KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek pemangkasan suku bunga ternyata tidak berdampak positif pada pergerakan rupiah.
Kemarin, kurs rupiah di pasar spot melemah 4,53% ke Rp 15.913 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 3,21% ke Rp 15.712 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menuturkan, sesuai ekspektasi pelaku pasar, langkah BI menurunkan suku bunga 25 bps tidak berefek bagi rupiah. Ini sama seperti yang terjadi di Eropa. Meski bank sentral Eropa menambah stimulus, euro tetap terpukul.
Baca Juga: Kurs rupiah nyaris tembus Rp 16.000 per dolar AS, apa kata Menko Airlangga?
Pelaku pasar juga masih melihat perkembangan virus corona di Indonesia, di mana jumlah penderita terus bertambah.
Head of Economics & Research Bank UOB Enrico Tanuwidjaja justru melihat upaya BI akan positif secara jangka panjang. Pelaku pasar banyak membeli dollar AS lantaran musim pembagian dividen dan pembayaran utang di luar negeri.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Menuju Support Baru
Enrico percaya, efek swap pricing pasca penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valas akan terasa. Maklum, beleid baru diterapkan pekan ini.
Hari ini, Faisyal memprediksi rupiah akan bergerak antara Rp 15.800-Rp 16.200 per dollar AS. Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri C. Permana memperkirakan, kurs rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.360-Rp 16.660 per dollar AS.