Saat Tepat Kembali Masuk ke Pasar Modal Indonesia

Senin, 22 April 2019 | 05:50 WIB
Saat Tepat Kembali Masuk ke Pasar Modal Indonesia
[]
Reporter: Danielisa Putriadita, Dimas Andi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyeksi hasil pemilihan umum (pemilu) pekan lalu memberi isyarat positif: time to buy Indonesia. Inilah saat tepat masuk ke pasar modal dalam negeri.

Tanda tersebut sudah tampak. Kamis (18/4), investor asing kembali membukukan net buy Rp 1,43 triliun. Kurs spot rupiah juga sempat menguat mencapai Rp 13.975 per dollar Amerika Serikat (AS) usai hitung cepat menunjukkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin memenangkan pemilu.

Persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia juga membaik. Membaiknya persepsi risiko investasi ini tercermin dari pergerakan credit default swap (CDS).

CDS Indonesia tenor 10 tahun sempat mencapai 157,85 pada Rabu (17/4). Ini merupakan level terendah selama setahun terakhir. Akhir pekan lalu (19/4), CDS kembali naik ke level 160,73.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail menilai, stabilnya CDS Indonesia menunjukkan para investor, khususnya investor asing, sudah priced in dengan segala risiko di Indonesia selama pemilu. Fundamental Indonesia yang solid juga positif bagi persepsi risiko investasi.

Apalagi, beberapa hari sebelum pemilu, pemerintah mengumumkan neraca dagang Indonesia Maret lalu surplus US$ 540 juta. Sebelumnya, cadangan devisa Indonesia Maret juga naik menjadi US$ 124,53 miliar.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro menambahkan, stabilnya kurs rupiah, dengan kecenderungan menguat, juga memberi sentimen positif.

Analis Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menilai, fundamental Indonesia yang oke membuat pasar keuangan Indonesia kian menarik. "Indonesia jadi salah satu dari sedikit negara yang mampu menjaga kestabilan PDB di tengah perlambatan ekonomi global," tulis dia di risetnya, Jumat (18/4).

Anushka Shah, VP Senior Analyst Moody's Investor Service, menyebut, kembali terpilihnya petahana berdampak positif bagi peringkat utang Indonesia. "Hal ini baik bagi kesinambungan kebijakan, terutama bauran kebijakan yang berdampak positif bagi pertumbuhan dan investasi," tulis dia, dalam riset Jumat lalu.

Yield surat utang negara (SUN) juga cenderung turun. Kamis lalu, yield SUN acuan 10 tahun di level 7,56%. Seminggu sebelumnya yield SUN 10 tahun masih di 7,65%.

Memang, di April ini hingga Selasa (16/4), kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) turun Rp 14,43 triliun jadi Rp 952,69 triliun hingga 16 April lalu. Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah menganggap fenomena ini wajar, lantaran sebelum pemilu investor masih wait and see.

Ia optimistis persepsi investor atas risiko investasi di Indonesia akan terus membaik dan diikuti masifnya dana asing ke pasar obligasi Indonesia. "Dana asing kemungkinan masuk setelah rekap suara di KPU," ujar Rio.

I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Sekuritas, menilai, SUN tenor pendek akan lebih banyak diburu investor. Sebab, investor masih khawatir ada tekanan dari proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi global.

Sejumlah analis memprediksi IHSG bisa mencapai 6.800–7.000 tahun ini. Syaratnya, tidak ada konflik dan gejolak usai pemilu.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung
| Selasa, 05 November 2024 | 15:41 WIB

ADRO Bagi Dividen Jumbo, Boy Thohir Kebagian Rp 2,67 T dari Kepemilikan Langsung

Dana dari pembagian dividen ADRO untuk mengeksekusi PUPS atas saham PT Adari Andalan Indonesia (PT AAI).

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti
| Selasa, 05 November 2024 | 11:30 WIB

The Fed Diyakini Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, di Indonesia BI Akan Mengikuti

Data inflasi AS pada September 2024, inflasi AS tercatat di kisaran 2,1% yoy, sedikit di atas target The Fed di 2,0%. 

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan
| Selasa, 05 November 2024 | 10:50 WIB

Arus Dana Asing di Pasar Keuangan Indonesia Pekan Ini Bakal Tertahan

Bank Indonesia diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada November 2024 karena rupiah sedang melemah.

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG
| Selasa, 05 November 2024 | 09:07 WIB

Dua Investor Asing Kelas Kakap Lanjutkan Aksi Penjualan Saham TAPG

Sejak Agustus 2024 sudah beredar kabar mengenai rencana Pemerintah Singapura untuk melepas kepemilikannya di TAPG.

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit
| Selasa, 05 November 2024 | 08:15 WIB

Angkutan Kargo Naik, Kinerja Hasnur Internasional Shipping (HAIS) Melejit

Sepanjang periode Januari-September 2024, HAIS berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,40%, yakni menjadi Rp 765,37 miliar

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak
| Selasa, 05 November 2024 | 08:01 WIB

Membedah Kinerja Keuangan Emiten Udang Kaesang (PMMP) yang Ruginya Membengkak

PMMP masih terikat sejumlah kontrak kerja sama, salah satunya memasok udang ke Marubeni Corporation 

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Pemerintah Pastikan Skema Subsidi Elpiji 3 Kg Tidak Berubah

Untuk penyluran subsidi elpiji dan BBM akan diubah menjadi skema bantuan langsung tunai ke masyarakat penerima.

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Mustika Ratu (MRAT) Memperkuat Ekspor ke Eropa dan Timur Tengah

Untuk memperluas pasar ekspor, Mustika Ratu turut serta dalam Indonesia Europe Business Forum (IEBF) 2024.

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek
| Selasa, 05 November 2024 | 07:50 WIB

Hasil Pemilu Presiden AS Penentu Prospek Aliran Dana Asing ke RI dalam Jangka Pendek

Jika Kemala Harris terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, maka akan lebih menguntungkan Indonesia.

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun
| Selasa, 05 November 2024 | 07:26 WIB

Hapus Kredit Macet UMKM Rp 8,7 T, Erick Thohir: Kami Usul Minimal Berusia 5 Tahun

Kebijakan hapus tagih kredit bagi petani dan nelayan menjadi salah satu prioritas bagi pemerintahan Presiden Prabowo.

INDEKS BERITA

Terpopuler