Puluhan Calon Emiten Antre Menggelar IPO

Sabtu, 18 Mei 2019 | 08:05 WIB
Puluhan Calon Emiten Antre Menggelar IPO
[]
Reporter: Aloysius Brama | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal 2019 hingga sat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mencatat 12 perusahaan mencari pendanaan di pasar modal melalui initial public offering (IPO). Jumlah tersebut segera bertambah, seiring dengan beberapa perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO BEI tahun ini.

Dalam pipeline BEI, ada 25 perusahaan yang sudah mengantre IPO. Perusahaan yang berencana listing dalam waktu dekat adalah PT Bali Bintang Sejahtera, perusahaan yang menaungi tim sepak bola Bali United. Bali Bintang menargetkan listing 17 Juni, mundur dari jadwal semula di 27 Mei 2019. Lalu ada pengelola hotel PT Hotel Fitra International, yang berniat listing pada 31 Mei mendatang.

Dari IPO 25 calon emiten tersebut, ada potensi pengumpulan dana sekitar Rp 1,72 triliun. Ini termasuk perusahaan garmen dan tekstil PT Golden Flower yang kemarin mengumumkan rencana IPO Juni nanti, dengan target dana Rp 22 miliar.

Sejauh ini, target emisi Bali Bintang tercatat sebagai yang terbesar, yaitu antara Rp 300 miliar–Rp 350 miliar. Sedangkan yang terkecil adalah perusahaan distribusi alat kesehatan, Itama Ranoraya, dengan target dana IPO Rp 10 miliar.

Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali melihat, jumlah dana yang diincar para calon emiten tersebut relatif lebih kecil dibandingkan rata-rata emisi IPO 2018. Biasanya, calon emiten membidik ratusan miliar rupiah.

"Kalau sekarang, sepertinya dari unit bisnis menengah," ujar Frederik, Jumat (17/5). Dia menilai, selama imbal hasil atau yield obligasi dan sukuk dari pemerintah masih tinggi, korporasi masih lebih memilih mencari dana lewat IPO di pasar modal.

Sektor pilihan

Menurut Frederik, semua perusahaan yang masuk daftar IPO di BEI memiliki prospek yang menarik. Tetapi, tak semuanya serta merta layak beli ketika IPO. Investor harus melihat prospek industri secara keseluruhan.

Menurut dia, sektor konsumer dan perbankan bisa jadi fokus investor tahun ini. "Pilihan lainnya sektor infrastruktur, tapi memang pertumbuhan anggaran infrastruktur di APBN sudah melambat, kata Frederik.

Menimbang kondisi pasar yang sedang gamang, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, emiten-emiten di sektor agrikultur dan consumer goods lebih berpeluang mendapatkan dana dari pasar modal.

Ya, bursa memang masih melemah. Sampai kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah merosot 6,16% jika dihitung dari posisi akhir tahun lalu. Herditya menilai, dalam kondisi pasar yang fluktuatif seperti ini, saham-saham lapis kedua cukup menarik. Hal ini tak lepas dari saham-saham bigcaps yang turun cukup dalam. "Di satu sisi, saham-saham second liner justru cukup menarik pertumbuhannya, kata dia.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Perisai Analisis Kredit Berbasis AI
| Minggu, 20 Juli 2025 | 16:21 WIB

Perisai Analisis Kredit Berbasis AI

Kasus penipuan di sektor keuangan masih terus terjadi, malah cenderung meningkat.                             

KPR Melambat saat Daya Beli Masih Kurang Sehat
| Minggu, 20 Juli 2025 | 16:05 WIB

KPR Melambat saat Daya Beli Masih Kurang Sehat

Sejak awal tahun, penyaluran KPR dalam tren melambat. Apa strategi bank mendongkrak kredit hunian?              

Menengok Cuan Reksadana ESG, Sinarmas AM Berencana Rilis Produk Baru
| Minggu, 20 Juli 2025 | 11:53 WIB

Menengok Cuan Reksadana ESG, Sinarmas AM Berencana Rilis Produk Baru

Sinarmas Asset Management berencana meluncurkan produk baru yang bisa jadi pilihan bagi investor yang peduli dengan ling

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (20 Juli 2025)
| Minggu, 20 Juli 2025 | 10:12 WIB

Profit 24,95% Setahun, Cek Harga Emas Antam Hari Ini (20 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 20 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.927.000 per gram, harga buyback Rp 1.773.000 per gram.

Pelemahan Daya Beli Menghantui Sektor Properti
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

Pelemahan Daya Beli Menghantui Sektor Properti

Pertumbuhan ekonomi yang melambat terindikasi dari melemahnya daya beli khususnya di sektor properti. 

 
 
Jalan Pematang Modernisasi di Sawah
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

Jalan Pematang Modernisasi di Sawah

​Luas kepemilikan lahan pada petani yang masih mini menjadi kendala petani menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan).

 
 
IHSG Naik 3,75% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Cuan Hingga 18 Juli 2025
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:44 WIB

IHSG Naik 3,75% Sepekan, Intip Saham-Saham Paling Cuan Hingga 18 Juli 2025

Pada sepekan hingga 18 Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi kenaikan 3,75% dan ditutup pada 7.311,91 .

Dalam Sepekan Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:32 WIB

Dalam Sepekan Kurs Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS, Ini Penyebabnya

Dolar AS berbalik melemah, merespons pidato dovish pejabat  The Fed yang menyerukan pemangkasan suku bunga segera dilakukan FOMC akhir bulan in

Tunduk pada Trump?
| Minggu, 20 Juli 2025 | 05:05 WIB

Tunduk pada Trump?

Kesepakatan dagang ini tidak seimbang bagi Indonesia. Jika dicermati, justru ada kenaikan tarif impor oleh AS dari sebelum pengumuman April 2025.

Lari Dahulu Jadi Pelatih Kemudian
| Minggu, 20 Juli 2025 | 04:05 WIB

Lari Dahulu Jadi Pelatih Kemudian

Demam lari tak lagi sekadar tren, tapi telah membuka peluang baru bagi profesi pelatih lari profesional. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler