Prediksi Kurs Rupiah: Bergantung Hasil Perundingan Dagang

Jumat, 11 Oktober 2019 | 05:31 WIB
Prediksi Kurs Rupiah: Bergantung Hasil Perundingan Dagang
[ILUSTRASI. Teller Bank Mandiri menunjukkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Bank Mandiri KCP Jakarta DPR, Senin (7/1/2019). Kurs Rupiah terhadap Dolar AS hari ini bergantung pada perundingan AS-China. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.]
Reporter: Adrianus Octaviano, Intan Nirmala Sari, Yasmine Maghfira | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pada dollar Amerika Serikat (AS) berhasil dimanfaatkan rupiah untuk berbalik arah.

Pada perdagangan kemarin, Kamis (10/10), kurs rupiah di pasar spot menguat 0,16% menjadi Rp 14.150 per dollar AS.

Setali tiga uang, kurs tengah rupiah Bank Indonesia menanjak 0,18% ke Rp 14.157 per dollar AS.

Posisi dollar AS memang sedang dalam tekanan karena risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada 17–18 September lalu menyebut volatilitas di pasar uang Negeri Paman Sam memburuk. Ini sempat membuat The Federal Reserve meningkatkan jumlah uang beredar di pasar uang AS.

Selain itu, Gubernur The Fed Jerome Powell kembali membuat pernyataan pihaknya membuka peluang pemangkasan suku bunga lanjutan. Ini menjadi angin segar bagi mata uang lainnya.

"Dari hasil risalah, para analis memperkirakan The Fed memberi sinyal kuat untuk menurunkan suku bunga acuan lebih cepat, yakni pada pertemuan FOMC di 29–30 Oktober mendatang," kata Analis Garuda Berjangka Ibrahim, kemarin.

Baca Juga: Ada Spekulasi Bunga The Fed Turun, Harga Emas Hari Ini Naik Tipis

Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan, keberhasilan yuan menguat atas dollar AS akhirnya menjadi sentimen positif bagi mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Pergerakan rupiah hari ini sangat bergantung pada hasil pertemuan dagang antara AS dan China yang dilaksanakan pada 10–11 Oktober di Washington DC. Sebenarnya pelaku pasar optimistis perundingan dagang tersebut bisa berjalan mulus dan menghasilkan kesepakatan positif. Hal ini membuat yuan serta mata uang di kawasan Asia kembali melaju saat berhadapan dengan the greenback.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Menunggu Negosiasi Dagang

Selain itu, pergerakan mata uang Garuda juga akan dipengaruhi oleh angka inflasi AS periode September. Jika inflasi AS di bawah hasil konsensus analis yang sebesar 0,1%, peluang rupiah untuk kembali menguat terbuka.

Karena itu, Josua menganalisis, kurs rupiah hari ini akan bergerak dalam kisaran Rp 14.125–Rp 14.200 per dollar AS. Sedangkan Ibrahim memperkirakan, mata uang Garuda akan bergerak dengan rentang pergerakan Rp 14.110–Rp 14.176 per dollar AS.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA