Presidensi G20 Bawa Dampak Positif Pada Saham Pro-ESG

Kamis, 02 Desember 2021 | 07:30 WIB
Presidensi G20 Bawa Dampak Positif Pada Saham Pro-ESG
[]
Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Rabu (1/12), Indonesia mulai menjadi presidium G20 tahun 2022 yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger. Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas berpendapat, tema G20 2022 tersebut memberikan dampak positif untuk saham-saham yang mengusung environmental, social, dan governance (ESG). Terutama, untuk saham bluechips dari sektor perbankan dan telekomunikasi yang mempunyai fundamental kuat dan secara industri juga terbilang bagus.

Dia melihat, saham-saham emiten yang mempertimbangkan aspek ESG cukup prospektif untuk jangka panjang.

Analis Phillip Sekuritas Helen juga menilai, saham-saham emiten yang memperhatikan aspek ESG memiliki prospek yang baik karena prinsip ini pun jadi perhatian investor.

Seperti diketahui, pada akhir tahun lalu Bursa Efek Indonesia meluncurkan Indeks ESG Leaders sehingga memudahkan investor untuk berinvestasi pada perusahaan dengan skor ESG yang baik.

Jika mengutip statistik BEI, IDX SG Leaders masih terkoreksi 2,8% year to date. Menurut Sukarno, hal ini karena banyak saham-saham yang memiliki kontribusi besar mencatatkan kinerja negatif. Ini menekan indeks secara keseluruhan.

Sementara itu, beberapa saham berhasil mencetak kenaikan secara year to date seperti saham ASSA yang melejit 482,68%, saham LPPF naik 205,88%, TBIG dengan kenaikan 82%, saham ERAA dengan peningkatan harga 38,64%, dan saham AKRA dengan kenaikan 31,76%.

Sukarno bilang, investor harus mewaspadai saham-saham dalam indeks ESG Leaders yang mencatatkan peningkatan signifikan karena berpotensi turun akibat aksi ambil untung. Saham-saham dengan kinerja minus juga layak dicermati.

Terkait dengan indeks ESG Leaders yang masih terkoreksi, Helen juga melihat ini akibat saham-saham berkapitalisasi besar yang masih mengalami penurunan.

Helen mengingatkan investor untuk tetap perlu memperhatikan kinerja fundamental saham. Dia masih menjagokan saham dari sektor perbankan dan telekomunikasi sejalan dengan potensi pemulihan ekonomi pada tahun depan. Adapun untuk pilihan sahamnya ada BBNI, BBRI, BMRI, BBCA, TLKM, dan TOWR.

 

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler