Penjualan Masih Bisa Naik, Analis Rekomendasikan Beli Saham Bumi Resources (BUMI)

Rabu, 12 Juni 2019 | 07:50 WIB
Penjualan Masih Bisa Naik, Analis Rekomendasikan Beli Saham Bumi Resources (BUMI)
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT Bumi Resources Tbk dinilai masih cukup menantang seiring tren pelemahan harga batubara global. Namun, emiten berkode saham BUMI tersebut diyakini mampu bertahan di tengah tekanan yang ada.

Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menyebut, pelemahan harga batubara dunia jadi sentimen utama yang menekan kinerja emiten ini. Hal ini cukup terlihat di kinerja kuartal I-2019.

Pendapatan BUMI di tiga bulan pertama tahun ini tergerus 24,58% menjadi US$ 234,15 juta. Laba bersih emiten grup Bakrie ini di periode yang sama juga anjlok 46,27% menjadi US$ 48,44 juta.

Menurut Robertus, prospek kinerja BUMI sangat bergantung pada pemulihan harga batubara dunia. Namun, kini harga komoditas tersebut masih dalam tren pelemahan.

Kemarin, harga batubara dunia kontrak pengiriman Juli 2019 di ICE Futures berada di level US$ 77 per metrik ton. Bahkan, pada 5 Juni lalu, harganya merosot ke level terendah tahun ini, yakni US$ 73,50 per metrik ton.

Analis menyebut, manajemen emiten saham batubara ini perlu mengantisipasi kondisi tersebut. "Yang paling mudah dilakukan adalah menaikkan volume produksi sambil berharap harga batubara global pulih," kata Robertus, Selasa (11/6).

Seiring peningkatan produksi, BUMI diharapkan juga mampu menjual batubara dalam jumlah yang lebih besar. Upaya ini dapat mengompensasi penurunan harga jual yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Robertus menganalisa, produksi Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha BUMI, bisa mencapai 59 juta-60 juta metrik ton di tahun ini. Sementara produksi batubara Arutmin, tambang BUMI lainnya, mencapai 27 juta-28 juta metrik ton. "Gabungan kapasitas produksi tahunan saat ini dapat menempatkan BUMI sebagai produsen batubara terbesar di Indonesia," tambah dia.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Todd Showalter juga menargetkan, volume penjualan BUMI bisa naik 12,9% menjadi 91 juta metrik ton. "Volume ini akan menghasilkan pertumbuhan EBITDA hingga 15% jadi US$ 668 juta," tulis dia dalam risetnya.

Selain itu, perpanjangan kontrak izin tambang sekaligus konversi menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) untuk KPC dan Arutmin pada semester I-2019 bisa menjadi sentimen positif.

Utang BUMI

Robertus juga meyakini proses pembayaran cicilan utang yang dilakukan BUMI tidak akan mengganggu aktivitas bisnis emiten tersebut. Justru, hal ini bisa mengembalikan profitabilitas perusahaan pada tahun ini.

Awal April lalu, BUMI mengumumkan telah melakukan pembayaran utang untuk cicilan kelima dengan nilai US$ 19,85 juta. Dengan demikian, BUMI telah membayar utangnya sebesar US$ 239,39 juta secara tunai.

Robertus masih merekomendasikan beli BUMI dengan target harga Rp 400 per saham. Setali tiga uang, Showalter juga memberi menyarankan beli dengan target harga Rp 250 per saham. Rekomendasi serupa juga diberikan analis Panin Sekuritas William Hartanto, dengan target harga Rp 133 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto
| Sabtu, 22 November 2025 | 17:18 WIB

Likuidasi Stagnan & Edukasi Minim, Hal Ini yang Perlu Diperhatikan Investor Kripto

Likuiditas yang flat ini membuat pasar juga berada dalam mode bearish, terutama bagi koin selain bitcoin.

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat
| Sabtu, 22 November 2025 | 11:00 WIB

Harga CPO Bikin Laba Melonjak, Prospek Kinerja dan Saham AALI di Q4 Bisa Menguat

Kenaikan harga CPO yang terjadi menjadi katalis positif jangka pendek, sementara area support AALI berada di kisaran Rp 7.600 hingga Rp 7.700.

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:30 WIB

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa

Volatilitas tinggi di pasar valuta asing memerlukan kehati-hatian dan sesuaikan dengan profil risiko

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:20 WIB

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis

DRMA sedang merampungkan akuisisi PT Mah Sing Indonesia. Akuisisi 82% saham perusahaan komponen plastik tersebut mencatat nilai Rp 41 miliar.

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:17 WIB

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi

Melihat rencana bisnis PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang tengah memperkuat portofolio produk berbasis teknologi

INDEKS BERITA

Terpopuler