Reformasi Tata Kelola

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Silih berganti, kasus dugaan pelanggaran etika bisnis terus mencuat di Indonesia. Belum reda kehebohan publik soal skandal pelaporan keuangan EFishery, belum lama ini muncul dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga. Kasus ini pertama kali mencuat pada Februari lalu, dan sejauh ini, Kejaksaan Agung telah menetapkan sembilan tersangka. Dua kasus tadi, meskipun berbeda sektor dan aktor, mempertegas bahwa tata kelola yang sehat masih menjadi pekerjaan rumah besar dalam dunia bisnis nasional.
Selama dua dekade terakhir, negara-negara berkembang, termasuk di dalamnya Indonesia, memainkan peran signifikan dalam pembangunan ekonomi global. Di periode ini, negara berkembang menyumbang lebih dari sepertiga output dunia. Kontribusi ini menunjukkan peningkatan substansial dibandingkan era 1990-an, ketika kontribusi mereka terhadap perekonomian global hanya mencapai sepersepuluh. Capaian ini tentu tidak terlepas dari kontribusi sektor bisnis yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi serta integrasi pasar global.
Baca Juga: Penanaman Modal Asing (PMA) Terus Naik, Penyerapan Tenaga Kerja Masih Minim
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan