Persediaan Meningkat, Harga Minyak Kembali Tergelincir

Kamis, 13 Juni 2019 | 09:31 WIB
Persediaan Meningkat, Harga Minyak Kembali Tergelincir
[]
Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persediaan minyak Amerika Serikat (AS) yang kembali membengkak membuat harga minyak mentah ambruk. Kemarin, Rabu (12/6), harga minyak mentah jenis West Texas Internediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2019 di New York Mercantile Exchange anjlok sekitar 2,78% menjadi US$ 51,79 per barel. Tapi, dalam sepekan harganya masih menguat 0,21%.

Tanda-tanda harga minyak mentah masuk dalam tren pelemahan muncul saat American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan minyak di Negeri Paman Sam pada pekan yang berakhir 7 Juni 2019 naik 4,85 juta barel. Angka ini jauh di atas survei Bloomberg yang memprediksi persediaan minyak AS malah turun 1 juta barel.

Analis Global Capital Investama Alwi Assegaf menyebut, laporan API ini memperkuat dugaan permintaan minyak mentah kembali merosot. Perang dagang antara AS dan China yang kembali mendidih disebut-sebut sebagai sentimen utama berkurangnya permintaan minyak mentah global. "Perang dagang membuat ekonomi global turun, sehingga permintaan minyak turun," kata dia, Rabu (12/6).

Namun, Alwi menilai, harga minyak berpeluang berbalik arah. Ini terjadi dengan asumsi Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga tahun depan.

Rusia, yang merupakan sekutu terdekat OPEC dalam program pemangkasan produksi ini, sebenarnya menunjukkan indikasi bersedia memperpanjang pemangkasan produksi. Selain itu, Menteri Energi UEA Suhail Al Mazroui mengungkapkan anggota-anggota OPEC hampir sepakat memperpanjang pengurangan produksi.

Sebelumnya, negara anggota OPEC dan sekutu sepakat memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari mulai awal tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi banjir pasokan dari AS.

Asal tahu saja, kini AS menjadi produsen minyak terbesar dunia, melewati Rusia dan Arab Saudi. Kini produksi minyak hitam Negeri Paman Sam tersebut telah menembus 11 juta barel.

Hal ini membuat Alwi optimistis harga minyak bisa rebound. Sepekan ke depan, harga bergerak di rentang US$ 50,63–US$ 54,19 per barel.

Secara teknikal, harga minyak masih tertekan karena indikator moving average (MA) MA 5 dan MA 10 berada di bawah garis. Ini menunjukan potensi bearish berlanjut. Indikator stochastic pun berada di level cross over, meski masuk area oversold.

Bagikan

Berita Terbaru

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat
| Sabtu, 06 September 2025 | 12:00 WIB

Tren Fenomena Maraknya Lulusan Sarjana jadi Pekerja Informal Terus Meningkat

Dalam tiga tahun ke depan, porsi pekerja informal akan terus meningkat jika tidak ada perubahan kebijakan oleh pemerintah.

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Jati Diri dan Cinta pada Pertanian

Melihat perjalanan karir Joao Angelo de Sousa Mota mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perkebunan

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?
| Sabtu, 06 September 2025 | 07:00 WIB

Harga Emas Antam Pecah Rekor, Kapan Jual?

Harga emas Antam pecah rekor all time high Rp 2,04 juta per gram. Simak analisis penyebab kenaikan dan proyeksi harga emas dunia serta Antam.

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:40 WIB

Intip Rencana Multipolar Technology (MLPT): Perluas Pelanggan & Pendapatan Rutin

Multipolar Technology Tbk (MLPT) membeberkan empat strategi utama untuk memoles kinerja, termasuk diversifikasi pelanggan dan leverage teknologi

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:16 WIB

Petrosea (PTRO) Menepis Isu Sinergi Dengan Cakra Buana (CBRE)

Transaksi tersebut bagian dari strategi pengembangan usaha dan diversifikasi ke sektor minyak dan gas bumi. 

Stop Flexing Pejabat
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:12 WIB

Stop Flexing Pejabat

Ajang pamer kemewahan ini menimbulkan sakit hati masyarakat luas karena pejabat bisa menikmati hidup mewah dengan menggunakan dana dari negara.

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar
| Sabtu, 06 September 2025 | 06:10 WIB

Rupiah Melemah: Demo & Data AS Pengaruhi Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sepekan terakhir akibat aksi demonstrasi dalam negeri dan rilis data ekonomi AS.

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:53 WIB

Simak Profil Pakuan (UANG) yang Kini Masuk Jajaran Portofolio Investasi Happy Hapsoro

Pakuan merupakan bagian dari Vasanta Grooup, sebuah perusahaan pengembang proyek real estate yang didirikan pada tahun 2015.

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta
| Sabtu, 06 September 2025 | 05:40 WIB

Harga Emas Logam Mulia Antam Bisa Menembus Rp 2,25 Juta

Pergerakan emas Antam amat bergantung pada pergerakan emas dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham
| Sabtu, 06 September 2025 | 03:59 WIB

Kisah Investasi Teddy Wishadi BNI Sekuritas: Deposito ke Saham

Teddy Wishadi, Direktur BNI Sekuritas, berbagi kisah investasi. Pelajari evolusi instrumen dan strategi investasi dari deposito ke saham.

INDEKS BERITA

Terpopuler