Pertumbuhan Jumlah Simpanan Kelas Menengah Bawah Terus Melambat

Rabu, 19 Maret 2025 | 03:40 WIB
Pertumbuhan Jumlah Simpanan Kelas Menengah Bawah Terus Melambat
[ILUSTRASI. Petugas Bank melayani warga untuk menukar uang pada Semarak Rupiah Ramadan dan Idul Fitri (Serambi) 2025 yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) di Taman Nukila, Ternate, Maluku Utara, Senin (17/3/2025). Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku Utara menyiapkan Uang Layak Edar (ULE) pecahan baru sebesar Rp180,9 triliun dengan melibatkan berbagai instansi perbankan guna memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan uang pecahan baru jelang Idul Fitri 1446 Hijriah. ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.]
Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simpanan masyarakat kelas menengah bawah di perbankan diprediksi masih akan tumbuh melambat hingga paruh pertama 2025. Salah satu penyebabnya adalah fenomena makan tabungan dan menurunnya daya beli.

Mengutip hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI), indeks tabungan kelompok menengah pada Februari 2025 mencapai 100,7. Indeks tabungan kelompok ini menjadi terendah sejak Maret 2024.Proporsi tabungan tercatat 14,7% atau terendah sejak Desember 2021 di 14,1%.

Direktur SME & Retail Funding Bank Tabungan Negara Muhammad Iqbal mengatakan, perlambatan pertumbuhan DPK dapat mencerminkan kondisi tabungan masyarakat.

"Indikator tingkat pertumbuhan Indeks Harga Konsumern (IHK) yang minus 0,09% secara tahunan di Februari menunjukkan masih rendahnya daya beli masyarakat dan menggambarkan penggunaan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari meningkat," tutur Iqbal, Selasa (18/3).

Toh, tahun ini BTN tetap optimistis dana pihak ketiga (DPK) ritel masih tumbuh 18,53% dari akhir 2024. BTN menargetkan DPK dari tabungan berkontribusi 55%. 

SVP Retail Deposit Product & Solution Bank Mandiri Evi Dempowati menyebut, simpanan masyarakat menengah ke bawah tertekan meningkatnya biaya hidup dan melemahnya daya beli. 

"Fenomena makan tabungan masih terjadi di segmen tertentu, namun Februari 2025 tabungan Bank Mandiri masih tumbuh 14,5% secara tahunan," kata Evi. Bank Mandiri optimistis, dapat menjaga pertumbuhan simpanan dengan menargetkan tabungan naik dua digit tahun ini.

Untuk mencapai target, Bank Mandiri mempermudah akses nasabah melalui layanan digitalisasi lewat aplikasi Livin’ by Mandiri. "Dengan strategi tersebut, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan simpanan yang sehat," kata Evi.

Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Lani Darmawan mengakui, per Januari 2025 jumlah tabungan hanya tumbuh sekitar 2%.

Lani menyebut, segmen nasabah CIMB mayoritas masih di mass middle segment jadi sangat sedikit segmen mikro. "Dari segmen UKM masih tumbuh sekitar 30% karena juga dipakai secara tradisional untuk usaha kecil," jelas dia. 

Tahun ini Bank CIMB Niaga hanya menargetkan dana nasabah di tabungan masih bisa tumbuh sekitar 5%.
 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Emiten dengan Porsi Publik Jumbo Unjuk Gigi, Saham WIRG dan PADI Perlu Diwaspadai?
| Senin, 18 Agustus 2025 | 11:28 WIB

Emiten dengan Porsi Publik Jumbo Unjuk Gigi, Saham WIRG dan PADI Perlu Diwaspadai?

Tanpa didukung sentimen yang bersifat fundamental, kenaikan harga saham emiten dengan kepemilikan investor publik yang mayoritas tak ajek. 

Prospek Saham BRPT di Persimpangan: Kinerja Keuangan Cemerlang, Valuasi Diperdebatkan
| Senin, 18 Agustus 2025 | 09:55 WIB

Prospek Saham BRPT di Persimpangan: Kinerja Keuangan Cemerlang, Valuasi Diperdebatkan

Di kuartal II-2025 saham-saham emiten konglomerasi mayoritas meningkat yang turut mendorong kenaikan IHSG.

Insentif Pajak Rumah Berlanjut Hingga 2026
| Senin, 18 Agustus 2025 | 09:28 WIB

Insentif Pajak Rumah Berlanjut Hingga 2026

Pemerintah memutuskan tetap melanjutkan insentif PPN DTP untuk sektor properti hingga tahun depan   

Beban Utang Menekan Ruang Fiskal 2026
| Senin, 18 Agustus 2025 | 09:21 WIB

Beban Utang Menekan Ruang Fiskal 2026

Berdasarkan hitungan INDEF, total kewajiban utang dan bunga yang harus dibayar pemerintah di 2026 mencapai Rp 1.433 triliun.

Jalan Berkelok Demi Mencapai Target 8%
| Senin, 18 Agustus 2025 | 09:17 WIB

Jalan Berkelok Demi Mencapai Target 8%

Tanpa ada reformasi, intervensi dan keseriusan dari pemerintah, target pertumbuhan ekonomi 8% akan sangat sulit tercapai

Grup Lippo tak Ketinggalan Pesta Para Konglomerat, Diam-Diam Harga Saham MLPT Melesat
| Senin, 18 Agustus 2025 | 09:15 WIB

Grup Lippo tak Ketinggalan Pesta Para Konglomerat, Diam-Diam Harga Saham MLPT Melesat

Hanya butuh waktu setahun bagi saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menanjak dari di bawah 2.000 ke Rp 80.000 per saham.

Menakar Sektor Unggulan di Sisa Tahun 2025
| Senin, 18 Agustus 2025 | 08:44 WIB

Menakar Sektor Unggulan di Sisa Tahun 2025

Saham-saham sektor perbankan, ritel, dan properti masih berpeluang mencetak penguatan di sisa tahun ini 

Laba Bersih Agregat Kuartal II Emiten Melemah, Ada Potensi Perbaikan di Paruh Kedua
| Senin, 18 Agustus 2025 | 08:07 WIB

Laba Bersih Agregat Kuartal II Emiten Melemah, Ada Potensi Perbaikan di Paruh Kedua

Daya beli yang lemah di segmen masyarakat berpenghasilan rendah dapat membatasi emien sektor barang konsumsi.

Bursa Asia Berpeluang Menguat
| Senin, 18 Agustus 2025 | 07:54 WIB

Bursa Asia Berpeluang Menguat

Bursa saham Asia berpeluang menguat di awal pekan ini, dipengaruhi oleh sejumlah rilis data ekonomi.

Menanti Pasar Modal yang Lebih Kokoh
| Senin, 18 Agustus 2025 | 07:51 WIB

Menanti Pasar Modal yang Lebih Kokoh

Pasar modal Indonesia tumbuh pesat, namun fundamental pasar modal masih membutuhkan sejumlah perbaikan

INDEKS BERITA

Terpopuler