Perjalanan karier Iswanto Amperawan hingga menjabat Direktur Utama PP Presisi

Sabtu, 28 Maret 2020 | 07:52 WIB
Perjalanan karier Iswanto Amperawan hingga menjabat Direktur Utama PP Presisi
[ILUSTRASI. Pembelian Kembali Saham —-Direktur Utama PT PP Presisi Tbk (PPRE) Iswanto Amperawan hadir pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (31/1). PT PP Presisi Tbk. siap melakukan buyback atau pembelian kembali saham untuk meningkatkan kinerja sahamnya sehingga lebih m]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir tiga dekade Iswanto Amperawan berkarier di Grup PT PP (PTPP, anggota indeks Kompas100). Jabatannya kini sebagai Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Presisi Tbk, salah satu anak usaha PT PP.

Iswanto mengibaratkan karier di grup perusahaan itu sebagai cinta yang harus selalu dikejar. Jatuh bangun pun dia alami demi mempertahankan cinta tersebut.

Awal mula karier Iswanto berangkat dari sebuah kekaguman. Pria kelahiran Bengkulu, 30 Mei 1966 tersebut semasa kecil terpukau setiap kali melihat kemegahan gedung-gedung bertingkat di Ibukota, dalam perjalanan darat dari Sumatra ke Yogyakarta.

Iswanto atau yang akrab disapa Is, lahir dan besar di Bengkulu hingga duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Namun, kedua orang tuanya memiliki kampung halaman di Kulonprogo, Yogyakarta. Selepas SMP, Is dan keluarga kembali ke Kulonprogo.

Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Pulau Jawa.

Biarpun tak lagi sering bolak-balik Bengkulu-Yogyakarta, kenangan akan gedung megah di Jakarta rupanya masih tersimpan. Hingga akhirnya Is masuk Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Pengalaman kagum dengan bangunan gedung yang menjulang menginspirasi saya masuk teknik sipil dan berambisi bekerja di PT PP," kata Is memulai cerita dengan KONTAN, akhir Januari 2020. Is lulus UGM tahun 1991.

Sesuai dengan cita-cita awal, dia langsung meluncur untuk mengikuti tes pekerjaan yang diadakan oleh di PT PP atau PT Pembangunan Perumahan (PTPP) yang kala itu belum berstatus sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Semesta merestui. Is lolos tes dan bergabung dengan PT PP. Perusahaan tersebut memiliki sejumlah bidang mulai dari profesional, ahli gedung, ahli jembatan, ahli pelabuhan dan ahli-ahli lain.

Tanpa pikir panjang, Is langsung memilih ahli gedung untuk memuaskan obsesi masa kecil tadi.

Pada masa awal bekerja, Is bernaung di tim site engineer divisi gedung selama kurang lebih setahun. Meskipun berada di divisi gedung, proyek pertamanya bersama dengan tim adalah bendungan di Sumatra.

Setahun kemudian, dia naik jabatan menjadi manajer teknik di sejumlah proyek lain. Tugas manajer teknik yakni mengurus teknis berdasarkan desain atau memberi gambaran visual.

Is bangga menempati jabatan manajer tersebut. Sebenarnya, dia masih merasa sebagai anak bawang dan belum memiliki banyak pengalaman.

Namun dia melihat kekurangan tersebut dan mandat dari atasan sebagai tantangan yang harus ditaklukan. Kegigihannya tersebut mengantarkan pada kenaikan jabatan sebagai manajer proyek dua tahun kemudian.

Lagi pula tantangan pekerjaan saat menjabat sebagai manajer teknik belum seberapa. Pasalnya, sejumlah tantangan pekerjaan lain hampir selalu menyertai perjalanan karier Is.

Dua proyek yang cukup berkesan karena tergolong sulit yakni stadion Pekan Olahraga Nasional (PON) di Balikpapan, Kalimantan Timur dan sebuah proyek rumah sakit di atas lahan seluas 44.000 meter persegi (m²).

Is dan rekan satu tim sampai menyebut kedua proyek tersebut sebagai proyek kritis.

Pasalnya, target pengerjaan masing-masing hanya dalam kurun waktu enam bulan. "Proyek ini yang bisa bikin kaki di kepala, kepala di kaki," kelakar Is.

Perhelatan PON di Kalimantan Timur berlangsung tahun 2008. Is dan tim mendapatkan tugas untuk membangun stadion yang sebenarnya tidak dibangun dari nol. Mereka hanya perlu merenovasinya.

Namun teknis pekerjaan cukup rumit, mulai dari membongkar bangunan, menginvestigasi tanah hingga melakukan pengadaan komponen impor yang membutuhkan bahan kimia khusus.

Karena mendatangkan komponen impor, Is harus mengurus proses customs clearance yang membutuhkan waktu lama.

Supaya proses kepabeanan berjalan mulus, dia sampai rela tidur di atas kontainer pelabuhan untuk mengurus Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan menjalin koordinasi dengan berbagai pihak.

Tak ayal Is seperti dikejar-kejar waktu. Namun menariknya, semakin kepepet waktu semakin banyak pula ide-ide luar biasa bermunculan.

Muncullah salah satu ide seperti menyewa pesawat Hercules untuk mengangkut bahan impor tersebut.

Proses pengangkutan barang ke pesawat melibatkan tentara. Lalu sesampainya pesawat di Balikpapan, sejumlah armada kendaraan sudah siap menjemput barang-barang impor tersebut.

Proyek rumah sakit di Surabaya juga sama menantangnya. Pembangunan gedung rumah sakit lebih sulit dibandingkan dengan gedung biasa karena haru ada instalasi gas medis dengan sistem pemasangan yang rumit.

Menurut cerita sejumlah orang kepada Is, proyek itu tidak akan selesai dalam waktu setengah tahun.

Namun Is bergeming dan tetap berupaya mengejar target proyek Selain pekerjaan di lapangan, rapat dua kali dalam sehari pun dia lakukan. Ikhtiar itu akhirnya terbayarkan.

Menurut Is, kunci menghadapi proyek sulit adalah membuat keputusan yang jelas alias tidak abu-abu.

Pemimpin proyek harus bisa mengambil keputusan iya dan tidak dengan pasti.

Misal pun keputusan yang diambil ternyata salah, pengambilan keputusan yang cepat memungkinkan pemimpin proyek untuk mengetahui kesalahan dan memperbaikinya dengan cepat pula.

Dalam industri konstruksi, waktu adalah segalanya. Karena pada saat waktu berjalan, ada tanggungan sewa alat, biaya overhead, bahkan potensi denda jika target penyelesaian proyek meleset dari jadwal.

Orang lapangan

Sejak 2013, Is masuk ke level struktural perusahaan dengan menjadi kepala cabang di Semarang, Jawa Tengah. Manajemen perusahaan kemudian berulang kali menempatkan dia di beberapa posisi lain.

Tahun 2017, PT PP melakukan transformasi bisnis. Anak usahanya yakni PP Peralatan Konstruksi harus melantai di BEI karena pasar konstruksi sedang berada di puncak. Is diminta menahkodai anak usaha tersebut.

PP Peralatan Konstruksi kemudian mengakuisisi PT Lancarjaya Mandiri Abadi pada Juli 2017. Lalu pada November 2017, nama perusahaan itu berganti nama menjadi PP Presisi dan sekaligus tercatat di BEI

Namun Is mengaku lebih bangga sebagai orang lapangan murni. Karena dari total 29 tahun berkarier di Grup PT PP, sekitar 20 tahun dia hilir-mudik di lapangan mengerjakan lebih dari 30 proyek.

"Jiwa saya di proyek dan tiap proyek membuat saya merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah," katanya bersemangat.

Ada tiga nilai kehidupan yang menjadi pegangan Is setiap kali menghadapi masalah.

Pertama, dia percaya jika setiap masalah pasti memiliki jalan keluar. Penyelesaian terletak pada semangat kita untuk mencari penyelesaian.

Kedua, di balik kesulitan selalu ada kemudahan. Is percaya, setiap permasalahan pasti memiliki hikmah.

Terakhir ketiga, Is berprinsip kalau orang lain bisa menghadapi masalah maka dia pun harus bisa. Karena pada dasarnya Tuhan selalu memberikan masalah yang setara dengan kemampuan manusia.

Tentu saja ketiga nilai utama tadi tidak datang tiba-tiba dari langit. Is bergulat dengan pengalaman dari sejak sebelum bekerja di Grup PT PP.

Pengalaman tersebut kemudian menggunung dan mengerucut dalam tiga keutamaan nilai.

Pengalaman Is antara lain didapatkan semasa aktif berorganisasi di kampus. Sementara di lingkungan tinggal, dia juga bergabung dengan Karang Taruna.

Jiwa kepemimpinan Is terasah pada saat berorganisasi. Sambil berkelakar, dia mengatakan kesibukan berorganisasi penyebab lulus dengan Indeks Prestasi (IP) pas-pasan dalam waktu yang relatif lama.

Namun Is tak menyesal. Karena pada saat yang sama, dia mengantongi banyak pengalaman organisasi yang berharga sebagai bekal menjalani dunia kerja.

Maklum saja, tanggung jawab pekerjaan lebih berat.

Hobi koleksi sepeda sesuai fungsi

Memiliki banyak pakaian atau sepatu sesuai dengan peruntukan, pasti bukan berita besar karena hampir semua orang juga punya.

Namun, mengoleksi lebih dari 10 sepeda berdasarkan fungsi, boleh jadi Is adalah satu dari sedikit orang. Meskipun, pria berkacamata itu menolak disebut sebagai kolektor sepeda.

Ia mengaku telah memiliki hobi bersepeda sejak kecil. Namun, karena tanggung jawab pekerjaan banyak menyita waktu, hobi tersebut mulai jarang dilakukan.

Nah, untuk menyiasati agar tubuh tetap bugar, pria yang akrab disapa Is ini kemudian mencoba berolahraga di dalam ruangan menggunakan sepeda statis.

Dasarnya orang lapangan, lama kelamaan ia bosan mengayuh sepeda dengan hanya menatap tembok.

Minatnya untuk kembali berolahraga di ruangan terbuka kemudian muncul kembali. Saat itulah ia mulai kembali berburu sepeda.

Di luar dugaannya, ternyata pilihan sepeda di toko semakin bejibun.

Semula, Is bahkan tidak tahu jika ada banyak sepeda dengan beragam fungsi masing-masing.

Dari situ, ia kemudian membeli berbagai macam sepeda, mulai dari sepeda gunung, sepeda balap hingga sepeda lipat.

Kini ia mengoleksi lebih 10 sepeda. "Sebenarnya bukan koleksi, tapi karena suka beli sepeda dengan spesifikasi berbeda," kata Is.

Adapun dalam dunia olahraga, idola Is justru dari sepakbola.

Dia mengagumi pelatih tim nasional sepakbola Jerman, yakni Franz Anton Beckenbauer.

Cara Beckenbauer melatih dan menganalisis kinerja tim sangat elegan.

Beckenbauer hanya perlu berdiri di pinggir lapangan dan tidak sibuk seperti pelatih sepak bola lain.

Taktik menyerang Beckenbauer pun menarik. Pada awal pertandingan, biasanya tim Jerman melihat kemampuan lawan dan cukup bermain standar.

Namun di babak kedua, tim berjuluk Der Panzer tersebut tak kenal ampun melibas lawan.

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA