Reasuransi Perkuat Retensi Agar Premi Tak Lari ke Luar Negeri

Selasa, 07 Januari 2025 | 06:40 WIB
Reasuransi Perkuat Retensi Agar Premi Tak Lari ke Luar Negeri
[ILUSTRASI. Ilustrasi Reasuransi. Foto Dok Shutterstock]
Reporter: Aulia Ivanka Rahmana, Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pasar asuransi nasional yang masih bertumbuh, risiko yang harus ditanggung perusahaan reasuransi ikut meningkat. Karena itu, industri reasuransi perlu memperkuat kapasitas agar premi reasuransi tak banyak lari ke luar negeri. 

Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Trinita Situmeang mengakui perlu upaya lebih keras dari perusahaan reasuransi domestik untuk meningkatkan retensi demi menahan premi tetap bisa diserap di dalam negeri. Kemampuan retensi terhadap eksposur risiko ini dipengaruhi berbagai faktor.

Salah satu yang krusial adalah permodalan."Selain itu, tentunya performa underwriting terkait kualitas risiko dan risk appetite perusahaan," tutur Trinita, Senin (6/1).

Baca Juga: Industri Asuransi Jiwa Masih Bisa Memupuk Laba

Menurut Trinita, kondisi permodalan reasuransi bisa terbantu lewat pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Sehingga penerapan risk sharing maupun penguatan sinergi turut menjadi hal penting. Pada tahun 2025 sendiri, Trinita memprediksi premi industri reasuransi bisa tumbuh di kisaran 7%.

Penguatan kapasitas juga menjadi perhatian Reasuransi Maipark Indonesia (Maipark). Direktur Utama Maipark, Kocu Andre Hutagalung bilang perusahaannya terus berupaya meningkatkan permodalan seiring tingginya risiko bencana alam yang menjadi spesialisasi perseroan.

Apalagi Maipark juga harus mengikuti aturan permodalan yang akan ditingkatkan secara bertahap hingga 2028. Karena itu, Kocu bilang tahun 2025 akan menjadi tahap pertama dari rencana penguatan modal secara signifikan untuk memenuhi aturan tersebut.

Baca Juga: Pasar Properti Industri Topang Bisnis Asuransi

Hingga akhir 2025, Kocu menargetkan ekuitas Maipark bisa mencapai Rp 860 miliar. Dari posisi saat ini di kisaran Rp 756 miliar.

Skema penambahan modalnya sendiri akan dilakukan melalui beberapa cara. Yakni dengan mengombinasikan pertumbuhan laba organik, tambahan modal oleh pemegang saham eksisting maupun pemegang saham strategis, hingga memaksimalkan berbagai instrumen permodalan lain yang dimiliki Maipark.

Reasuransi Indonesia Utama alias Indonesia Re juga mendorong ekuitas secara organik lewat pertumbuhan kinerja, termasuk pengendalian beban biaya. Reasuransi pelat merah ini juga berencana kembali mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) guna menambah modal.

Baca Juga: SBN Tetap Jadi Primadona Asuransi Jiwa

Untuk itu, Accounting Division Head Indonesia Re Didik Mulyana bilang perseroan terus membenahi operasional dengan lebih selektif menerima risiko. "Saat ini kami sudah mengurangi segmen-segmen yang bukan menjadi line of business kami, seperti reasuransi kredit," kata Didik.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:25 WIB

Jurus Kalbe Farma (KLBF) Kejar Cuan, Genjot Radiofarmaka hingga Pabrik Alkes

KLBF jaga dividen 50‑60% sambil menyiapkan produksi X‑Ray, dialyzer, dan kolaborasi CT Scan dengan GE.

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Analisis Saham PPRE, Potensi Tekanan Jangka Pendek dan Prospek Fundamental

Tekanan yang dialami saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) berpotensi berlanjut namun dinilai belum membalikkan tren.

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor
| Rabu, 17 Desember 2025 | 08:00 WIB

Perlu Segmentasi Pasar Kedelai Lokal dan Impor

Segmentasi penggunaan kedelai lokal dan impor menjadi strategi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri sekaligus menekan risiko inflasi pangan.

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:46 WIB

Incar Dana Rp 198 Miliar, Cahayasakti Investindo (CSIS) Gelar Rights Issue

PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) akan menerbitkan saham baru maksimal 522.800.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:40 WIB

Harga Bahan Baku Melemah, Prospek Emiten Kertas Cerah

Pemulihan permintaan ekspor serta stabilnya pasar domestik menjadi penopang utama outlook kinerja emiten kertas pada 2026.

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:34 WIB

Prospek Emiten CPO Masih Belum Loyo

Di tengah tren penurunan harga CPO global, sejumlah emiten sawit tetap memasang target pertumbuhan kinerja pada 2026.

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Anggaran MBG Sudah Terserap 81%

Hingga saat ini sudah ada 741.985 tenaga kerja yang terlibat dalam melayani program makan bergizi gratis.

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:30 WIB

Bukit Uluwatu Villa (BUVA) Akuisisi Aset SMRA di Bali Senilai Rp 536,38 Miliar

Emiten yang berafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro ini mengambil alih PT Bukit Permai Properti, anak usaha PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:29 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/12), Antara BI Rate dan Loyonya Kurs Rupiah

Tekanan kehati-hatian datang dari pergerakan rupiah yang melemah ke Rp16.685 per dolar AS di pasar spot pada saat indeks dolar AS melemah. 

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed
| Rabu, 17 Desember 2025 | 07:25 WIB

Minat Investor Tinggi, Penawaran Saham IPO Superbank (SUPA) Oversubscribed

Penawaran umum perdana saham (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) kelebihan permintaan atau oversubscribed 318,69 kali.

INDEKS BERITA

Terpopuler