Penyebaran Corona Makin Gawat, S&P Pangkas Perkiraan Pertumbuhan

Kamis, 15 Juli 2021 | 21:56 WIB
Penyebaran Corona Makin Gawat, S&P Pangkas Perkiraan Pertumbuhan
[ILUSTRASI. Aparat Kepolisian memeriksa Surat Tanda Regestrasi Pekerja (STRP) di lokasi penyekatan PPKM Darurat Daan Mogot Jakarta, Kamis (15/7). /Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/15/07/2021.]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global Ratings, Kamis (15/7) memangkas perkiraaan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 3,4% dari semula 4,4%. Lembaga pemeringkat global itu menyebut, gelombang terbaru infeksi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini memperbesar tekanan atas ekonomi negara sekaligus kondisi kredit.

"Kebangkitan Covid-19 memperburuk tekanan penurunan ekonomi dan kondisi kredit Indonesia," demikian kutipan dari laporan terbaru S&P. “Penyangga peringkat kredit saat ini bisa terkelupas, jika masa penguncian yang sedang berlangsung diperpanjang."

Sejak akhir Juni lalu, kasus infeksi baru virus corona di Indonesia meningkat tajam. Bahkan, Indonesia menjadi negara Asia dengan jumlah kasus baru tertinggi pada Kamis (15/7), dengan mencatatkan lebih dari 56.000 kasus.

Baca Juga: Kekhawatiran pengusaha dan buruh bila PPKM Darurat diperpanjang

Untuk meredam penyebaran virus, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan yang disebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)) darurat hingga 20 Juli mendatang.

S&P memprediksi pemerintah baru akan memberlakukan PPKM dalam rentang waktu sebulan, dan memberikan perkiraan pertumbuhan 2,3% yang lebih rendah “di bawah serangkaian asumsi yang lebih berat.”

Dalam versi Pemerintah Indonesia, pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan berada di kisaran 3,7% hingga 4,5%. Tahun lalu, ekonomi Indonesia menyusut 2,1% akibat dampak pandemi Covid-19. Itu adalah kali pertama ekonomi Indonesia mengalami kontraksi pertama sejak krisis nilai tukar di 1998.

S&P juga mengatakan pemulihan ekonomi yang tertunda akan menggerus pendapatan industri perbankan Indonesia dan sebagian besar sektor korporasi. Sektor usaha yang paling terpukul, menurut S&P adalah ritel, transportasi musiman serta pariwisata.

Baca Juga: Kasus Covid-19 masih akan menekan kurs rupiah di perdagangan Jumat (16/7)

Defisit anggaran Indonesia diperkirakan S&P setara dengan 6% dari produk domestik bruto (PDB) di tahun ini, akibat tertekannya aliran pendapatan. Perkiraan itu lebih tinggi daripada defisit yang dipatok pemerintah sebesar 5,7%.

Lembaga pemeringkat itu menyematkan prospek negatif untuk peringkat kredit layak investasi jangka panjang BBB untuk Indonesia. Prospek negatif diberikan kepada Indonesia pada April 2020, yang mengindikasikan meningkatnya risiko keuangan karena negara tersebut menggenjot pengeluaran pemerintah di awal pandemi.

Fitch Ratings dan Moody's memberikan peringkat peringkat investasi yang sama kepada Indonesia, tetapi dengan prospek yang stabil.

Selanjutnya: BioNTech Jerman Bantah Akan Suplai 20 Juta Dosis Vaksin mRNA ke Rumah Sakit Thailand

 

Bagikan

Berita Terbaru

Ini Pertanda Korporasi Menahan Ekspansi dan Belanja Pemerintah Masih Sepi
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:50 WIB

Ini Pertanda Korporasi Menahan Ekspansi dan Belanja Pemerintah Masih Sepi

Data simpanan dengan rekening bersaldo jumbo di perbankan tumbuh tinggi, jauh di atas pertumbuhan total simpanan. ​

Harga Komoditas Layu, Prospek Emiten Batubara Lesu
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:45 WIB

Harga Komoditas Layu, Prospek Emiten Batubara Lesu

Kinerja emiten batubara berpotensi rentan melambat seiring harga komoditas di pasar global belum sepenuhnya pulih.

Prospek Kinerja ASGR Makin Positif Ditopang Ekspansi dan Inovasi Bisnis
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:44 WIB

Prospek Kinerja ASGR Makin Positif Ditopang Ekspansi dan Inovasi Bisnis

Melalui entitas anak \bernama PT Astra Graphia Information Technology (AGIT), ASGR menghadirkan layanan solusi teknologi informasi terintegrasi.

Bangun Pabrik H202, Sumber Global Energy (SGER) Raih Kredit Rp 600 Miliar
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:40 WIB

Bangun Pabrik H202, Sumber Global Energy (SGER) Raih Kredit Rp 600 Miliar

Untuk membiayai ekspansi, emiten yang bergerak di bidang perdagangan batubara ini mengandalkan pendanaan berupa pinjaman dari perbankan.​

Indonesia Fibreboard (IFII) Sebar Dividen Interim Rp 56,47 Miliar
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:35 WIB

Indonesia Fibreboard (IFII) Sebar Dividen Interim Rp 56,47 Miliar

Pembagian dividen interim PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) sesuai keputusan direksi yang disetujui dewan komisaris pada 26 Agustus 2025

Lautan Luas (LTLS) Gaet Anak Pertamina di Bisnis Pelumas
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:25 WIB

Lautan Luas (LTLS) Gaet Anak Pertamina di Bisnis Pelumas

Ruang lingkup kerja sama mencakup pemenuhan kebutuhan pelumas industri, termasuk pelumas food grade untuk aplikasi hidrolik.

Kinerja Emiten Rumah Sakit Bisa Terpapar Kenaikan Iuran BPJS
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:15 WIB

Kinerja Emiten Rumah Sakit Bisa Terpapar Kenaikan Iuran BPJS

Kenaikan iuran BPJS kesehatan bisa menekan margin emiten rumah sakit saat daya beli masyarakat masih lemah.

Harga Naik Tinggi, Penghuni Baru MSCI Rawan Tekanan Jual
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 05:00 WIB

Harga Naik Tinggi, Penghuni Baru MSCI Rawan Tekanan Jual

Aliran beli di saham-saham yang baru tegabung dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) mulai mereda. 

Saham Konglomerasi Mengerek IHSG, Simak Prediksi Hari Ini (28/8)
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Saham Konglomerasi Mengerek IHSG, Simak Prediksi Hari Ini (28/8)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,10% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 12,09%.

Bunga Gadai Tak Terimbas Bunga Acuan
| Kamis, 28 Agustus 2025 | 04:35 WIB

Bunga Gadai Tak Terimbas Bunga Acuan

Bunga gadai pergadaian tidak akan turun meski terjadi penurunan suku bunga acuan BI. Faktor persaingan bisa bikin bunga gadai melandai. 

INDEKS BERITA

Terpopuler