Return Reksadana Meleset dari Target

Kamis, 02 Desember 2021 | 04:25 WIB
Return Reksadana Meleset dari Target
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap masih jadi reksadana berkinerja terbaik sepanjang Januari-November. Bila menilik pergerakan indeks Infovesta 90 Fixed Income Fund yang menggambarkan rata-rata return reksadana pendapatan tetap, reksadana jenis ini mencetak cuan 3,45% di 2021 berjalan.

Angka tersebut mengungguli kinerja reksadana pasar uang dan reksadana campuran. Menilik pergerakan masing-masing indeks kinerja reksadana, reksadana pasar uang mencetak return rata-rata 2,93% dan reksadana campuran menghasilkan imbal hasil 2,41%. Reksadana saham bahkan masih rugi 2,17% (lihat tabel).

Head of Investment Research Wawan Hendrayana menjelaskan, sejauh ini hanya kinerja reksadana pasar uang yang sejalan proyeksi di awal tahun. Sementara kinerja reksadana pendapatan tetap meleset dari target lantaran tapering The Fed. "Sentimen tapering membuat harga SBN jatuh," kata Wawan. 

Baca Juga: Strategi investasi di tengah munculnya varian baru Covid-19

Sekadar info, Wawan semula memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap tahun ini berkisar 6%-7%. Kini ia memperkirakan, reksadana pendapatan tetap memberi imbal hasil 4% di 2021. 

Sementara kinerja reksadana saham masih tertekan lantaran saham penggerak IHSG rata-rata tidak masuk portofolio manajer investasi. 
Saham anggota indeks LQ45 dan IDX30 yang kerap jadi portofolio pilihan manajer investasi tertekan di kuartal tiga lalu akibat meningkatnya kasus Covid-19 dan PPKM darurat. Alhasil, kinerja reksadana saham minus saat IHSG sudah kembali positif

Terlebih lagi, pemerintah akan memperketat PPKM di libur Natal dan tahun baru. Ada ekspektasi, ekonomi akan kembali tertekan di periode ini.

Toh, Wawan optimistis di akhir tahun ini kinerja reksadana saham membaik. "Akan ada window dressing yang akan membantu kembali mengangkat IHSG kembali ke level 6.700. Kinerja reksadana saham seharusnya akan terangkat, karena periode ini saham indeks LQ45 atau IDX30 jadi portofolio utama reksadana saham jadi incaran para investor," jelas dia. 

Proyeksi 2022

Ke depan, Wawan memperkirakan masih banyak ketidakpastian varian Covid-19 terbaru. Alhasil, pasar masih cenderung wait and see sembari melihat perkembangan. Namun ia yakin efek ke pasar tidak dalam, lantaran program vaksinasi terus berjalan. 

Baca Juga: Atur Strategi Agar Tetap Kuat Menghadapi Serangan Omicron

Seiring asumsi pemulihan ekonomi dan kondisi yang lebih baik di tahun depan, reksadana saham diprediksi bisa mencetak return 10% tahun depan. Sementara return reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masing-masing diprediksi 6% dan 3%. 

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi menjelaskan, reksadana pendapatan tetap menjadi pilihan yang paling tepat untuk kondisi seperti saat ini. "Kondisi ini membuat investor wait and see karena kebijakan The Fed ditambah varian Covid-19 omicron," kata dia. Efeknya, investor akan mengalihkan ke aset konservatif seperti pendapatan tetap.

Reza meyakini selama varian omicron bisa dikendalikan, reksadana saham bisa menguat lagi. Desembe,r secara historis, menjadi periode positif bagi pasar saham. Ia memprediksi window dressing bisa membawa IHSG ke level 6.600-6.700. 

Reza menilai tahun depan reksadana saham bisa jadi pilihan investor. Selain itu, Reza memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan ini bisa jadi katalis positif bagi reksadana pasar uang.

Baca Juga: Panin AM andalkan aset saham untuk dongkrak kinerja reksadana campuran

Bagikan

Berita Terbaru

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Laba 26,26% Setahun: Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Buyback Menguat (11 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 11 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.906.000 per gram, tapi harga buyback Rp 1.750.000 per gram.

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:24 WIB

Trump Terus Bikin Kebijakan Kontroversial, CHF dan EUR Jadi Pelarian Investor Global

Langkah Donald Trump justru lebih merugikan ekonomi AS dan menekan mata uangnya sendiri, ketimbang berdampak negatif terhadap negara lain.​

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:16 WIB

Target Rasio Penerimaan Pajak Daerah Terancam Luput

Hingga akhir Juni 2025, pendapatan pajak daerah hanya mencapai Rp 107,7 triliun, terkontraksi 8,06% secara tahunan.

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:11 WIB

Meski Lepas dari Tarif, Tapi Jatuh ke Mulut Defisit

Mengukur potensi defisit neraca perdagangan efek negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS)  

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:07 WIB

Sejumlah Sektor Ini Masih Digelayuti Tantangan, Kinerja Kuartal II Diprediksi Melemah

Meski dibayangi sentimen negatif sektoral, sejumlah saham emiten dinilai masih menarik untuk dicermati.

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral
| Jumat, 11 Juli 2025 | 08:05 WIB

Ekonomi Juga Butuh Stimulus Bunga dari Bank Sentral

Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 15-16 Juli pekan depan   

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:38 WIB

Harga Saham UNTR Tengah Rebound, namun Potensi Kenaikan Lanjutannya Relatif Terbatas

Kinerja PT Pamapersada Nusantara serta pelemahan harga batubara global membatasi prospek PT United Tractors Tbk (UNTR).

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi
| Jumat, 11 Juli 2025 | 07:10 WIB

Harga Saham JPFA Mendaki Kala Ramai Rekomendasi Beli, Institusi Juga Rajin Akumulasi

Target harga rata-rata 12 bulan berdasar rekomendasi analis menunjukkan ada upside potential lebih dari 50%.

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:48 WIB

Anomali Saham IOTF, Naik Hampir 70% Usai Calon Pengendali Jual Sebagian Kepemilikan

Ketika PT Gaia Artha Dinamic melakukan akumulasi, harga saham PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) justru melorot. 

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko
| Jumat, 11 Juli 2025 | 06:30 WIB

Pertimbangkan Diversifikasi Investasi ke Instrumen Rendah Risiko

 Memasuki separuh kedua 2025, kinerja aset-aset investasi masih diselimuti oleh volatilitas pasar yang tinggi. 

INDEKS BERITA

Terpopuler