KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor eksternal dan internal kompak menekan nilai tukar rupiah.
Kemarin, Selasa (24/9), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,21% menjadi Rp 14.114 per dollar Amerika Serikat (AS).
Serupa, kurs rupiah di Bank Indonesia juga terdepresiasi 0,16% ke Rp 14.099 per dollar AS.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, data manufaktur Uni Eropa yang lebih rendah dari proyeksi membuat mata uang emerging market tertekan.
Baca Juga: Ancaman resesi ekonomi zona Eropa terlihat, Euro cenderung melemah terhadap dolar AS
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menambahkan, demonstrasi yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia mempengaruhi investor asing yang akhirnya memilih keluar dari pasar keuangan dalam negeri. Hal ini akhirnya membuat rupiah loyo.
Josua pun memprediksi mata uang Garuda masih dalam tekanan dan bergerak dalam kisaran Rp 14.050–Rp 14.150 per dollar AS.
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Disetir Kondisi Politik
"Selanjutnya fokus pelaku pasar pada perlambatan ekonomi Eropa dan penantian negosiasi perang dagang AS dan China," kata dia.
Ahmad pun sepakat, kedua sentimen tersebut masih akan menjadi penggerak rupiah. Dia memperkirakan, rupiah berada di rentang Rp 14.050–Rp 14.150 per dollar AS hari ini.