Resmi Menjabat Menteri ESDM, Ini Sederet Catatan Bagi Arifin Tasrif

Kamis, 24 Oktober 2019 | 07:15 WIB
Resmi Menjabat Menteri ESDM, Ini Sederet Catatan Bagi Arifin Tasrif
[ILUSTRASI. Serah terima jabatan Menteri ESDM Ignatius Jonan kepada Arifin Tasrif di Jakarta, Rabu (23/10).]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arifin Tasrif resmi menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Setelah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo, Arifin sah memimpin Kementerian ESDM, setelah serah terima jabatan (sertijab) dari menteri sebelumnya, Ignatius Jonan, pada Rabu (23/10) siang.

Arifin mengungkapkan, ada sejumlah catatan yang bakal menjadi prioritas Kementerian ESDM pada masa kepemimpinannya. Misalnya, soal defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) akibat impor migas membengkak.

"Ada catatan saya, bahwa saat ini kita mengalami masalah CAD. Itu akan jadi perhatian. Kita semua harus bekerja sama," katanya di Kementerian ESDM, Rabu (23/10).

Sayang, Arifin masih irit berbicara mengenai langkah strategis dan program prioritas apa yang bakal dijalankan.

Yang terang, dirinya bakal mempelajari secepat mungkin masing-masing sektor yang berada di bawah kewenangan Kementerian ESDM.

Pada kesempatan yang sama, Jonan juga menyampaikan catatan untuk Arifin. Menurut dia, Arifin tidak asing dengan sektor energi, khususnya di migas. Sebab Arifin sudah pernah berkecimpung cukup lama di industri pupuk. "Mungkin di sektor minerba saja agak asing," bebernya.

Jonan juga mengingatkan Arifin pada sejumlah proyek yang menjadi pekerjaan rumah di Kementerian ESDM.

Pasalnya, sektor energi memiliki banyak tantangan, apalagi sejumlah keputusan strategis mulai dari penetapan harga gas hingga tarif listrik berada di Kementerian ESDM.

Baca Juga: Duh! Permintaan Batubara di Pasar Lokal Melambat premium

Jonan pun berpesan agar Arifin memerhatikan proyek kelistrikan supaya ketersediaan setrum bisa terus terjamin.

Tidak lupa, Jonan menitipkan kelanjutan proyek strategis di bidang migas, seperti Blok Masela, yang akan dikelola oleh perusahaan asal Jepang, Inpex Corporation.

"Tantangannya banyak, ada BBM, climate change, juga soal produsen listrik swasta (IPP), dan kebijakan biodiesel. Itu mesti menjadi atensi, supaya di kemudian hari tidak ada masalah," kata Jonan.

Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menyambut positif penunjukan Arifin sebagai Menteri ESDM yang berlatar belakang profesional. "Apalagi, Pak Arifin ini kan tumbuh di industri petrokimia, jadi mungkin sangat penting bagi sektor ini," akunya.

Hilmi menyatakan, menteri anyar perlu membuat terobosan untuk bisa menggenjot investasi dan produksi migas. Adapun, terkait dengan produksi migas, Hilmi menyoroti penerapan enhanced oil recovery (EOR) yang dinilai belum optimal.

"Untuk iklim investasi ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, apakah itu fiscal terms-nya dan kepastian hukum. Harus dicari terobosan," saran dia.

Presiden ExxonMobil Indonesia Louise McKenzie berharap Arifin bisa menjaga relasi antara pemerintah dan pelaku usaha. McKenzie menilai, produksi migas bisa didorong dengan memaksimalkan aset-aset yang ada sembari mencari temuan baru.

Cuma, hal tersebut hanya bisa diraih jika pemerintah dan pelaku usaha mampu bersinergi. "Itu kuncinya kerja bersama industri dan pemerintah," kata McKenzie.

Dari sektor tambang, Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas berpendapat, dengan latar belakang sebagai profesional di perusahaan BUMN, seharusnya Arifin bisa lebih paham kebutuhan pelaku usaha.

Yang terang, bagi pelaku usaha adalah iklim investasi harus kondusif dengan dibarengi konsistensi kebijakan. "Harapan kami, iklim investasi meningkat dan melanjutkan program yang sudah dijalankan," terang Tony.

Tantangan menanti Arifin

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia berpendapat bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh Menteri ESDM yang baru masih cenderung sama, yakni mengerek investasi, mendorong eksplorasi, dan pengembangan hilirisasi.

Hal terpenting, kata Hendra, ialah terkait dengan kepastian hukum, khususnya jaminan kepastian usaha jangka panjang terhadap pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Di sisi lain, pengalaman Arifin sebagai Duta Besar RI untuk Jepang bisa membuka perspektif bagaimana memosisikan peran batubara dalam pembangunan kelistrikan.

"Dengan pengalaman beliau sebagai profesional di BUMN, semoga bisa memahami pentingnya perspektif pelaku usaha untuk dipertimbangkan dalam kebijakan," kata Hendra kepada KONTAN, Rabu (23/10).

Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Seluruh Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang optimistis Arifin bisa melanjutkan pengembangan di sektor kelistrikan.

Namun, ia menyoroti sisi birokrasi yang perlu terus dipermudah, khususnya proses perizinan dan kepastian hukum. Arthur pun berharap, kerjasama dengan pihak swasta di sektor kelistrikan bisa ditingkatkan secara transparan.

"Hal penting juga sanctity of contract perlu dijaga, agar investasi dapat terus ditingkatkan dari hulu ke hilir," ujar dia saat dihubungi KONTAN, Rabu (23/10).

Ketua Umum Masyarakat Energi Baru dan Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma juga berharap, Arifin bisa menjadikan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai program prioritas.

Hal ini penting, supaya bisa mengejar target bauran EBT 23% tahun 2025 yang dinilai sulit tercapai. "Prinsipnya ada kualitas regulasi yang perlu dikaji mendalam," kata Surya.

Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, tingkat bauran dan investasi di sektor EBT masih rendah menjadi tantangan Arifin dalam memimpin Kementerian ESDM.

"Juga perubahan Permen ESDM No. 50/2017 tentang tarif listrik dari energi terbarukan, itu yang jadi tantangan," tuturnya.

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA