Qatar Tidak Dapat Membantu Mendinginkan Harga Gas Alam
Oleh:
Anastasia Lilin Y
Senin, 11 Oktober 2021 | 17:43 WIB
KONTAN.CO.ID - DOHA. Qatar mengatakan tidak dapat membantu meringankan pasar gas yang tengah memanas karena telah mengalokasikan semua produksinya. Namun pemasok gas alam cair terbesar di dunia itu meyakini jika harga yang tinggi justru merusak permintaan.
Perusahaan milik Negara Qatar yakni Qatar Energy memang memiliki beberapa volume yang dapat dialihkan dari satu pasar ke pasar lain. Dengan volume itu, pada dasarnya kekuatan pasarlah yang memaksa Qatar Energy bergerak ke timur atau barat.
Dengan kata lain, Qatar Energy bisa melayani sedikit lebih banyak daripada yang lain tergantung pada dinamika pasar. "Kami memaksimalkan sejauh kami telah memberikan semua pelanggan kami jumlah yang seharusnya," kata Menteri Energi Qatar Saad al-Kaabi, Senin (11/10).
Ini Artikel Spesial
Segera berlangganan sekarang untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Baca Juga: Saudi Aramco Bundel Penjualan Saham Pipa Gas Dengan Pembiayaan Kepada Pembeli
Namun Qatar mengaku tidak senang dengan harga gas yang tinggi. Menurutnya, pasar Amerika Serikat (AS) akan segera merasakan tekanan dan para pelanggan sudah merasakan dampak dengan membayar lebih mahal untuk listrik.
Pelajaran atas situasi lonjakan harga gas adalah seputar kesepakatan jangka panjang. "Kalaupun Qatar bisa mendapatkan keuntungan dari lonjakan jangka pendek seperti ini, kami tidak menyukainya karena itu merusak permintaan, merugikan pelanggan kami dan pelanggan kami harus sehat agar kami bisa menjadi sehat," kata Kaabi.
Pasalnya, negara-negara yang telah mendapatkan kesepakatan pasokan gas jangka panjang menuai keuntungan dari harga yang lebih stabil. Harga yang mereka dapatkan juga jauh lebih masuk akal.
Baca Juga: Sektor Properti China Tertekan, Minat Investor Membeli Trust Semakin Surut
Qatar bertujuan untuk memperluas produksi LNG menjadi 127 juta ton per tahun pada tahun 2027. Produksi semula yakni 77 juta ton per tahun.
Pada Bulan Februari, Kaabi mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan minyak milik Negara Qatar masih akan menggunakan kontrak harga jangka panjang karena memperluas produksinya. Namun kini, Kaabi mengatakan Qatar Energy tidak akan mempercepat waktu perluasan Lapangan Utara untuk memenuhi permintaan gas yang tinggi.
Qatar memperkirakan harga gas akan sedikit mereda karena beberapa pabrik kembali beroperasi. Selain itu, Rusia berjanji untuk meningkatkan pasokan ke Eropa.
Kaabi juga menjabat sebagai Chief Executive Qatar Energy atau yang semula bernama Qatar Petroleum. Pada Senin (11/10), dia sekaligus mengumumkan perubahan nama perusahaan energi negara tersebut untuk mencerminkan strategi energi yang lebih luas.