Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan Masih Lesu hingga 2024

Jumat, 18 Januari 2019 | 08:07 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan Masih Lesu hingga 2024
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir tumbuh lambat. Perlambatan ini berpotensi berlanjut hingga 2024. Walhasil harapan untuk mencapai pertumbuhan di atas 6% lima tahun ke depan, sulit terealisasi.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang lesu selama lima tahun mendatang. Itu terlihat dalam target yang dipasang di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2014.

Pertumbuhan ekonomi di periode itu berkisar 5,4%-6% per tahunnya dengan angka rata-rata sebesar 5,7% per tahun. Namun, target yang dipasang untuk angka kemiskinan dan pengangguran melandai.

Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, target pertumbuhan ekonomi ke depan sulit tumbuh lebih besar seperti sebelum 2013, yang di atas 6%. Apalagi pencapaian 1968 - 1979 saat ekonomi Indonesia tumbuh 7,5% per tahun. "Sekarang tumbuh 5% sudah bagus dan sulit mencapainya," ujar Bambang, Kamis (17/1).

Bambang menyebut Indonesia mengalami permasalahan struktural yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Misalnya produktivitas industri, khususnya manufaktur, dan tenaga kerja.

Ia menyebut tantangan industri manufaktur ke depan ialah meningkatkan nilai tambah agar bisa mendorong daya saing. Hal ini bakal mendorong kemampuan produk dalam negeri untuk bersaing dengan produk negara lain di pasar ekspor.

Untuk itu, ke depan Pemerintah harus melanjutkan reformasi struktural untuk membangkitkan sektor manufaktur. "Jika kita tidak melakukan reformasi struktural perekonomian, bahayanya annual growth rate akan semakin rendah. Dalam skenario if we do nothing, pertumbuhan hanya mencapai 4,8% - 4,9% hingga 2024," tutur pria yang pernah menjabat Menteri Keuangan ini.

Bappenas telah menyiapkan RPJMN untuk memfasilitasi reformasi struktural 2020-2014. Misalnya untuk meningkatkan produktivitas industri dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, maka harus meningkatkan kemampuan SDM dengan keahlian lebih. "Industri manufaktur memiliki nilai tambah yang lebih lagi dan SDM bisa punya skill tinggi dan spesifik untuk mengakomodasi kebutuhan pasar di masa depan, bukan hanya sekarang," katanya.

Fokus pemerintah di sektor ketenagakerjaan dalam RPJMN 2020-2024 ialah mencetak tenaga kerja berkemampuan tinggi (high skill) dan spesifik melalui sistem vokasi. Pemerintah juga berharap tenaga kerja juga mesti dipersiapkan menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Di sektor ekonomi digital, Bappenas, diproyeksi bakal tercipta sekitar 26 juta pekerjaan baru seiring bangkitnya online commerce (e-commerce) pada 2022. Indonesia juga diprediksi menguasai 52% pangsa pasar e-commerce di ASEAN pada 2025.

"Ini adalah salah satu peluang di revolusi industri 4.0. Kalau tenaga kerja tidak siap, pasti akan tertinggal dibanding negara tetangga, misalnya tenaga kerja India yang sudah masuk kategori high-skill dan spesifik," katanya.

Bagikan

Berita Terbaru

Menakar Prospek Kinerja Keuangan serta Saham AADI dan ADMR Sepanjang 2025
| Rabu, 07 Mei 2025 | 09:42 WIB

Menakar Prospek Kinerja Keuangan serta Saham AADI dan ADMR Sepanjang 2025

Curah hujan yang tak lagi setinggi di kuartal I-2025 bisa membantu menopang kinerja operasional ADMR dan AADI.

Stock Pick BRI Danareksa Sekuritas Hari ini (7 Mei): MDKA, RAJA, DEWA dan JSMR
| Rabu, 07 Mei 2025 | 09:06 WIB

Stock Pick BRI Danareksa Sekuritas Hari ini (7 Mei): MDKA, RAJA, DEWA dan JSMR

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguji resistance pentingnya hari ini, Rabu (7/5) di kisaran 6.875–6.950.

Profit 36,95% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (7 Mei 2025)
| Rabu, 07 Mei 2025 | 08:39 WIB

Profit 36,95% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Terbang (7 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Mei 2025) 1 gram Rp 1.956.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 36,95% jika menjual hari ini.

Usai Terkoreksi, Investor Kembali Memburu Logam Mulia
| Rabu, 07 Mei 2025 | 08:25 WIB

Usai Terkoreksi, Investor Kembali Memburu Logam Mulia

Para investor memanfaatkan momentum koreksi harga yang terjadi beberapa waktu terakhir untuk memborong saat harga turun alias bargain hunting

Rajin Ekspansi, Prospek RS SIloam (SILO) Lebih Sehat
| Rabu, 07 Mei 2025 | 08:19 WIB

Rajin Ekspansi, Prospek RS SIloam (SILO) Lebih Sehat

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan membeli 14 rumah sakit milik First REIT dengan pinjaman sindikasi

Mengurai Faktor Pendorong Harga Saham KLBF, dari Aksi Blackrock Hingga Dividen
| Rabu, 07 Mei 2025 | 08:19 WIB

Mengurai Faktor Pendorong Harga Saham KLBF, dari Aksi Blackrock Hingga Dividen

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 22 Mei 2025.​

Menjaga Daya Tahan Pasar Saham Indonesia di Sepanjang Tahun 2025
| Rabu, 07 Mei 2025 | 08:13 WIB

Menjaga Daya Tahan Pasar Saham Indonesia di Sepanjang Tahun 2025

Kebijakan trading halt sebenarnya bagus, menghindari kepanikan massal dan memberikan waktu investor mengambil keputusan d lebih rasional.

Waspada, Sambil Berharap Bahan Bakar Pendorong Bursa Saham Tetap Menyala
| Rabu, 07 Mei 2025 | 07:37 WIB

Waspada, Sambil Berharap Bahan Bakar Pendorong Bursa Saham Tetap Menyala

Penguatan indeks berlawanan arah dengan data ekonomi dalam negeri yang menunjukkan perlambatan.Investor harus tetap mewaspadai pembalikan arah.

Pergerakan Kurs Rupiah Menanti Hasil Rapat The Fed
| Rabu, 07 Mei 2025 | 07:05 WIB

Pergerakan Kurs Rupiah Menanti Hasil Rapat The Fed

Pelemahan  rupiah sejalan sentimen perlambatan ekonomi domestik. "Namun, pelemahan rupiah tertahan di sesi kedua,

Jenuh Beli dan Sudah Naik Tinggi, Hari Ini Rabu (7/5), IHSG Rawan Terkoreksi
| Rabu, 07 Mei 2025 | 06:47 WIB

Jenuh Beli dan Sudah Naik Tinggi, Hari Ini Rabu (7/5), IHSG Rawan Terkoreksi

IHSG di area jenuh beli (overbought), berarti sudah naik cukup tinggi dalam waktu singkat. Jadi ada kemungkinan terkoreksi dalam waktu dekat.

INDEKS BERITA

Terpopuler