Rapuhnya Demokrasi

Senin, 26 Mei 2025 | 08:54 WIB
Rapuhnya Demokrasi
[ILUSTRASI. TAJUK - Titis Nurdiana]
Titis Nurdiana | Pemimpin Redaksi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tanggal 21 Mei lalu menandai 27 tahun reformasi di negeri ini. Reformasi Indonesia (1998–2025) menorehkan banyak pelajaran berharga tentang demokrasi. Dalam perjalanan reformasi, banyak capaian membanggakan, namun tak sedikit yang menjadi catatan kritis. 

Salah satunya demokrasi. Hari-hari ini, demokrasi merapuh, bahkan mengalami kemunduran mengkhawatirkan. Koalisi masyarakat sipil menilai, Undang-Undang TNI adalah salah satu yang merapuhkan.  Ini sejalan dengan jajak pendapat Litbang Kompas pada 17 Maret–20 Maret 2025 lalu. Sebanyak 68,6% responden khawatir ada potensi tumpang tindih kewenangan ketika TNI masuk ke lembaga sipil.

Kekhawatiran tertinggi ditunjukkan responden berpendidikan tinggi mencapai  81,5%. Di responden berpendidikan dasar, kekhawatiran tumpang tindih ketika anggota TNI masuk ke lembaga sipil di 64,5%.

TNI belakangan memang dilibatkan dalam beragam hal di luar tugas militer, mulai dari menduduki jabatan sipil, persoalan pendidikan, hingga urusan pertanian dan farmasi. Yang terbaru pelantikan Djaka Budhi Utama sebagai dirjen bea dan cukai Kemenkeu. Djaka menihilkan kesempatan pejabat karier yang punya kompetensi. Masuknya Djaka menambah indikasi kembalinya militer dalam politik nasional.

Dua dekade lebih berlalu, reformasi masih terombang-ambing di antara kepentingan elite, bahkan digenggam kekuasaan elitis, bahkan dinilai menjauh dari cita-cita reformasi. Bukan hanya soal kembali militer, kebebasan berpendapat juga masih diuji. 

Ruang kebebasan berpendapat terhantam intimidasi yang membuat ngeri. Benar, tak ada lagi sensor, namun pembungkaman bisa lewat UU ITE, hingga terjadinya polarisasi dan doxing di media sosial. Padahal, demokrasi harus memberi ruang kritik, bukan membungkam dengan hukum multitafsir. 

Harus diingat, opini yang dibungkam sesungguhnya tidak pernah benar-benar hilang, tapi mengendap sesaat dan menjadi luka sosial. Saat negara memilih menekan suara rakyat ketimbang mendengar, yang dibangun bukan kedamaian, tapi ketegangan diam-diam yang bisa meledak kapanpun. Demokrasi sejati justru tumbuh dari kegaduhan ide, perdebatan publik di ruang terbuka untuk berani berbeda. 

Kritik adalah bagian dari perawatan rutin negara. Pemimpin yang bijak sudah seharusnya mendengar kritik, bukan untuk melemah, tapi untuk memperbaiki arah. Sudahkah kita?

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi
| Senin, 03 November 2025 | 07:19 WIB

Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi

Pertamina telah bergerak cepat menindaklanjuti laporan tersebut bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dan Lemigas.

Harga Batubara Melandai, Laba United Tractors (UNTR) Terbakar Dua Digit Per Q3 2025
| Senin, 03 November 2025 | 07:18 WIB

Harga Batubara Melandai, Laba United Tractors (UNTR) Terbakar Dua Digit Per Q3 2025

Meski pendapatannya tumbuh, laba bersih  PT United Tractors Tbk (UNTR) tergerus 26% (yoy) menjadi Rp 11,5 triliun hingga September 2025.

Bahan Bakar Alternatif Bobibos Diluncurkan
| Senin, 03 November 2025 | 07:16 WIB

Bahan Bakar Alternatif Bobibos Diluncurkan

Produk ini diberi nama Bobibos, yang merupakan akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!

Pasar Rumah Mewah Kebal dari Resesi
| Senin, 03 November 2025 | 07:14 WIB

Pasar Rumah Mewah Kebal dari Resesi

REI mencatat, penjualan rumah mewah per September 2025 tumbuh 7% secara tahunan. Pasar yang stabil mendorong developer aktif meluncurkan produk

Menangkap Cuan dari Dividen Emiten
| Senin, 03 November 2025 | 07:11 WIB

Menangkap Cuan dari Dividen Emiten

Sejumlah saham emiten akan memasuki masa cum dividen interim sepanjang bulan November 2025. Apa yang harus dicermati investor?

Ini Daya Tahan Kinerja Anggota Holding Mind ID
| Senin, 03 November 2025 | 07:10 WIB

Ini Daya Tahan Kinerja Anggota Holding Mind ID

Antam mendongkrak laba Mind ID, sedangkan kinerja PTBA dan Timah tertahan fluktuasi harga komoditas tambang

INDEKS BERITA

Terpopuler