Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2019 Bisa Mencapai 5,2%

Senin, 06 Mei 2019 | 08:22 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2019 Bisa Mencapai 5,2%
[]
Reporter: Adinda Ade Mustami, Benedicta Prima, Grace Olivia | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesta demokrasi yang berlangsung di bulan April tahun ini diprediksi bakal mendorong perbaikan komponen penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini pun diperkirakan akan lebih tinggi.

Berdasarkan konsensus ekonom yang dihimpun KONTAN, pertumbuhan ekonomi yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan mencapai 5,2% year on year (yoy). Sebagai pembanding, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 mencapai 5,06% yoy, sedangkan dan kuartal IV-2018 lalu 5,18% yoy.

Pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden setidaknya mendorong perbaikan tiga komponen penyumbang PDB. Pertama, konsumsi rumah tangga. Kedua, belanja pemerintah. Ketiga, konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan, perbaikan konsumsi rumah tangga tercermin dari rata-rata penjualan ritel kuartal I-2019 yang naik 8,1% yoy, hampir dua kali lipat dibanding kan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,3% yoy. Selain itu, tingkat inflasi rendah serta ditambah belanja sosial pemerintah, turut mengungkit konsumsi masyarakat.

"Kami melihat, belanja sosial pemerintah yang naik 106% yoy cukup efektif mendorong konsumsi domestik di kuartal pertama. Kami perkirakan konsumsi domestik tumbuh 5,08% yoy," kata Mikail kepada KONTAN, Jumat (3/5).

Realisasi belanja pemerintah secara keseluruhan periode Januari-Maret juga tumbuh sebesar 7,9% yoy. Periode yang sama tahun lalu hanya tumbuh 4,75% yoy.

Sementara Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat, aktivitas kampanye dan persiapan pemilihan umum 2019 juga turut memberikan kontribusi, mulai dari aktivitas logistik, konsumsi makanan dan minuman, hingga aktivitas terkait transportasi. Walaupun sumbangannya terhadap PDB tak terlalu besar.

Adapun pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi kuartal I-2019, hanya naik sekitar 5,83%. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan, kuartal I-2018 sebesar 7,94% yoy.

"Karena pemerintah menggeser prioritas utamanya pada APBN 2019 dari proyek infrastruktur untuk pengeluaran sosial tahun ini," kata Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro.

Dari sisi ekspor, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah memperkirakan bakal membaik. Menurut dia, perbaikan terjadi karena perlambatan pada kinerja impor. Namun, hal ini dinilai tidak cukup signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih cukup pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi awal tahun ini. Sebab, sektor manufaktur yang menjadi salah satu penyumbang terbesar PDB, menunjukkan perlambatan.

Menurut Lana, saat terjadi perlambatan pada sektor manufaktur, pendapatan penduduk bisa terhambat dan akhirnya menunda konsumsi. Makanya, laba emiten consumer good tidak terlalu besar.

"Tetapi (konsumsi rumah tangga) bisa jadi tertunda, dalam arti di kuartal II-2019 ada lebaran dan tahun ajaran baru, jadi mereka belanja di kuartal II-2019," kata Lana.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Siuman, Strategi Jitu BKSL Lewat Peningkatan Keterlibatan Mitra Strategis
| Senin, 21 Juli 2025 | 22:36 WIB

Harga Saham Siuman, Strategi Jitu BKSL Lewat Peningkatan Keterlibatan Mitra Strategis

Pemegang saham BKSL menyepakati pengangkatan Hiramsyah Sambudhy Thaib sebagai CEO BKSL dalam RUPS tahunan, 30 Juni 2025.

Potensi Realisasi Marketing Sales Emiten Properti di Semester II-2025 Penuh Tantangan
| Senin, 21 Juli 2025 | 20:35 WIB

Potensi Realisasi Marketing Sales Emiten Properti di Semester II-2025 Penuh Tantangan

Perumahan tapak juga tetap menjadi kontributor utama prapenjualan, yaitu 96% dari total prapenjualan semester I-2025.

Impor Pangan dari AS Akan Berimbas pada Bisnis Afiliasi Charoen Pokphand (BISI)
| Senin, 21 Juli 2025 | 18:06 WIB

Impor Pangan dari AS Akan Berimbas pada Bisnis Afiliasi Charoen Pokphand (BISI)

Rencana impor pangan besar-besaran dari AS hingga US$ 4,5 miliar, ditengarai bisa memberikan efek netral hingga negatif pada BISI.

Saham PGEO Terus Menguat, Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
| Senin, 21 Juli 2025 | 17:45 WIB

Saham PGEO Terus Menguat, Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

PGEO berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan potensi panas bumi Indonesia yang substansial, dengan potensi hingga 3,2 GW.

Dicecar BEI, TGUK Sebut Persediaan Barang Turun Drastis Karena Rusak dan Expired
| Senin, 21 Juli 2025 | 13:14 WIB

Dicecar BEI, TGUK Sebut Persediaan Barang Turun Drastis Karena Rusak dan Expired

Pos persediaan barang PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) anjlok dari Rp 22,5 miliar (30/9/2024) menjadi Rp 1,1 miliar (31/12/2024).

Baru Cetak Rekor, Antisipasi Bitcoin Cs Lebih Volatil
| Senin, 21 Juli 2025 | 13:07 WIB

Baru Cetak Rekor, Antisipasi Bitcoin Cs Lebih Volatil

Baru-baru ini, Bitcoin mengukir rekor puncak, dan sejumlah altcoin naik lebih agresif. Jangan buru-buru beli, takar potensinya!

Menghitung Proyeksi Valuasi Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) setelah Buyback
| Senin, 21 Juli 2025 | 13:00 WIB

Menghitung Proyeksi Valuasi Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) setelah Buyback

Manajemen bilang, MTEL memandang perlu adanya fleksibilitas yang memungkinkan perusahaan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham.

Cara Baru Punya Rumah, Tanpa Beban Bunga KPR
| Senin, 21 Juli 2025 | 12:47 WIB

Cara Baru Punya Rumah, Tanpa Beban Bunga KPR

Di tengah kenaikan suku bunga KPR dan harga properti, rumah flat berbasis koperasi jadi alternatif yang lebih terjangkau.

Produk Bebas Asap HM Sampoerna (HMSP) Jadi Katalis Positif Jangka Panjang
| Senin, 21 Juli 2025 | 11:24 WIB

Produk Bebas Asap HM Sampoerna (HMSP) Jadi Katalis Positif Jangka Panjang

Produk smoke free product (SFP) dari HMSP di Indonesia akan menghasilkan gross profit margin (GPM) atau margin laba kotor mendekati 20%

Terungkap! Gas Oksigen dan Nitrogen Oversupply, Samator (AGII) Turunkan Kapasitas
| Senin, 21 Juli 2025 | 11:00 WIB

Terungkap! Gas Oksigen dan Nitrogen Oversupply, Samator (AGII) Turunkan Kapasitas

Penghentian satu pabrik sementara tersebut, dilakukan PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) sampai waktu yang belum ditentukan.

INDEKS BERITA

Terpopuler