Prospek Emiten Konstruksi Hanya Berharap pada Ibukota Baru

Senin, 23 Mei 2022 | 04:55 WIB
Prospek Emiten Konstruksi Hanya Berharap pada Ibukota Baru
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis infrastruktur dan konstruksi di Indonesia  diperkirakan  stagnan di 2022. Potensi pertumbuhan kinerja emiten konstruksi hanya berasal dari proyek infrastruktur ibukota negara (IKN) baru yang bisa mengerek kontrak baru.  

Analis CGS CIMB Sekuritas Aurelia Barus dalam riset menulis, realisasi kontrak baru empat kontraktor BUMN pada kuartal I-2022 secara total meningkat 99% secara year on year (yoy) menjadi Rp 22,3 triliun. Menurut analis, realiasi ini di atas perkiraan, tetapi sejalan dengan proyeksi CGS CIMB Sekuritas. 

Menurut Aurelia, kontrak yang didapat pada kuartal I-2022 sebagian besar merupakan kontrak tertunda yang harusnya dilaksanakan pada 2021. "Kami mempertahankan proyeksi kontrak sepanjang 2022 dan tidak mengubah perkiraan proyeksi perolehan kontrak baru sebesar Rp 98 triliun," ujar dia.

Baca Juga: Kementerian PUPR Selesaikan Pembangunan Tiga Jembatan Gantung di Jawa Tengah

Hingga kuartal I lalu, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 3,9 triliun atau naik 30% secara tahunan. PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 3,1 triliun di kuartal I-2022, naik 24% secara tahunan.

Sementara, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 5,7 triliun pada kuartal I-2022, atau naik 417% secara tahunan. Lalu WIKA pada kuartal I-2022 mencatatkan kontrak baru Rp 9,6 triliun atau naik 108% secara tahunan. 

Aurellia memandang, risk-reward sektor ini masih tidak menarik. ''Agar sektor ini menjadi menarik maka return on equity (ROE) perlu kembali ke dua digit," terang dia. Untuk mencapai ini, Aurelia mengatakan, emiten konstruksi BUMN perlu menaikkan kontrak baru dua-tiga kali lipat lebih tinggi dari saat ini. Namun, seiring keterbatasan anggaran infrastruktur, kondisi ini tentu sulit untuk tercapai. 

Kepastian pengembangan ibukota baru dinilai masih akan memberi keuntungan pendapatan kontrak baru. Tapi menurut Aurelia, IKN pun tidak cukup untuk mengangkat ROE kembali ke tingkat dua digit.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael menghitung, kontrak baru emiten kontruksi BUMN sepanjang 2022 akan tumbuh 15% secara tahunan. Menurut dia, suntikan penyertaan modal negara (PMN) ke beberapa BUMN pada 2021-2022 seharusnya bisa mendorong pertumbuhan kontrak baru kontraktor BUMN sepanjang tahun ini.

Saat ini, Indonesia Investment Authority (INA) telah mengamankan investasi sekitar Rp 75 triliun dan memperoleh komitmen investasi sebanyak US$ 10 miliar dari UEA. Joshua menilai, hanya tinggal masalah waktu bagi investasi INA masuk ke sektor infrastruktur domestik. 

Baca Juga: PT PP (PTPP): Ada 8 Investor yang Teken Kontrak untuk Berinvestasi di KIT Batang

Pembuatan jalan tol adalah salah satu yang paling ditunggu di sektor ini, selain investasi di bandara dan pelabuhan. "Di antara semua kontraktor BUMN, WSKT menjadi penerima manfaat utama dari investasi INA yang dapat direalisasikan pada tahun 2022 untuk pembukaan jalan tol," ucap Joshua.

Suku bunga

Joshua juga berpendapat sumber proyek besar yang bisa meningkatkan kinerja perusahaan kontraktor BUMN tahun ini hanyalah pengembangan IKN baru di Kalimantan Timur. Pemerintah mengandalkan swasta dan BUMN menanggung 80% dari biaya konstruksi, yang diperkirakan Rp 466 triliun. 

Joshua percaya, bila peraturan tentang ibukota baru diberlakukan dan pengembangan kegiatan persiapan telah dimulai, seharusnya bisa meningkatkan minat investor pada mega proyek ini. "Ini dapat memberikan peluang bagi kontraktor BUMN untuk mendapatkan tambahan kontrak baru, setidaknya sampai 2024," kata Joshua. 

Analis Kanaka Hita Solvera Andika Cipta Labora menambahkan, rencana Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga bisa membebani emiten konstruksi. Terutama emiten dengan beban utang tinggi. Dia memperkirakan, tahun ini kinerja keuangan emiten konstruksi masih stagnan. "Kinerjanya  tak jauh berbeda seperti 2021," ujar Andika. 

Faktor lain yang bisa mendukung kinerja adalah perubahan status pandemi menjadi endemi. "Status ini akan membuat pembangunan konstruksi yang tertunda, berjalan lagi," kata Andika.    

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Raih Pendanaan Rp 3,28 Triliun

Bagikan

Berita Terbaru

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta
| Jumat, 15 November 2024 | 07:15 WIB

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta

TOBA akan menjual seluruh saham  di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan
| Jumat, 15 November 2024 | 07:10 WIB

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan

POLU menggandeng Oracle Dermatology dari Korea Selatan.dan berupaya menghadirkan layanan dermatologi internasional di Indonesia.

Smelter Berhenti Produksi, Freeport Minta Relaksasi
| Jumat, 15 November 2024 | 07:00 WIB

Smelter Berhenti Produksi, Freeport Minta Relaksasi

PT Freeport Indonesia menghentikan aktivitas produksi smelter usai insiden kebakaran yang terjadi pada bulan Oktober 2024 silam.

Nataru Dongkrak Transaksi Uang Elektronik Kartu
| Jumat, 15 November 2024 | 06:45 WIB

Nataru Dongkrak Transaksi Uang Elektronik Kartu

Transaksi uang elektronik barbasis kartu diperkirakan akan semakin semarak akhir tahun ini, ditopang momentum libur Nataru

Badai PHK Katrol Klaim BP Jamsostek
| Jumat, 15 November 2024 | 06:40 WIB

Badai PHK Katrol Klaim BP Jamsostek

Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang masih marak terjadi tak hanya menghantui para pekerja.

Chandra Asri (TPIA) Akuisisi Empat Kapal Migas
| Jumat, 15 November 2024 | 06:30 WIB

Chandra Asri (TPIA) Akuisisi Empat Kapal Migas

Pengoperasian armada kapal ini menunjukkan komitmen TPIA dalam mendukung kebutuhan industri, serta mendorong pertumbuhan

Berdikari
| Jumat, 15 November 2024 | 06:15 WIB

Berdikari

Berbicara masalah ekonomi saja, saat ini ada begitu banyak "belitan" masalah yang kita hadapi untuk mandiri.

INDEKS BERITA

Terpopuler