Pokja Berniat Buka Perwakilan di Singapura untuk Menindaklanjuti Investasi

Selasa, 19 Februari 2019 | 07:45 WIB
Pokja Berniat Buka Perwakilan di Singapura untuk Menindaklanjuti Investasi
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kelompok Kerja (Pokja) IV Satuan Tugas Percepatan Paket Kebijakan Ekonomi menggulirkan strategi jemput bola untuk memperbesar nilai investasi langsung. Caranya? Pokja akan membuka kantor perwakilan di Singapura untuk mendekati kembali calon investor yang batal merealisasikan investasi.

Pembatalan rencana investasi disebut sebagai penyebab penurunan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Merujuk data  Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) , realisasi investasi langsung tahun 2018 sebesar Rp 721,3 triliun, naik 4,1% dibandingkan dengan 2017. Meski naik, ini menjadi pertama kali realisasi investasi gagal mencapai target, yakni hanya 94,3% dari bidikan investasi Rp 765 trilliun.

Penyebab utama adalah lesunya investasi asing. Realisasi investasi PMA tahun 2018 sebesar Rp 392,7 triliun, turun 8,8% dibandingkan dengan 2017 sebesar Rp 430,5 triliun.

Meski begitu, investasi dari Singapura tetap tumbuh, bahkan menempati posisi pertama dalam kategori investasi penanaman modal asing yakni senilai US$ 9,19 miliar. Jumlah itu memberi kontribusi sekitar 31,4% terhadap total PMA.

Hanya Wakil Ketua Pokja IV Purbaya Yudhi Sadewa menyebut, realisasi investasi dari Singapura masih terlalu kecil ketimbang potensinya. "Hanya 10% dari target," ujar Purbaya, Senin (18/2).

Menurutnya, banyak perusahaan Singapura maupun perusahaan internasional yang berkantor di negeri singa ingin ekspansi ke Indonesia. Namun, rencana itu terkendala berbagai macam permasalahan, seperti perizinan.

Guna mengatasi permasalahan calon investor di Singapura, Pokja IV berencana membuka kantor cabang. Itu melalui penempatan tim Pokja IV yang akan memfasilitasi calon investor. "Orang kami di sana akan bertugas follow up proyek-proyek di Singapura. Dalam waktu dekat sudah akan jalan," terang Purbaya.

Penempatan tim  tersebut diharapkan bisa menjadi solusi kendala investasi dari Singapura. Ini berkaca dari kinerja Pokja IV yang berhasil menangani kendala investasi di dalam negeri.

Pada tahun 2018, misalnya, Pokja IV Telah menyelesaikan sekitar 120 kasus. "Kasus-kasus yang kami tangani ini, macam-macam jenisnya ada yang berhubungan dengan investasi dan teknologi," terang Purbaya.

Saat ini ada sekitar 139 kasus investasi yang masih daam penanganan Pokja IV. Targetnya sepanjang tahun 2019, Pokja IV bisa menyelesaikan paling tidak minimal 75 kasus investasi.  Salah satunya, perusahaan Amerika Serikat, yakni Google yang memiliki proyek bernama Loon. Proyek ini dirancang untuk memperluas konektivitas internet bagi orang-orang di wilayah pedesaan dan terpencil di seluruh dunia.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani meragukan keberhasilan rencana Pokja IV buka cabang di Singapura. Bahkan, rencana itu dikhawatirkan malah menimbulkan persoalan baru, yakni tumpang tindih instansi dengan  pemerintah yang sudah ada.
"Ide untuk membantu investor dalam berinvestasi baik saja. Namun, Indonesia  sudah memiliki kantor BKPM dan kedutaan di Singapura dengan fungsi tersebut. Jadi ini perlu diperjelas lagi," jelas Shinta.

BKPM dalam menjaring investasi asing memang sudah memiliki kantor cabang di sejumlah negara. Yakni berupa Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC).
Penempatan IIPC di kota yang memiliki potensi investasi besar, yakni Singapura, Sydney (Australia), Taipei (China), Tokyo (Jepang), Seoul (Korea Selatan), Abu Dhabi (United Emirate Arab), London (Inggris), hingga New York (Amerika Serikat).
 

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Diversifikasi Produk PT Harum Energy Tbk (HRUM)
| Jumat, 26 September 2025 | 06:00 WIB

Strategi Diversifikasi Produk PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Kinerja PT Harum Energy Tbk (HRUM) pada semester II 2025 akan ditopang kenaikan penjualan nikel dan sejumlah proyek baru

BRPT Geser TLKM, Saham-Saham Konglomerat Kian Mendominasi Daftar Top 10 Market Cap
| Jumat, 26 September 2025 | 05:50 WIB

BRPT Geser TLKM, Saham-Saham Konglomerat Kian Mendominasi Daftar Top 10 Market Cap

Selain BRPT, sebelumnya ada DCII dan DSSA, dua saham terafiliasi konglomerat yang baru masuk dalam daftar top 10 market cap.

Cari Tambahan Modal, Indah Kiat (INKP) Rilis Obligasi Rp 5,26 Triliun
| Jumat, 26 September 2025 | 05:45 WIB

Cari Tambahan Modal, Indah Kiat (INKP) Rilis Obligasi Rp 5,26 Triliun

Dana hasil penerbitan obligasi dan sukuk sebagian akan digunakan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) untuk membayar utang dan bunga bank.​

Polemik Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta
| Jumat, 26 September 2025 | 05:43 WIB

Polemik Aturan Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung juga telah menegaskan agar Ranperda KTR tidak mengganggu usaha UMKM.

Juru Masak Dapur Mitra MBG Harus Bersertifikat
| Jumat, 26 September 2025 | 05:39 WIB

Juru Masak Dapur Mitra MBG Harus Bersertifikat

BGN menyatakan bahwa yayasan atau mitra satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) MBG harus menyediakan juru masak atau chef yang bersertifikat.

Menggenjot Produksi Kendaraan, IMAS Mencaplok Nissan Motor
| Jumat, 26 September 2025 | 05:38 WIB

Menggenjot Produksi Kendaraan, IMAS Mencaplok Nissan Motor

Dengan kendali penuh atas pabrik ini, IMAS akan memiliki ruang menekan biaya dan memperbesar kapasitas produksi.

 Indonesia Terus Menambah Pasar Ekspor Baru
| Jumat, 26 September 2025 | 05:36 WIB

Indonesia Terus Menambah Pasar Ekspor Baru

Setelah menggaet Uni Eropa, Indonesia meneken kesepakatan dagang dengan Kanada untuk memperluas peluang ekspor

Genjot Produksi Kendaraan, Indomobil Sukses (IMAS) Akuisisi Nissan Motor
| Jumat, 26 September 2025 | 05:35 WIB

Genjot Produksi Kendaraan, Indomobil Sukses (IMAS) Akuisisi Nissan Motor

Akuisisi ini dilakukan lantaran PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) butuh fasilitas untuk mendukung produksi merek di bawah Indomobil. 

HGII Optimistis Proyek EBT Bisa Mendongkrak Kinerja
| Jumat, 26 September 2025 | 05:30 WIB

HGII Optimistis Proyek EBT Bisa Mendongkrak Kinerja

Melalui PLTM dan bioenergi yang kami kembangkan, HGII dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam merealisasikan target bauran energi bersih,

Wisata Raja Ampat Mulai Terdampak Tambang Nikel
| Jumat, 26 September 2025 | 05:28 WIB

Wisata Raja Ampat Mulai Terdampak Tambang Nikel

Laporan Auriga menunjukkan, konsesi tambang nikel seluas lebih dari 22.000 hektare (ha) mengancam 2.470 ha terumbu karang, 7.200 ha hutan alam,

INDEKS BERITA

Terpopuler