KONTAN.CO.ID - Memulai awal pekan kedua Oktober, rupiah kembali loyo. Kurs rupiah hari ini (7/10) melemah 0,18% ke level Rp 14.163 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan.
Sedangkan di JISDOR, kurs rupiah melemah 0,15% menjadi Rp 14.156 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu pada posisi Rp 14.135 per dolar AS.
Menurut Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, rupiah melemah hari ini lantaran pelaku pasar masih cenderung berhati-hati. Apalagi, cadangan devisa Indonesia pada September tergerus cukup dalam.
Baca Juga: Cadangan Devisa Tergerus, Kurs Rupiah Hari Ini Terkikis 0,18%
Kemudian, muncul ketidakpastian dari pembicaraan perdagangan antara AS dan China. "Di sisi lain, ada eskalasi baru antara AS dan Uni Eropa," ujar Deddy kepada Kontan.co.id, Senin (7/10).
Deddy menjelaskan, ketegangan dagang AS-Eropa berkaitan dengan rencana negeri uak Sam yang mempersiapkan pengenaan tarif impor baru terhadap barang dari Benua Biru. Tepatnya, AS berencana mengenakan tarif impor 25% pada 18 Oktober nanti.
Tidak hanya sampai di situ, Deddy menilai, tidak ada katalis positif dari pasar global juga membuat rupiah melemah. Ini masih akan menjadi faktor yang membikin mata uang Garuda melemah besok (8/10).
Sentimen pelemahan rupiah dari sisi internal, Deddy bilang, belum ada data dalam negeri yang menarik perhatian pelaku pasar dan investor untuk mengoleksi rupiah.
Tapi, lusa (9/10), Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan eceran periode Agustus 2019. "Kalau itu sesuai sama ekspektasi pasar, mungkin rupiah bisa menguat," tambah Deddy.
Baca Juga: Pelemahan rupiah hari ini berpeluang lanjut hingga esok
Sentimen yang juga jadi pemberat rupiah besok adalah pelaku pasar masih pertemuan FOMC dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada pekan ini. Data inflasi AS juga turut andil dalam pelemahan rupiah besok.
Deddy memproyeksikan, rupiah, Selasa (8/10), akan melemah di rentang Rp 14.130-Rp 14.200 per dolar AS.