KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak bisa bertahan di zona hijau hingga akhir pekan.
Sepanjang pekan ini, IHSG tercatat turun 2,21% ke posisi5.866,94.
Analis melihat, pelemahan IHSG dipicu panic selling lantaran investor ketakutan dengan penyebaran virus corona yang masif.
Baca Juga: Aset Tersangka Jiwasraya Disita, TRAM: Gunung Bara Utama Bukan Milik Heru Hidayat
"Selain itu, likuidasi beberapa reksadana dan suspensi sejumlah akun di sekuritas juga menurunkan transaksi di bursa," kata Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani, kemarin.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, saat ini rilis data inflasi, pertumbuhan ekonomi dan defisit transaksi berjalan Indonesia yang stabil belum cukup jadi tenaga IHSG. Investor memilih wait and see penanganan kasus Jiwasraya.
Baca Juga: Kejagung: Kerugian sementara akibat Jiwasraya bertambah menjadi Rp 17 triliun
Untuk pekan depan, IHSG masih akan diselimuti kedua sentimen negatif tersebut. Sementara itu, investor juga menanti data neraca perdagangan Indonesia Januari 2020 yang akan dirilis awal pekan depan.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan melihat, ada peluang IHSG mengalami rebound teknikal di kisaran 5.875-5.900 pada perdagangan pekan depan. Mengingat, sepanjang pekan ini, investor asing membukukan akumulasi beli Rp 719,65 miliar di seluruh pasar.
Baca Juga: Gara-gara Jiwasraya, OJK dan SRO berencana membentuk satuan tugas
"Ada peluang bargain hunting pada saham-saham bluechip yang sudah melemah signifikan sepanjang pekan ini," kata dia.
Senada, Hendriko memprediksi, IHSG berpotensi rebound dengan support di 5.800 dan resistance di 6.000. Herditya juga memproyeksi IHSG menguat terbatas Senin depan, dengan rentang pergerakan 5.840-5.920.