Perang Dagang AS-China, Indo Kordsa (BRAM) Khawatir Serbuan Barang Impor

Rabu, 15 Mei 2019 | 06:20 WIB
Perang Dagang AS-China, Indo Kordsa (BRAM) Khawatir Serbuan Barang Impor
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara dua raksasa penguasa ekonomi dunia, yakni Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi momok bagi PT Indo Kordsa Tbk (BRAM). Senada dengan keluhan sejumlah pelaku usaha lokal, mereka cemas pasar dalam negeri akan direbut oleh China.

Selain kuantitas yang berlimpah, produk bikinan Negeri Tembok Raksasa itu menawarkan harga murah. Dalam kondisi seperti itu, Indo Kordsa memilih tidak berhadapan langsung dengan mereka di pasar yang sama. "Kami lebih baik mencari klien lain dan berusaha mempertahankan profit margin," kata Mehmet Zeki Kanadikirik, Presiden Direktur PT Indo Kordsa Tbk ditemui KONTAN seusai rapat umum pemegang saham (RUPS), Selasa (14/5).

Karena tantangan bisnis masih besar, tahun ini Indo Kordsa tidak merencanakan ekspansi produksi. Perusahaan tersebut bakal memaksimalkan pabrik yang sudah ada. Selama ini mereka memproduksi kain ban berbahan nilon 66 dan poliester, benang nilon 66 serta benang poliester high modulus low shrinkage (HMLS).

Tahun lalu, kain ban mencatatkan volume penjualan terbanyak yakni 57.108 metrik ton atau tumbuh 4,78% year on year (yoy). Namun pertumbuhan volume penjualan itu kalah dengan benang poliester HMLS yang sebesar 49,66%. Kalau volume penjualan benang nilon 66 menyusut 18,99%.

Indo Kordsa menyasar pasar dalam negeri dan luar negeri. Komposisi penjualan tahun lalu terdiri dari 54% penjualan ekspor dan 46% penjualan domestik. "Selain suplai ke perusahaan afiliasi di Thailand yakni Thai Indo Kordsa Co Ltd, kami juga banyak ekspor ke Jepang tahun ini," jelas Zeki.

Tahun lalu, total penjualan Indo Kordsa mencapai US$ 264,44 juta atau tumbuh 9,37% yoy. Kain ban menyumbang US$ 231,32 juta. Sisanya penjualan benang poliester HMLS dan benang nilon 66.

Kalau kinerja top line tahun lalu masih tumbuh, tidak demikian dengan bottom line. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih turun 23,97% yoy menjadi US$ 16,97 juta.

Untuk tahun ini, manajemen Indo Kordsa tidak secara gamblang menyebutkan target penjualan maupun laba bersih. Mereka hanya mengemukakan, target 2019 minimal sama dengan tahun lalu.

Sementara hingga kuartal I 2019, penjualan bersih BRAM naik 6,61% yoy menjadi US$ 66,26 juta. Sedangkan laba bersihnya naik 10,54% yoy menjadi US$ 6,29 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja
| Rabu, 26 November 2025 | 08:59 WIB

Sempat Dikoleksi Asing, Saham SMGR Mulai Terkoreksi di Tengah Pemulihan Kinerja

SMGR sudah pulih, terutama pada kuartal III-2025 terlihat dari pencapaian laba bersih setelah pada kuartal II-2025 perusahaan masih merugi.

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid
| Rabu, 26 November 2025 | 08:53 WIB

KRIS dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bikin Prospek Emiten Rumah Sakit Makin Solid

Simak analisis prospek saham rumah sakit HEAL, SILO, dan MIKA) tahun 2026 yang berpotensi disulut kenaikan iuran BPJS dan implementasi KRIS.

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS
| Rabu, 26 November 2025 | 08:45 WIB

Setelah Cetak Rekor & Koreksi, Arah IHSG Menanti Data Penting dari Indonesia dan AS

Pelaku pasar juga menunggu rilis sejumlah data makroekonomi penting seperti indeks harga produsen, penjualan ritel dan produksi industri AS.

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 08:22 WIB

Tunggu Lima Tahun, Eks Pegawai Jadi Konsultan Pajak

Dirjen Pajak Bimo Wijayanto mengungkapkan rencananya untuk memperketat syarat bagi mantan pegawai pajak untuk menjadi konsultan pajak

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat
| Rabu, 26 November 2025 | 08:17 WIB

Bea Cukai Bakal Pangkas Kuota Kawasan Berikat

Ditjen Bea dan Cukai bakal memangkas kuota hasil produksi kawasan berikat yang didistribusikan ke pasar domestik

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik
| Rabu, 26 November 2025 | 08:10 WIB

Akhir November, Belanja Masyarakat Naik

Mandiri Spending Index (MSI) per 16 November 2025, yang naik 1,5% dibanding minggu sebelumnya ke level 312,8

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK
| Rabu, 26 November 2025 | 07:53 WIB

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Kejar Target Home Passed Via Akuisisi LINK

Keberhasilan Akuisisi LINK dan peluncuran FWA IRA jadi kunci pertumbuhan bisnis PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI).

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga
| Rabu, 26 November 2025 | 07:51 WIB

Wajib Pajak Masih Nakal, Kebocoran Menganga

Ditjen Pajak menemukan dugaan praktik underinvoicing yang dilakukan 463 wajib pajak                 

Menguak Labirin Korupsi Pajak
| Rabu, 26 November 2025 | 07:10 WIB

Menguak Labirin Korupsi Pajak

Publik saat ini tengah menantikan langkah tegas Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi sektor pajak.​

Pembunuh UMKM
| Rabu, 26 November 2025 | 07:00 WIB

Pembunuh UMKM

Jaringan ritel modern kerap dituding sebagai pembunuh bisnis UMKM dan ditakutkan bisa menjalar ke Kopdes yang bermain di gerai ritel.

INDEKS BERITA

Terpopuler