acuan. Isu perang dagang juga mereda.Hal tersebut memberikan alasan tambahan bagi investor asing untuk kembali masuk. Tak menutup kemungkinan, menurut Mino, IHSG bisa menyentuh level 7.000 hingga akhir tahun.

Alternatif baru

Saham sektor konstruksi bukan satu-satunya unggulan. Sebab, jika Jokowi kembali terpilih, pembangunan infrastruktur diperkirakan tak lagi semasif periode pertama. Hanya pembangunan tol Trans Sumatra yang masih harus dikebut. "Sektor properti dan CPO masuk akal," ujar Kartika Sutandi, Direktur CGS-CIMB Securities.

Dua sektor ini tak kalah menariknya tahun ini. Sebab, sebelumnya Jokowi selalu mengatakan, periode kedua merupakan periode untuk memajukan sumber daya manusia.Program seperti pembangunan rumah murah untuk pekerja diperkirakan bakal marak. Terlebih, akses infrastruktur jalan dan transportasi publik saat ini lebih memadai.

Program B20 juga bakal naik kelas menjadi B30. Program yang mewajibkan bahan bakar solar wajib menggunakan campuran crude palm oil (CPO) untuk diolah menjadi biodiesel ini cukup signifikan meningkatkan permintaan CPO di dalam negeri.

Berdasarkan data GAPKI, impor CPO Februari lalu nihil. Padahal, impor di Januari sebesar 9.000 ton. Sejalan perubahan tersebut, konsumsi CPO untuk biodiesel juga naik menjadi 648 ton dari sebelumnya 552 ton.

"Saat dimulai September tahun lalu memang banyak kendala, tapi mulai lancar tahun ini," tambah Kartika. Meningkatnya permintaan dalam negeri akan memberikan dampak positif bagi harga CPO.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS
| Selasa, 13 Mei 2025 | 13:03 WIB

Menakar Untung & Buntung Tawaran Indonesia Untuk Mengimpor Migas Lebih Banyak dari AS

Beban yang ditanggung APBN berpotensi makin membengkak jika Indonesia mengimpor migas lebih banyak dari Amerika Serikat.

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton
| Selasa, 13 Mei 2025 | 12:18 WIB

Serapan Beras Bulog Sudah Menembus 2 Juta Ton

Adapun pasokan cadagan beras pemerintah yang sudah dikuasai oleh Bulog hingga 9 Mei 2025 sudah tembus 3,6 juta ton. 

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:40 WIB

Integrasi dan Efisiensi Menopang Kinerja Trisula Textile Industries (BELL)

Kontribusi terbesar terhadap penjualan datang dari segmen manufaktur dan retail, yang bersama-sama menyumbang 97% terhadap total penjualan.

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:38 WIB

Profit 29,93% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambrol Lagi (13 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (13 Mei 2025) 1 gram Rp 1.884.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung  29,93% jika menjual hari ini.

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025
| Selasa, 13 Mei 2025 | 08:15 WIB

Ancara Logistics (ALII) Ingin Menggandakan Kinerja di 2025

ALII memproyeksikan profitabilitas dan volume jasa ALII pada tahun ini bisa meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan  tahun 2024.

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:57 WIB

Rebut Pasar yang Ditinggalkan China, DGWG Akan Bangun Pabrik Baru di Cikande

Sejak 1 Juni 2024 pendaftaran produk yang mengandung omethoate, carbosulfan, dan Methomyl di China ditangguhkan dan produksinya dilarang.

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:23 WIB

Indosat (ISAT) Tambah Delapan Kegiatan Usaha, Dari Periklanan Hingga IoT

Rata-rata margin laba bersih tahun 2025-2029 diprediksi meningkat sebesar 22,10% dibanding posisi per akhir tahun 2024.

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:03 WIB

Tren Kenaikan Harga Bitcoin (BTC) Diproyeksi Masih Berlanjut

Belum ada sentimen negatif, harga bitcoin diprediksi masih akan bertahan di kisaran US$ 102.000 hingga US$ 108.000 per btc.

Catur dan Support System
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Catur dan Support System

Pendanaan masih menjadi persoalan klasik di program pembinaan olahraga seperti catur yang merupakan olahraga sejuta umat.

Tarif, Konsumsi dan Sustainability
| Selasa, 13 Mei 2025 | 07:00 WIB

Tarif, Konsumsi dan Sustainability

Esensi dari keberlanjutan atau sustainability sebenarnya sederhana yakni mengurangi yang tidak perlu.

INDEKS BERITA

Terpopuler