Saham Anak Usaha Lebih Menarik Minat Investor

Senin, 20 Mei 2019 | 06:54 WIB
Saham Anak Usaha Lebih Menarik Minat Investor
[]
Reporter: Yoliawan H | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini, makin banyak emiten yang melepas saham anak usahanya di bursa. Bahkan sejumlah emiten perusahaan holding akhirnya lebih berperan sebagai perusahaan investasi yang mayoritas pendapatan disumbang dari anak usaha.

Analis menilai, emiten holding memang mendapat tempat tersendiri bagi investor. Sebut saja PT Astra International Tbk (ASII). Pendapatan ASII berasal dari tujuh segmen bisnis yang dijalankan oleh anak usaha.

Penyumbang utama dari segmen otomotif sebesar Rp 25,95 triliun. Selain itu, segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, yang berada di bawah anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR) menyumbang Rp 22,62 triliun. Baik saham ASII maupun UNTR masuk dalam jajaran indeks LQ45.

Meski berbagai induk usaha yang berperan sebagai holding mengisi jajaran saham big caps, prospek saham ke depan belum tentu semenarik lini bisnis yang digarap anak usaha. Pasalnya, emiten holding biasanya mengarah sebagai perusahaan investasi dan pendapatannya ditopang anak-anak usahanya.

"Sehingga, pergerakannya juga tidak terlalu fluktuatif dibandingkan anak usahanya yang memang fokus kepada bisnis-bisnis tertentu," kata Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony, Minggu (19/5). Tetapi, perusahaan holding dengan kinerja anak usaha yang baik juga berpeluang menguat secara jangka panjang.

Emiten tumpuan

Jika investor memang bertujuan mencari capital gain atau dari pergerakan harga, Chris menyarankan masuk ke saham anak usaha. Kinerja anak usaha juga lebih mudah terlihat ketimbang holding.

Dia mencontohkan juga kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kinerja INDF tertekan karena pelemahan harga minyak sawit memukul anak-anak usaha Grup Salim di bidang CPO. Tetapi, kinerja ICBP yang bergerak di sektor konsumer tetap naik.

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, secara umum, pergerakan saham anak usaha akan lebih menarik dibandingkan dengan perusahaan holding. Ketika anak usaha menjadi tumpuan bagi induk usahanya, biasanya, harga saham anak usaha tersebut mencerminkan perusahaan holding.

Bahkan, kinerja anak usaha bisa menjadi acuan bagi grup tersebut. "Sikap pelaku pasar saat ini lebih mengarah ke anak usaha, cerminan induk usaha. Namun, secara time frame lebih cepat sehingga lebih diminati," ujar William, Minggu (19/5).

Menurut William, saham induk usaha lebih cocok untuk secara jangka panjang. Dia juga mencontohkan saham ICBP yang lebih menarik dibanding INDF. Menurut William, anak usaha yang anak usaha bisa menjadi acuan biasanya memiliki kinerja fundamental baik.

Beberapa saham pilihan Chris di antaranya ICBP dengan target harga Rp 11.000 per saham, WEGE dengan Rp 450 dan WSBP dengan target harga Rp 490 per saham.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Perusahaan Pelayaran Milik Keluarga (PJHB) Akan IPO, Pendapatannya Dalam Tren Turun
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 17:51 WIB

Perusahaan Pelayaran Milik Keluarga (PJHB) Akan IPO, Pendapatannya Dalam Tren Turun

Perusahaan pelayaran asal Samarinda, PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) akan menggalang dana demi membangun tiga kapal pengangkutan baru.

Bagaimana Properti & Saham Bikin 52 Juta Orang Jadi Jutawan Global
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:20 WIB

Bagaimana Properti & Saham Bikin 52 Juta Orang Jadi Jutawan Global

Pada 2024, UBS mencatat 52 juta everyday millionaire global dengan kekayaan bersih US$ 1 juta‑US$ 5 juta. Siapa mereka?

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:50 WIB

Tera Data Indonusa (AXIO) Membidik Penjualan Tumbuh 20% Tahun Ini

Realisasi kinerja perusahaan memasuki semester kedua sudah sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan.

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Hasrat Pemerintah Garap Mobil Nasional

Pemerintah membuka peluang mobil buatan Indonesia masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan hal ini akan dibahas di internal pemerintah.

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan

Penerbitan aturan yang tidak mepet dengan periode puncak akan mengubah pola pembelian tiket oleh masyarakat.

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 08:04 WIB

Di Balik Polemik Utang Megaproyek Whoosh

Kebiasaan dan pola lama penyelesaian proyek yang membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sudah tentu harus dikaji ulang.

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:57 WIB

Waspada, Pasar Kripto Diprediksi Masih Bergerak Bearish Hingga Akhir Oktober 2025

Investor masih menunggu rilis data inflasi AS pada 24 Oktober serta hasil pertemuan The Fed pada 28-29 Oktober 2025.​

Nihil Efek BI Rate
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:56 WIB

Nihil Efek BI Rate

Banyak bank masih menawarkan bunga deposito yang relatif besar untuk menjaga likuiditas dan menarik dana masyarakat.

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:45 WIB

Bundamedik (BMHS) Merawat Kinerja Tetap Sehat

BMHS menyiapkan langkah strategis untuk tahun depan, termasuk pengembangan layanan kesehatan preventif dan klinik komunitas di area publik.

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026
| Kamis, 23 Oktober 2025 | 07:36 WIB

Pemulihan Sektor Properti Tertahan, Momentum Perbaikan Diperkirakan Baru di 2026

Penguatan harga saham sejumlah emiten properti sepekan terakhir dilatarbelakangi faktor technical rebound.

INDEKS BERITA

Terpopuler