Permintaan Diproyeksikan Melemah, Harga Minyak Turun Tipis Sepanjang Pekan Ini

Sabtu, 14 Agustus 2021 | 11:02 WIB
Permintaan Diproyeksikan Melemah, Harga Minyak Turun Tipis Sepanjang Pekan Ini
[ILUSTRASI. Ladang minyak di Permian Basin, Loving County, Texas, Amerika Serikat. 24 November 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah, Jumat (13/8), melandai, mengakhiri minggu ini dengan sedikit perubahan. Tren itu seiring dengan meredanya kecemasan bank dan Badan Energi Internasional (IEA) tentang perlambatan permintaan akibat penyebaran virus corona varian Delta.

Harga Brent, benchmark global untuk minyak mentah, melemah US$ 0,72 atau 1% menjadi US$ 70,59 per barel. Sedang West Intermediate Texas (WTI) turun US$ 0,65 menjadi US$ 68,44 per barel.

Jika diukur dalam sepekan, Brent turun kurang dari 1% selama minggu ini. Penurunan itu di bawah pelemahan sepanjang pekan lalu, yang mencapai 6%, yang merupakan kerugian mingguan terbesar selama empat bulan terakhir.

Baca Juga: Ada PPKM, ekonom ini prediksi surplus neraca dagang bulan Juli bakal naik

Di periode pekan lalu, WTI merosot hampir 7%. Itu merupakan penurunan mingguan terbesar minyak mentah asal Amerika Serikat (AS) itu dalam sembilan bulan terakhir.

IEA, Kamis (12/8), mengatakan permintaan minyak mentah mulai stagnan di bulan Juli. Kenaikan permintaan diproyeksikan akan berjalan dengan lebih lambat selama sisa tahun ini karena melonjaknya kasus infeksi varian Delta dari virus corona.

Namun, di sejumlah negara yang telah mencatatkan tingkat vaksinasi Covid-19 yang tinggi, termasuk AS yang merupakan konsumen utama, permintaan minyak tetap tumbuh.

Baca Juga: Hingga pekan kedua, BI perkirakan inflasi Agustus 2021 akan capai 0,04% mom

“Meskipun proyeksi permintaan yang termuat dalam laporan IEA cukup suram, dalam waktu dekat, cukup jelas akan ada defisit pasokan. Dan itu kemungkinan akan berlanjut karena kami melihat AS sudah mencabut pembatasan perjalanan udara,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Bank-bank besar, seperti Goldman Sachs dan JPM Commodities Research, kurang optimistis terhadap minyak karena meningkatnya tingkat infeksi.

Goldman memangkas perkiraannya untuk defisit minyak global menjadi 1 juta barel per hari dari 2,3 juta barel per hari dalam jangka pendek. Proyeksi itu disusun berdasarkan perkiraan penurunan permintaan pada Agustus dan September.

Namun, Goldman memperkirakan pemulihan permintaan akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi.

“Aliran panduan ekonomi makro AS yang menguntungkan baru-baru ini juga menunjukkan peningkatan lebih lanjut dalam permintaan minyak setelah Varian Delta mereda,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLP di Galena, Illinois.

Sedang, JPM mengatakan, melihat “pemulihan permintaan global terhenti bulan ini” dengan permintaan tetap secara kasar sejalan dengan rata-rata 98 ​​juta barel per hari untuk konsumsi global pada Juli.

Baca Juga: IATMI rekomendasikan Blok East Natuna dikembangkan bertahap

Sebaliknya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Kamis (13/8), mempertahankan perkiraannya untuk rebound permintaan minyak global di tahun ini dan pertumbuhan lebih lanjut pada tahun 2022, terlepas dari meningkatnya kekhawatiran atas lonjakan COVID-19.

Pertumbuhan jumlah rig minyak di AS dalam pekan ini, merupakan yang tertinggi sejak April. Jumlah total rig di AS saat ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan angka terendah di tahun lalu, demikian pernyataan perusahaan jasa energi Baker Hughes Co BKR.N.

Jumlah rig minyak di AS bertambah 10 menjadi 397 di minggu ini, tertinggi sejak April 2020. Angka itu juga lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 172. Itu merupakan angka terendah sejak 2005, sebelum booming shale oil yang meningkatkan aktivitas di sektor migas di AS.

Jumlah rig minyak dan gas gabungan merupakan indikator awal produksi masa depan, naik sembilan menjadi 500 dalam seminggu hingga 13 Agustus, yang menempatkannya naik 105% dari rekor terendah 244 kali ini tahun lalu, menurut data Baker Hughes kembali ke tahun 1940.

Selanjutnya: Incar US$ 2,8 Miliar, Olam International Siap Boyong Anak Usaha IPO di Bursa London

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:25 WIB

Bertemu Dubes AS, Menkeu Bahas Tarif dan APBN

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengadakan pertemuan kehormatan dengan Duta Besar AS untuk Indonesia H.E. Kamala Shirin Lakhdhir

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:22 WIB

Profit 34,87% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (19 April 2025)

Harga emas Antam hari ini (18 April 2025) 1 gram Rp 1.965.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 34,87% jika menjual hari ini.

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:11 WIB

Satgas Deregulasi Permudah Ekspor Impor

Pemerintah mengumumkan untuk membentuk Satgas Deregulasi untuk menyederhanakan beragam regulasi yang dinilai menyulitkan investasi di Tanah Air

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri
| Sabtu, 19 April 2025 | 08:06 WIB

Perlu Mitigasi Mengelola Utang Luar Negeri

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI pada akhir Februari mencapai US$ 427,16 miliar

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:30 WIB

Buyung Poetra Sembada (HOKI) Ingin Terlibat Program Pangan dari Pemerintah

HOKI melihat program swasembada pangan dan MBG akan membawa dampak positif bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Jangan Latah Beli Emas
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:15 WIB

Jangan Latah Beli Emas

Lebih bijak jika membeli emas untuk tujuan menabung antisipasi gejolak global yang kian tidak menentu. 

Kebijakan Ekonomi di Era BANI
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:05 WIB

Kebijakan Ekonomi di Era BANI

Pemerintah tidak perlu malu hentikan program makan bergizi gratis (MBG) demi program ekonomi padat karya.

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan
| Sabtu, 19 April 2025 | 06:00 WIB

Bisnis Emiten Baru Medela Potentia Sebagai Distributor Kebutuhan Kesehatan

Mengintip profil dan strategi bisnis PT Medela Potentia Tbk (MDLA) sebagai pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:20 WIB

Sampoerna Agro (SGRO) Mematok Produksi TBS Naik 5% Tahun Ini

Memperkirakan, produksi TBS awal tahun 2025 akan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini
| Sabtu, 19 April 2025 | 05:00 WIB

Inilah Pilihan Safe Haven yang Tersisa Saat Ini

Harga komoditas emas tak terbendung di saat pamor US Treasury dan dolar AS meredup akibat kebijakan tarif Donald Trump

INDEKS BERITA

Terpopuler