Perbankan Bakal Menggenjot KUR di Sektor Produktif

Sabtu, 22 Maret 2025 | 03:35 WIB
Perbankan Bakal Menggenjot KUR di Sektor Produktif
[ILUSTRASI. Pelaku umkm melayani pengunjung Pekan Bazar Ramadan Murah di Smesco Jakarta, Jumat (21/3/2025). Kementerian UMKM dan sejumlah mitra strategis menggelar Pekan Bazar Ramadan Murah yang berlangsung selama tujuh hari dari 15 hingga 21 Maret 2025 ini, bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk lokal serta mendukung pengembangan usaha para pengusaha UMKM di Indonesia dengan memanfaatkan momentum Ramadan dan lebaran./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/211/033/2025]
Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendorong penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) ke sektor produktif demi menyerap lebih banyak lapangan kerja. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya memaparkan, distribusi KUR masih didominasi sektor perdagangan 48,4% sementara sektor produktif masih kecil. Perinciannya, sektor pertanian 29%, perikanan 1,7%, dan industri pengolahan 7,6%.

Pemerintah pun meminta perbankan untuk menggenjot penyaluran KUR ke sektor produktif. Salah satu bank penyalur KUR yakni Bank Sumsel Babel mengaku telah menyalurkan 30% dari target bulanan KUR di Maret 2025 sebesar Rp 156 miliar. 

Direktur Utama Bank Sumsel Babel (BSB), Achmad Syamsuddin menyebut, tahun ini, sektor yang menjadi prioritas KUR BSB adalah, sektor pertanian, perkebunan, perdagangan, jasa dan industri rumah tangga. Dia menyebut meski cukup ekspansif dalam menyalurkan KUR tapi tetap berusaha prudent. 

Baca Juga: 156.000 Debitur Berhasil Dapat KUR 2025, Cek Syarat & Cara Pengajuan KUR BRI

Direktur SME & Retail Funding Bank Tabungan Negara Muhammad Iqbal mengaku, penyaluran KUR BTN fokus pada sektor housing ecosystem dan housing related seperti konstruksi, kontraktor, toko bangunan/material, bengkel, laundry, serta sektor turunan dari ekosistem perumahan. Ini sejalan dengan basis nasabah BTN. Dia berharap dengan strategi ini kualitas kredit lebih baik. 

Namun Iqbal mengaku siap mendukung program pemerintah dengan menyalurkan KUR ke sektor produksi yang berkaitan dengan pangan dan sosial.

Pada tahun 2025, BTN mendapatkan kuota penyaluran KUR Rp 3,3 triliun, meningkat 10% dari kuota yang BTN terima di tahun 2024. "Untuk total kredit KUR pada Februari 2025 meningkat sebesar 35% secara tahunan," ucap dia.

Bank Negara Indonesia (BNI) telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,69 triliun sampai 28 Februari 2025, dengan total penerima KUR mencapai 7.500 UMKM. General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI, Sunarna Eka Nugraha pun optimistis, hingga 31 Maret 2025 dapat menyalurkan KUR dengan nilai total sampai dengan Rp 3 triliun.

Baca Juga: Ada Kuota Rp 300 Triliun, Ini Cara Ajukan KUR Bank Nobu, Jenis Program, dan Limit

Sunarna bilang, sektor prioritas penyaluran KUR BNI masih didominasi sektor perdagangan. BNI juga fokus untuk meningkatkan penyerapan KUR pada sektor produktif seperti pertanian, industri pengolahan, dan jasa-jasa. 

Dalam rangka meningkatkan penyerapan KUR, BNI menerapkan berbagai strategi melalui optimalisasi bisnis value chain dan selected target market UMKM unggulan.
 

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler