PP Properti (PPRO) Akan Memperbesar Kontribusi Pendapatan Berulang

Senin, 25 Februari 2019 | 07:50 WIB
PP Properti (PPRO) Akan Memperbesar Kontribusi Pendapatan Berulang
[]
Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) terus memperbesar kontribusi pendapatan berulang atawa recurring income. Anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini menargetkan, pada tahun depan, pemasukan dari pendapatan berulang setara dengan 15% dari total pendapatan perusahaan.

Saat ini, pendapatan berulang PP Properti terbilang masih mini, yakni sebesar 7% terhadap total pendapatan. Untuk mencapai target tersebut, emiten bersandi saham PPRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu bakal membangun hotel dan mal.

Indaryanto, Direktur Keuangan PP Properti, menyebutkan, target kontribusi pendapatan berulang pada tahun 2020 sebesar 15%. Adapun target tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Nah, untuk memperbesar recurring income, PPRO bakal terus menambah jumlah pusat dan hotel yang mereka kelola.

Pada tahun lalu, kontribusi segmen pendapatan berulang senilai Rp 200 miliar terhadap total pendapatan PP Properti. "Makanya, kami akan terus menggenjot kontribusi pendapatan berulang dengan menambah portofolio mal dan hotel di masa yang akan datang," ungkap dia.

Yang terang, manajemen PPRO memproyeksikan total pertumbuhan bisnis di atas 10% pada tahun ini. "Realisasi penjualan pemasaran sepanjang tahun lalu sekitar Rp 3,4 triliun dan tahun ini diharapkan naik di atas 10% menjadi Rp 3,8 triliun," ungkap Indaryanto.

Saat ini, PP Properti memiliki lima hotel, mulai dari hotel bintang dua hingga bintang empat. Untuk hotel bintang empat, Indaryanto menyebutkan, lokasinya tersebar di Bandung, Pekanbaru, dan Balikpapan, menyusul hotel terbaru di Lombok yang saat ini masih dibangun.

Sedangkan untuk hotel bintang tiga plus berada di Cawang dan hotel bintang dua di Surabaya. Sebenarnya fokus pengembangan hotel lebih ke segmen bintang tiga plus dan bintang empat. Adapun hotel bintang dua di Surabaya lantaran lokasinya berada di dalam mal yang juga milik PP Properti.

Manajemen PP Properti menganggap, keberadaan hotel bintang dua di pusat perbelanjaan tersebut dapat menggaet tamu dari para tenant mal tersebut. Benar saja, strategi ini mampu mencapai okupansi kamar hotel sekitar 70% hingga 80%.

Adapun tingginya tingkat okupansi lantaran strategi PP Properti dalam memilih lokasi yang cukup strategis. "Daerah yang kami incar strategis semua. Kami juga bekerjasama dengan beberapa instansi yang sering memakai tempat kami," kata Indaryanto.

Kini, PP Properti tengah merampungkan pembangunan hotel bintang empat di Lombok. Untuk pembangunan hotel di Lombok, Indaryanto membeberkan, manajemen menggelontorkan investasi sebesar Rp 200 miliar untuk pengadaan 164 kamar.

Kelak, dari total kamar tersebut akan ada 15 kamar tipe smart room, delux 129 unit, executive 12 unit dan suit delapan unit. Proyek bertajuk Paramount Lombok Resort & Residences ini dikembangkan bersama EBD Paragon di lahan seluas 7,65 ha. Proyek di Kawasan KEK Mandalika itu ditargetkan selesai pada tahun 2020.

Manajemen PP Properti juga akan membangun satu pusat belanja di Surabaya untuk meningkatkan nilai tambah apartemen yang dikelola perusahaan. "Sehingga, orang akan seneng tinggal di apartemen kami juga," Indaryanto berharap.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler