Return Reksadana BNP Paribas Merekah, Karena Duet ESG dan Syariah

Selasa, 30 Juli 2024 | 06:00 WIB
Return Reksadana BNP Paribas Merekah, Karena Duet ESG dan Syariah
[ILUSTRASI. Setiap pembelian reksa dana Indeks BNP Paribas SRI-Kehati melalui aplikasi digibank by DBS, nasabah menyumbang satu pohon bakau untuk ditanam di Desa Bedono, Demak.]
Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Seiring berkembangnya kesadaran akan lingkungan (environment), sosial (social), dan tata kelola (governance), produk keuangan bertema ESG makin dicari. BNP Paribas Asset Management mencatat, dana kelolaan reksadana berbasis ESG tumbuh berkali lipat. 

Presiden Direktur BNP Paribas Maya Kamdani menjelaskan, di perusahaannya ada empat reksadana yang bertema ESG dan sustainable & responsible investment (SRI).  Tiga di antaranya reksadana pengelolaan aktif atau active strategy. Reksadana ini berjenis onshore dan offshore. Lalu satu lainnya, merupakan passive indexing, dengan portofolio disusun menyerupai indeks acuannya.

BNP Paribas juga memiliki ciri khas strategi yaitu mengkombinasikan filter ESG dan prinsip syariah. Hal ini diyakini membantu memberikan risk adjusted return dalam jangka panjang yang lebih optimal.

"Strategi ini juga yang membawa kami pada posisi leading di segmen market share reksadana offshore," kata Maya.

Reksadana pertama berbasis ESG yaitu BNP Paribas Cakra Syariah USD  diluncurkan  tahun 2016. Fokus reksadana offshore ini, berinvestasi di pasar saham negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang dengan filter ESG dan prinsip syariah.

Komposisi portofolionya, hampir 97% di saham asing. Sisanya di kas. Saham pilihannya seperti Alphabet Inc, Microsoft Corp, dan Nvidia Corp. 
Mengutip Bloomberg, imbalan dari reksadana ini menarik. Sampai 23 Juli 2024, return sepanjang tahun ini 13,56% (year to date). Sedangkan dalam 1 tahun terakhir, return produk ini 17,5%.

Reksadana kedua, masih offshore, yaitu BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD yang diluncurkan pada 2020. Fokusnya, investasi di pasar saham Greater China dengan mengkombinasikan filter ESG dan prinsip syariah. Pilihan saham ada di perusahaan  didirikan di China atau dari negara lain tetapi memiliki eksposur bisnis di China. 

Mengutip factsheet Juni 2024, portofolionya antara lain di Alibaba Group Holding Ltd, Taiwan Semiconductor Manufacturing, dan Xiaomi Corp.
Reksadana ketiga, yaitu BNP Paribas SRI Kehati, yang diluncurkan 2018. Reksadana ini mereplikasi indeks SRI-Kehati yang mengusung tema investasi bertanggung jawab dan berkelanjutan (SRI). 

Sekadar informasi, SRI-Kehati merupakan indeks di Bursa hasil kerja sama BEI dari Yayasan Kehati. Terpilih 25 saham dengan kinerja baik dalam mendorong usaha keberlanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola yang baik. 

Keempat, BNP Paribas Indonesia ESG Equity yang diluncurkan 2023 lalu. Reksadana ini berinvestasi di pasar saham domestik  yang memberikan transparansi hasil skoring ESG dan portofolio jejak karbon.

Tanpa membatasi kelas kapitalisasi saham, fokus reksadana ini diversifikasi investasi pada pemilihan emiten yang menujukkan kepedulian terhadap ESG, melalui metodologi BNP Paribas AM. Selain itu,   menempatkan dana di aset pendapatan tetap, deposito, dan kas. 

Pada tahun 2023 BNP Paribas membuat indikator ESG untuk beberapa produk reksadana. Metode  yang ditetapkan  BNP Paribas AM ini, membuat kriteria berbeda dengan lembaga lain. Tujuan indikator ESG adalah agar investor dapat mengukur bagaimana kontribusi investasi terhadap aspek lingkungan, sosial dan tata kelola.

Dua indikator baru  yaitu Skor ESG (ESG score) dan Jejak Karbon (carbon footprint). Metodologi scoringnya dengan  mengevaluasi kinerja perusahaan berbanding kinerja perusahaan yang sejenis (peers) atas serangkaian topik utama ESG. Misalnya perubahan iklim untuk aspek lingkungan, kebijakan pengelolaan sumber daya manusia dalam aspek sosial, dan kompetensi direksi dalam aspek tata kelola.

Suatu emiten dinilai punya kontribusi positif jika kinerjanya lebih baik daripada rata-rata perusahaan yang sejenis. Untuk menentukan skor ESG ini, BNP Paribas AM menggunakan beberapa sumber penelitian dan data seperti dari Sustainalytics, ISS ESG, danTrucost. 

Lalu pada tahun 2024, BNP Paribas AM telah mengintegrasikan aspek ESG ke dalam proses pemilihan investasi untuk pengelolaan portofolio reksadana dengan strategi aktif.

Maya menilai, perusahaan yang mengikuti praktik berkelanjutan dan mempunyai pendirian kuat terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam jangka panjang. 

"Kami juga memandang filter ESG ini sebagai strategi mitigasi risiko terutama dari perubahan peraturan," ujar Maya.

Di tangan BNP Paribas AM, racikan reksadana ESG ini bisa melampaui acuannya. Misalnya reksadana BNP Paribas Indonesia ESG Equity yang memberi return 5,67% year to date hingga 23 Juli 2024 lalu. Sebagai gambaran, Indeks ESG Leaders di BEI memberi return 3,58% untuk periode yang sama.

Maya bilang, reksadana ESG Equity mempertimbangkan praktik ESG serta langkah-langkah keuangannya. Dengan penerapan filter, reksadana ini cenderung berinvestasi pada sektor-sektor yang kurang siklis dibandingkan dengan IHSG yang lebih luas. 

"Pemilihan saham di sektor-sektor tertentu seperti layanan komunikasi, kebutuhan pokok konsumen, dan kebijakan konsumen telah menyebabkan kinerja reksadana kelolaannya mengungguli tolok ukur baru-baru ini," kata Maya. Selain itu, reksadana ini juga punya alokasi yang cukup besar pada sektor perbankan, yang dapat menyebabkan divergensi  atau kinerja berlawanan dari indeks.

BNP Paribas SRI Kehati juga menunjukkan kinerja lebih baik. Meski sepanjang tahun berjalan, tercatat -3,05% year to date, tapi lebih baik dibanding Indeks SRI-Kehati yang turun sampai 6%. Reksadana BNP Paribas AM SRI Kehati ini juga menunjukkan perbaikan kinerja dengan return 6,79% dalam sebulan terakhir.  

Kenaikan berlipat

Dengan keunggulan berinvestasi di emiten-emiten yang menerapkan ESG dan keberlanjutan, dana kelolaan di produk bertema ini pun tumbuh pesat.
Per Juni 2024, PT BNP Paribas AM memiliki dana kelolaan reksadana dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) mencapai Rp 30,85 triliun.  Dari jumlah ini, sekitar Rp 6,49 triliun dari reksadana yang mengusung tema ESG. 

"Setelah kenaikan drastis di era pandemi, kami melihat pertumbuhan AUM reksadana kami berbasis ESG cukup stabil dan terus mengalami kenaikan, seiring dengan arah kebijakan pemerintah yang cenderung mendukung transisi ke praktik sustainability," ujar Maya.

Dia mengambil contoh dari pertumbuhan asset under management (AUM) reksadana BNP Paribas SRI Kehati. Total AUM produk ini per Desember 2020 lalu hanya mencapai 327,85 miliar. 

Lalu per Juni 2024, AUM BNP Paribas SRI Kehati telah mencapai Rp 3,4 triliun, atau 10 kali lipat pertumbuhannya. 

"Ini menunjukkan semakin tinggi minat investor terhadap tema keberlanjutan dalam produk investasi," kata dia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat ada kenaikan produk reksadana berbasis ESG. Per Juni 2024 ada 62 produk, berbanding hanya 41 pada tahun 2021 lalu. 

Menurut Maya, reksadana berbasis ESG memiliki banyak kelebihan. Dari sisi manajemen risiko, kelebihannya pada pertimbangan dan pengukuran aspek E, S, dan G dalam proses pemilihan investasinya. Filter itu diharapkan dapat membantu menghindarkan investor dari investasi pada praktik-praktik bisnis yang dapat menimbulkan kontroversi, sehingga dapat membantu memitigasi risiko fluktuasi harga suatu efek.

Lalu, reksadana ini mendukung upaya pemerintah dalam pencapaian sustainable finance. OJK melalui peraturan tentang sustainable finance POJK No. 51/2017 telah mengimbau industri untuk turut upaya transisi ke praktik investasi yang lebih mengutamakan nilai keberlanjutannya.

Pada akhirnya, konsep ini akan mendukung upaya pemerintah mengatasi isu iklim dan komitmen mencapai emisi nol atau net zero emission.

Karena itu, Maya juga yakin, prospek reksadana berbasis ESG masih menarik karena dapat menjadi solusi relevan dengan perkembangan pasar di mana kesadaran masyarakat akan isu keberlanjutan terus meningkat.

"Investor dapat berinvestasi sambil memberikan dukungannya terhadap praktik keberlanjutan yang diharapkan dapat memberikan perubahan, lewat proses pemilihan investasi berdasar  kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola," katanya. 

Selain itu, BNP Paribas AS melihat, ada peningkatan kesadaran yang turut didorong oleh kebijakan pemerintah. Hal ini diharapkan  jadi sentimen positif bagi emiten  yang menjunjung aspek ESG. 

Kendati portofolio reksadana berbasis ESG sudah disaring, tak semua investor cocok dengan produk ini. Mengingat reksadana ini sebagian besar berinvestasi di saham, investor dengan profil moderat hingga agresif, serta memiliki horizon jangka panjang. 

"Kami selalu mengimbau investor untuk memahami profil risiko dan horizon investasinya terlebih dahulu sebelum berinvestasi," ujar Maya.

BNP Paribas AM menargetkan dana kelolaan mereka tumbuh 10% di tahun 2024 ini. Di tengah kondisi pasar yang  dinamis, perusahaan lebih memilih fokus pada investasi yang memiliki value dan potensi pertumbuhan jangka panjang yang lebih baik.

BNP Paribas AM yakin bisa mencapai target ini lantaran memiliki posisi yang kuat di dua segmen market, yaitu strategi offshore, di mana perusahaan mengkombinasikan filter ESG dan syariah dalam proses investasi reksadana, serta strategi passive indexing yang banyak menjadi pilihan favorit bagi investor pemula yang masuk ke pasar saham dengan transparansi konstituennya.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Pendapatan Industri Gim Melampaui Streaming dan Box Office, Prospeknya Makin Asyik
| Kamis, 12 September 2024 | 22:51 WIB

Pendapatan Industri Gim Melampaui Streaming dan Box Office, Prospeknya Makin Asyik

Pasal gim video global mencatatkan pendapatan senilai US$ 196 miliar di tahun 2023. 

China Kembali Negosiasi dengan Uni Eropa Terkait Bea Masuk Kendaraan Listrik
| Kamis, 12 September 2024 | 15:40 WIB

China Kembali Negosiasi dengan Uni Eropa Terkait Bea Masuk Kendaraan Listrik

Uni Eropa mengusulkan tarif akhir kendaraan listrik China sebesar 35,3%, di atas bea masuk impor mobil standar 10%.

Dicegat Saat Hendak ke Luar Negeri, Ini Awal Mula Bos Texmaco Terjerat Utang Negara
| Kamis, 12 September 2024 | 11:05 WIB

Dicegat Saat Hendak ke Luar Negeri, Ini Awal Mula Bos Texmaco Terjerat Utang Negara

Marimutu Sinivasan tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaian kewajibannya kepada negara.

Banyak Faktor Pendukung, Simak Prospek Pasar Obligasi di Sisa 2024 dan Sepanjang 2025
| Kamis, 12 September 2024 | 10:05 WIB

Banyak Faktor Pendukung, Simak Prospek Pasar Obligasi di Sisa 2024 dan Sepanjang 2025

Imbal hasil obligasi Indonesia lebih menarrik dibanding banyak negara lain.

Beralih ke Pendanaan Hijau, ADRO Lepas Aset Batubara Termal Senilai US$ 2,63 Miliar
| Kamis, 12 September 2024 | 08:19 WIB

Beralih ke Pendanaan Hijau, ADRO Lepas Aset Batubara Termal Senilai US$ 2,63 Miliar

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) akan melepas PT Adaro Andalan Indonesia yang bernilai US$ 2,63 miliar.

Saat Dolar AS Melemah, Prospek Valuta Utama Belum Pasti
| Kamis, 12 September 2024 | 08:16 WIB

Saat Dolar AS Melemah, Prospek Valuta Utama Belum Pasti

Ekspektasi pemangkasan suku bunga global yang semakin kuat membuat dolar Amerika Serikat (AS) melemah 

Prospek Energi Mega Persada (ENRG) Terangkat oleh Akuisisi Aset
| Kamis, 12 September 2024 | 08:14 WIB

Prospek Energi Mega Persada (ENRG) Terangkat oleh Akuisisi Aset

Menakar prospek kinerja PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) di tengah fluktuasi harga komoditas

Prospek Obligasi Tanah Air Terangkat Dana Asing
| Kamis, 12 September 2024 | 08:11 WIB

Prospek Obligasi Tanah Air Terangkat Dana Asing

Prospek pasar obligasi di sisa tahun 2024 dan tahun 2025 mendatang akan positif. 

Udang, Ekologi & Cuan
| Kamis, 12 September 2024 | 08:05 WIB

Udang, Ekologi & Cuan

Industri udang dalam negeri perlu mendapat perhatian pemerintah.

ASSA Menyerap Capex Rp 577,6 Miliar
| Kamis, 12 September 2024 | 08:00 WIB

ASSA Menyerap Capex Rp 577,6 Miliar

Mayoritas capex digunakan untuk peremajaan dan pembelian unit kendaraan baru untuk mendukung layanan bisnis rental.

INDEKS BERITA

Terpopuler