Perbankan Siap Dorong Pembiayaan Sektor Hijau Tahun Depan

Rabu, 22 Desember 2021 | 05:50 WIB
Perbankan Siap Dorong Pembiayaan Sektor Hijau Tahun Depan
[]
Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Prospek pembiayaan  ke sektor bisnis yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan  (Environmental, social and corporate governance/ESG) tahun 2022 diproyeksi akan semakin terbuka. Perbankan siap meningkatkan pembiayaan di sektor ini.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, prospek cerah tersebut seiring dengan kebijakan pemerintah dan global yang mendukung energi bersih. 

"Peluang terbesar akan ada di sektor energi terbarukan mulai dari hulu sampai hilir, sektor agriculture berkelanjutan, dan sektor properti karena semakin banyak menawarkan green building," kata Trioksa pada Kontan.co.id, Selasa (21/12).

Namun, perbankan menurutnya perlu memperhatikan keberlanjutan dan permintaan dari proyek yang dibiayai untuk menjaga kualitas kreditnya ke depan. Sementara tantangan dalam pembiayaan sektor ini  menurutnya adalah dukungan dari pemerintah untuk mempermudah pembiayaan dan menjamin risiko kreditnya.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) salah satu yang menyakini bahwa pembiayaan ESG akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran atas isu isu lingkungan, sosial dan tata kelola.

BRI berkomitmen  meningkatkan pembiayaan di sektor ini karena bank punya peran penting dalam mendorong transformasi menuju ekonomi hijau. Namun, BRI melihat perlunya dukungan pemerintah maupun regulator untuk mendorong transformasi tersebut. 

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan setidaknya ada tiga dukungan yang dibutuhkan. Pertama, kebijakan yang mendukung kegiatan pendanaan ke sektor industri tertentu dalam rangka mengurangi dampak perubahan iklim, seperti sektor kelapa sawit, pulp & paper, dan batu bara.

Kedua, perlu ada kebijakan penurunan aset tertimbang menurut risiko (ATMR) untuk pendanaan ke sektor hijau. Ketiga, perlu ada insentif ke bank yang memberi pembiayaan ke sektor ini, seperti insentif  subsidi bunga penyaluran kredit bagi nasabah yang memenuhi syarat dalam ruang lingkup ekonomi hijau, pinjaman dari BI dengan biaya yang lebih rendah, dan subsidi biaya-biaya yang terkait pembiayaan ke sektor hijau.

BCA juga memandang peluang untuk pembiayaan ke sektor ekonomi hijau masih banyak karena pemerintah memiliki kebijakan dalam mendukung tumbuh kembang ekonomi hijau.

Bank ini berkomitmen mendorong pembiyaan berkelanjutan. EVP Seretariat dan Komunikasi Perusaaan BCA Hera F. Haryn mengatakan, perseroan tidak membatasi pembiayaan ESG ke sektor industri tertentu. 

BNI juga terus berkomitmen menerapkan keuangan berkelanjutan sebagai payung nilai-nilai,  budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan. 

Mucharom Sekretaris Perusahaan BNI mengatakan, perseroan memiliki peluang meningkatkan pembiayaan yang memiliki aspek berdampak lingkungan tahun 2022. Perseroan menargetkan bisa jadi bank nasional dengan eksposure terbesar dari kredit sektor ESG yang berkelanjutan ke depan.

Untuk meningkatan pembiayaan ESG ini, BNI akan memperkuat disclosure kebijakan kredit pada sektor yang sensitive terhadap isu lingkungan seperti pertanian, penggunaan energi, kehutanan, pertambangan, minyak & gas, material dan transportasi. Lalu, perseroan juga akan meningkatkan UMKM go global lewat BNI Xpora.

BNI akan menyasar bisnis ramah lingkungan dengan memperhatikan penggunaan material, energi, air, penanganan emisi dan limbah serta sektor-sektor usaha yang mengedepankan ekonomi berkelanjutan. 

Direktur Wholesales Banking PT Bank Permata Tbk Darwin Wibowo juga memperkirakan pembiayaan sektor ESG tahun depan cukup prospektif tahun depan. Namun, menurutnya sektor ini masih butuh waktu untuk tumbuh pesat.

Bank Permata akan aktif mencari peluang pembiayaan di sektor ini. Kendati begitu, perseroan tidak mematok target pembiayaan secara khusus.  "Kita saat ini sudah membiayai beberapa proyek renewable energy walaupun skala masih belum besar. Semoga ke depan bisa kita tingkatkan." pungkas Darwin.  

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate
| Kamis, 18 September 2025 | 18:03 WIB

Menakar Prospek Saham BBCA di Tengah Penurunan BI Rate

Fundamental yang kuat disertai dengan tata kelola perusahaan yang baik, menyebabkan banyak investor masih meyakini saham BBCA cukup baik ke depan.

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian
| Kamis, 18 September 2025 | 16:23 WIB

Pemerintah Siap Kucuri Dana Ke Koperasi Merah Putih, 20.000 Koperasi Bakal Kebagian

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menjelaskan saat ini sudah terdapat 1.064 Kopdes Merah Putih yang telah menyerahkan proposal pinjaman.

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing
| Kamis, 18 September 2025 | 15:30 WIB

Beleid Co-Payment Siap Rilis Lagi, Besarnya 5% dan Ganti Nama Jadi Risk Sharing

Perusahaan asuransi wajib menyediakan produk tanpa fitur pembagian risiko, tapi juga diperbolehkan menawarkan produk dengan skema risk-sharing.

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik
| Kamis, 18 September 2025 | 15:19 WIB

Pemerintah Mengubah Postur Anggaran, Defisit Kian Lebar dan Transfer ke Daerah Naik

Banggar DPR RI bersama pemerintah telah menyetujui perubahan postur RAPBN 2026. Pendapatan, belanja, dan defisit disesuaikan.

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

INDEKS BERITA

Terpopuler