Kejahatan Finansial dan Ancaman Krisis Kepercayaan Publik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pesat investor dan nasabah domestik membawa harapan baru bagi pembiayaan nasional. Namun serangkaian krisis di sektor non-bank, mulai dari Jiwasraya, Asabri, Wanaartha, Bumiputera, Indosurya hingga Investree yang izinnya dicabut Otoritas Jasa Keuangan dan kini berlanjut ke proses hukum, menimbulkan pertanyaan besar: apakah dana publik benar-benar aman? Dalam sektor asuransi, kegagalan beruntun bahkan mendorong pergeseran kepercayaan masyarakat kepada penanggung joint venture asing yang dianggap lebih terpercaya. Kini pemerintah menanggapi dengan rencana menggabungkan 15 BUMN asuransi menjadi tiga entitas besar, tetapi efektivitasnya masih perlu dibuktikan. Jika pola lama tidak dibenahi, kepercayaan terhadap institusi keuangan domestik berisiko terus terkikis.
Dalam lima tahun terakhir, peran investor domestik tumbuh pesat dan ikut menjadi tulang punggung baru pembiayaan nasional. Namun di balik optimisme itu, sejumlah kegagalan besar justru melahirkan pertanyaan mendasar: sejauh mana dana publik benar-benar terlindungi? Krisis Jiwasraya, kerugian Asabri dan sorotan terhadap Taspen memperlihatkan bahwa bahkan lembaga yang dianggap paling aman pun tidak kebal. Bila simbol keamanan bisa runtuh, ke mana lagi publik dapat menggantungkan kepercayaan?
