Premi Asuransi Kendaraan Bermotor Masih Menderu

Rabu, 26 Juni 2024 | 04:35 WIB
Premi Asuransi Kendaraan Bermotor Masih Menderu
[ILUSTRASI. Kendaraan melintas di jalan protokol Jakarta, Selasa (29/8/2023). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/08/2023.]
Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi kendaraan bermotor masih menderu meski pasar otomotif lesu pada awal tahun ini. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pada kuartal I premi asuransi kendaraan bermotor tumbuh 13,8% secara tahunan menjadi Rp 5,9 triliun. 

Padahal menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil nasional pada Januari-Maret 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar 23,9% secara tahunan. Pada saat yang sama, penjualan di pasar ritel juga turun 15%.

"Premi tidak akan langsung mengalami penurunan saat penjualan mobil turun. Tapi kami mengamati adanya kemungkinan premi akan melandai," ujar Wakil Ketua AAUI untuk Bidang Statistik & Riset Trinita Situmeang belum lama ini.

Pertumbuhan premi lini bisnis ini juga dirasakan oleh PT Asuransi Simas Insurtech. Hingga Mei 2024, Direktur Utama Simas Insurtech, Teguh Aria Djana menyebut premi asuransi kendaraan bermotor di perusahaannya naik 50% dibanding periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp 53,9 miliar.

Baca Juga: Bisnis Asuransi Properti Makin Kokoh

Ia menyebut kenaikan premi asuransi kendaraan bermotor Simas Insurtech didorong peningkatan kerja sama dengan beberapa mitra bisnis.

"Kemudian karena adanya peningkatan penjualan direct melalui aplikasi dan website Simas Insurtech," kata Teguh, Selasa (25/6).

Melihat tren ini, Teguh optimistis bisa mencapai target premi asuransi kendaraan bermotor hingga akhir tahun nanti. Untuk mencapainya, perseroan akan terus menjaga kerja sama dengan mitra bisnis yang ada. 

Kondisi berbeda terjadi di PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) yang mengalami penurunan premi asuransi kendaraan bermotor pada awal 2024. Presiden Direktur Aswata Christian Wanandi bilang premi asuransi kendaraan bermotor perseroan turun 11% pada kuartal I 2024 menjadi Rp 145 miliar.

"Penurunan tersebut karena penjualan mobil baru juga tercatat menurun," ujar Christian.

Baca Juga: Premi Industri Reasuransi Masih Tumbuh Dua Digit

Meski begitu, Aswata masih mempertahankan target premi asuransi kendaraan bermotor sepanjang tahun ini sebesar Rp 700 miliar. Target tersebut lebih tinggi 10% dari realisasi pada 2023. 

Untuk menggenjot premi lini bisnis tersebut di sisa tahun 2024, Christian bilang Aswata akan mendorong premi renewal bisnis dari nasabah eksisting. Selain it pihaknya akan terus menambah mitra dari sejumlah perusahaan pembiayaan baru. 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kementerian BUMN Jadi Superholding, Begini Pengelolaan BUMN di Negara Lain
| Sabtu, 28 September 2024 | 20:08 WIB

Kementerian BUMN Jadi Superholding, Begini Pengelolaan BUMN di Negara Lain

Beredar kabar, pemerintah baru akan membubarkan Kementerian BUMN dan menggantikan dengan superholding. Begini praktik di negara lain

Bursa Pemimpin untuk Rakyat
| Sabtu, 28 September 2024 | 08:05 WIB

Bursa Pemimpin untuk Rakyat

Rakyat harus memilih calon pemimpin yang berintegritas.

Pasar Sepeda Melambat Tertekan Daya Beli dan Perubahan Tren
| Sabtu, 28 September 2024 | 07:35 WIB

Pasar Sepeda Melambat Tertekan Daya Beli dan Perubahan Tren

Meredupnya tren gowes hingga pelemahan daya beli masyarakat berdampak anjloknya kinerja pasar sepeda di Indonesia.

Program Biodiesel Pengaruhi Ekspor CPO
| Sabtu, 28 September 2024 | 07:10 WIB

Program Biodiesel Pengaruhi Ekspor CPO

Ekspor CPO turun seiring meningkatnya permintaan minyak sawit untuk biodiesel.

Kenaikan Tarif Dorong Setoran Cukai MMEA
| Sabtu, 28 September 2024 | 07:00 WIB

Kenaikan Tarif Dorong Setoran Cukai MMEA

Penerimaan cukai MMEA hingga Agustus 2024 capai 58%

KPPU Selidiki Dugaan Monopoli Avtur Pertamina
| Sabtu, 28 September 2024 | 06:45 WIB

KPPU Selidiki Dugaan Monopoli Avtur Pertamina

Penyelidikan awal berangkat dari fakta tingginya harga avtur di Indonesia

BI dan Malaysia Perbarui Perjanjian Swap Rp 82 T
| Sabtu, 28 September 2024 | 06:40 WIB

BI dan Malaysia Perbarui Perjanjian Swap Rp 82 T

Perjanjian tersebut berlaku untuk lima tahun ke depan

Pekerja yang Kena PHK  Tembus 50.000 Orang
| Sabtu, 28 September 2024 | 06:30 WIB

Pekerja yang Kena PHK Tembus 50.000 Orang

Kasus PHK terbanyak ada di Jawa Tengah, Banten, dan DKI Jakarta

Pembayaran Bunga Utang Mencapai Rp 315 Triliun
| Sabtu, 28 September 2024 | 06:15 WIB

Pembayaran Bunga Utang Mencapai Rp 315 Triliun

Realisasi pembayaran bunga utang mencapai 58%

LTLS Pacu Kinerja di Akhir Tahun
| Sabtu, 28 September 2024 | 06:10 WIB

LTLS Pacu Kinerja di Akhir Tahun

Mayoritas penjualan PT Lauta.n Luas Tbk (LTLS) terserap di pasar domestik dengan porsi mencapai 90%

INDEKS BERITA

Terpopuler