Restrukturisasi Aset PLN, Pemerintah Akan Spin-Off PLTU Uzur

Jumat, 08 Oktober 2021 | 06:00 WIB
Restrukturisasi Aset PLN, Pemerintah Akan Spin-Off PLTU Uzur
[]
Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sedang getol menjalankan restrukturisasi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Setelah menggabungkan aset panas bumi PLN ke Grup Pertamina, kini pemerintah akan mengumpulkan PLTU uzur ke dalam satu anak usaha.

Dalam beberapa kesempatan, Menteri BUMN Erick Thohir selalu mengingatkan soal utang PLN yang mencapai Rp 694 triliun. Oleh karena itu, aset PLN kini terus dibenahi agar tak membebani perusahaan listrik tersebut. 
 
Kementerian BUMN merencanakan pemisahan aset (spin off) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tua milik PLN. Kelak, aset PLTU hasil spin-off akan dibentuk menjadi sebuah perusahaan tersendiri di bawah Grup PLN. 
 
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, spin-off terhadap PLTU tua bakal membuat manajemen aset menjadi lebih efisien.
 
“Kalau di-spin-off, itu akan lebih efisien, karena manajemennya akan lebih ringan dan kami memperkirakan aset-aset ini akan mampu beroperasi 30 tahun lagi dan masih menguntungkan,” ungkap dia kepada awak media dalam acara bincang-bincang secara virtual, Selasa (5/10).
 
Mendata PLTU Tua
 
Arya menjelaskan, rencana spin-off ini bakal menyasar PLTU-PLTU tua yang memenuhi setidaknya dua dari tiga kriteria. 
 
Ketiga kriteria tersebut adalah PLTU berumur tua yang sudah kurang efisien, memiliki availability factor lebih rendah dari 80% dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, serta memiliki capacity factor lebih rendah dari 50% dalam lima tahun ke depan. “Jadi bukan PLTU yang bagus,” imbuh Arya.
 
Dia bilang, saat ini Kementerian BUMN sedang melakukan pendataan untuk memetakan PLTU-PLTU milik PLN yang masuk dalam kriteria tersebut. 
 
Arya menegaskan, rencana spin-off PLTU tua ini tidak bertentangan dengan visi PLN untuk memensiunkan PLTU dan mengejar visi net zero emission di tahun 2060.
 
Juru Bicara PT PLN, Intan Fahdiana mengemukakan, PLN siap mendukung dan menjalankan keputusan pemegang saham untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 
 
“PLN siap mendukung dan menjalankan keputusan pemegang saham yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan,” ungkap Intan kepada KONTAN, Kamis (7/10).
 
Dihubungi secara terpisah, Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Eddy Soeparno mengemukakan, pihaknya ingin mengetahui lebih lanjut motivasi dari rencana spin-off PLTU tua PLN. 
 
Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira berpendapat, rencana spin-off PLTU tua berpotensi bertentangan dengan visi PLN untuk memensiunkan PLTU dan mengejar visi net zero emission pada tahun 2060 mendatang. 
 
Menurut Bhima, PLTU-PLTU tua PLN sebaiknya justru dinonaktifkan atau dilikuidasi. “Kalau tujuannya dengan aset PLTU lama kemudian bisa menarik dana investor, tentu hal ini akan menimbulkan tanda tanya, apakah investor tertarik untuk menanamkan uang di PLTU yang sunset?” kata  Bhima kepada KONTAN, Kamis (7/10).       

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO
| Kamis, 21 November 2024 | 18:03 WIB

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup getol menggembok saham emiten beberapa waktu terakhir, meski di tengah kondisi pasar yang lesu.

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025
| Kamis, 21 November 2024 | 17:37 WIB

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025

Deloitte mengungkapkan terjadi penurunan yang signifikan perusahaan yang melaksanakan IPO di Indonesia, dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China
| Kamis, 21 November 2024 | 16:59 WIB

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China

Terpilihnya Donald Trump menimbulkan kekhawatiran terjadi perang dagang Amerika Serikat-China, seperti yang terjadi tahun 2018 silam. 

 Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya
| Kamis, 21 November 2024 | 09:12 WIB

Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya

PTBA menggadang hilirisasi batubara menjadi Artificial graphite dan anode sheet. Sementara ADRO berambisi menjadikannya bahan baku pupuk.

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan
| Kamis, 21 November 2024 | 08:54 WIB

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan

Pemerintah mengklaim bakal membantu pembangunan transmisi dan gardu induk lantaran tidak mudah untuk mencapai nilai keekonomian.. 

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit
| Kamis, 21 November 2024 | 08:45 WIB

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit

Mata uang Asia masih berpeluang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setidaknya sampai akhir tahun 2024 ini.

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:43 WIB

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi

Berinvestasi pada surat utang korporasi menjadi alternatif menarik bagi investor, Terlebih, di tengah kondisi pasar yang volatil 

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy
| Kamis, 21 November 2024 | 08:37 WIB

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy

Menakar prospek bisnis dan kinerja saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) di tengah tren laju harga amonia

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:05 WIB

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi

Net foreign buy terbesar dalam lima hari terakhir tercatat berlangsung di saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal
| Kamis, 21 November 2024 | 07:55 WIB

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal

Undang-Undang (UU) Migas memperbolehkan entitas koperasi untuk mengelola sumur minyak tua yang selama ini dibor secara ilegal oleh masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler